Liputan6.com, Jakarta Harga emas bergerak beragam pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dalam perjalanan ke penurunan mingguan ketiga berturut-turut karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga yang mengancam selera untuk aset yang tidak menghasilkan.
Sementara kenaikan pajak impor India pada emas batangan juga mengurangi prospek permintaannya.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/7/2022), harga emas dunia di pasar spot diperdagangkan datar di USD 1.806,5 per ounce dan turun lebih dari 1 persen untuk minggu ini. Sedangkan harga emas berjangka AS naik sedikit lebih tinggi ke USD 1.807,7.
“Dolar adalah fakta terbesar yang menekan emas, dengan gambaran yang lebih besar adalah kenaikan suku bunga,” kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Dunia di TIAA Bank.
Investor juga tampaknya lebih memilih keamanan dolar di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi pada hari Jumat, dengan kenaikan mata uang juga membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Kebijakan moneter hawkish dari bank sentral terkemuka telah mendorong emas, yang tidak dikenakan bunga, ke kuartal terburuk dalam lebih dari setahun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak India
Sementara itu, India, konsumen emas batangan terbesar kedua di dunia, menaikkan bea masuk dasar emas menjadi 12,5 persen dari 7,5 persen dalam upaya untuk menurunkan defisit perdagangan.
"Ini akan segera mempengaruhi permintaan, meskipun kuartal ketiga biasanya melihat pembelian fisik yang kuat di tengah festival," kata Ajay Kedia, direktur Kedia Commodities di Mumbai.
Toko emas fisik di India menawarkan diskon besar minggu ini karena permintaan tetap lemah, dengan kenaikan pajak kemungkinan akan melemahkan minat lebih lanjut.
Beberapa pelanggan ritel AS juga 'mengencangkan ikat pinggang' mempertanyakan prospek pertumbuhan dan inflasi umum, kata Gaffney dari TIAA.
Di tempat lain, harga perak turun 1,96 persen menjadi USD 19,85, sementara harga spot platinum turun 0,6 persen menjadi USD 888,59 per ounce, dan menghadapi penurunan mingguan keempat berturut-turut.
Sedangkan harga Palladium naik 1,16 persen pada USD 1,959,6, naik untuk minggu ini.
Advertisement
Harga Emas Dunia Hari Ini Susut Gara-gara 2 Hal
Kemarin, harga emas dunia kembali kehilangan kekuatannya. Harga emas hari ini di pasar global menuju kuartal terburuknya dalam lima kuartal dipicu penguatan Dolar AS dan retorika hawkish dari bank sentral mengikis daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Melansir laman CNBC, Jumat (1/7/2022), harga emas dunia di pasar spot gold turun 0,6 persen menjadi USD 1.807,11 per ounce. Ini mencatat penurunan lebih dari 6 persen secara kuartalan, dan penurunan bulanan ketiga berturut-turut.
Enam+00:00VIDEO: Catat! 11 Daerah Ini Diwajibkan Beli Pertalite dan Solar Pakai MyPertamina Adapun harga emas berjangka AS turun 0,5 persen menjadi USD 1.807,7. “Emas menderita karena sikap agresif bank sentral, terutama Federal Reserve, mengirimkan keinginan kuat mereka untuk mengendalikan inflasi terlepas dari rasa sakit yang mungkin timbul dalam perekonomian secara luas,” kata Ricardo Evangelista, Analis Senior ActivTrades.
"Menurunkan inflasi yang tinggi di seluruh dunia akan menyakitkan dan bahkan dapat menghancurkan pertumbuhan, tetapi itu harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah pertumbuhan harga yang cepat mengakar," kata Kepala Bank Sentral top dunia, ketika mereka berkumpul di konferensi tahunan ECB di Portugal.
Biasanya, emas cenderung bekerja dengan baik pada saat inflasi tinggi, tetapi investor akan khawatir tentang memarkir modal mereka di sesuatu yang tidak menghasilkan apa-apa, Evangelista menambahkan.
Indeks Dolar
Mengurangi daya tarik emas, indeks dolar melayang di dekat puncak dua dekade terakhir. Ini diprediksi bisa mencatatkan kuartal terbaiknya dalam lebih dari lima tahun, membuat emas yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Kinerja Bullion pada kuartal kedua menghapus kenaikan yang dibuat di awal tahun, ketika konflik Ukraina-Rusia mengangkat permintaan untuk safe haven, dengan harga kembali di sekitar level yang mereka mulai tahun 2022 di atas USD 1.800.
Data inflasi zona euro dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat, dan menurut Commerzbank, akan menarik "untuk melihat apakah ECB akan memikirkan kembali sikapnya jika tingkat inflasi ternyata lebih tinggi dari yang diharapkan."
Advertisement