Berkenalan dengan Tiga Wasit Wanita Pencetak Sejarah di Piala Dunia 2022

Pierluigi Collina, mantan wasit terkenal Italia yang sekarang menjabat sebagai ketua komite wasit FIFA, mengatakan bahwa penunjukkan sang pengadil lapangan di Piala Dunia berdasarkan kualitas. Bukan gender.

oleh Muhammad Yanto diperbarui 03 Jul 2022, 09:00 WIB
Sebagai ofisial keempat dipercayakan kepada Stephanie Frappart, wasit asal Prancis yang menjadi wasit wanita pertama yang menjadi pengadil dalam Piala Super Eropa dan partai Liga Champions. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)

Liputan6.com, Jakarta- Tiga wasit wanita telah ditunjuk oleh FIFA untuk memimpin pertandingan putaran final Piala Dunia 2022 Qatar 21 November - 18 Desember

FIFA telah merilis daftar 36 wasit yang akan diberi kepercayaan untuk memimpin total 64 pertandingan Piala Dunia dari 32 tim nantinya.

32 wasit ini akan didampingi 64 asisten wasit dan juga 24 ofisial video pertandingan yang akan bertanggung jawab di ruang kontrol VAR (video assistant referee).

Menariknya, FIFA memasukan tiga nama wasit wanita dan tiga asissten wasit wanita di Piala Dunia 2022 Qatar.

Ketiga wasit tersebut adalah, Stéphanie Frappart dari Prancis; Salima Mukansanga dari Rwanda dan Yoshimi Yamashita dari Jepang.

Mereka akan menjadi wanita pertama yang memiliki kesempatan untuk memimpin pertandingan Piala Dunia pria dalam 92 tahun sejarah kompetisi tersebut.

Adapun ketiga asisten wasit wanita yang ditunjuk FIFA adalah Neuza Back dari Brasil, Karen Díaz Medina dari Meksiko dan Kathryn Nesbitt dari Amerika Serikat.

Pierluigi Collina, mantan wasit terkenal Italia yang sekarang menjabat sebagai ketua komite wasit FIFA, mengatakan bahwa penunjukkan sang pengadil lapangan di Piala Dunia berdasarkan kualitas.

"Kualitaslah yang penting bagi kami dan bukan gender. Saya berharap di masa depan, pemilihan ofisial pertandingan elit putri untuk kompetisi penting pria akan dianggap sebagai sesuatu yang normal dan tidak lagi sensasional," kata Colina, dilansir Telegraph.

"Mereka pantas berada di Piala Dunia FIFA karena mereka terus-menerus tampil di level yang sangat tinggi, dan itulah faktor penting bagi kami," ucapnya.


Stephanie Frappart

Illya Zabarnyi dari Dynamo Kiev mendapat kartu kuning dari wasit Stephanie Frappart pada pertandingan sepak bola grup G Liga Champions antara Juventus dan Dinamo Kiev di Allianz Stadium di Turin, Italia, Rabu, 2 Desember 2020. (Marco Alpozzi / LaPresse vi

Stephanie Frappart telah berulang kali membuat sejarah dalam sepak bola pria. Sebelumnya dia menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan besar Eropa pria yakni Piala Super antara Chelsea melawan Liverpool pada 2019.

Dia juga membuat terobosan baru sebagai wanita pertama yang memimpin pertandingan Liga Champions pria di tahun berikutnya.

Dia memimpin laga Juventus di kontra Dynamo Kiev, dan pada tahun 2021 dia menjadi wasit wanita pertama untuk kualifikasi Piala Dunia pria saat dia memimpin pertandingan Belanda vs. Latvia.


Salima Mukansanga

Mukansanga, 33, membuat sejarah dengan menjadi wasit dalam pertandingan Zimbabwe vs Guinea. (AP/Themba Hadebe)

Salima Mukansanga dari Rwanda juga telah mencatatkan namanya dalam sejarah sepak bola Afrika, setelah menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan Piala Afrika awal tahun ini.

Dia melakukannya bersama tim ofisial yang semuanya perempuan, untuk pertandingan antara Guinea dan Zimbabwe, di mana pemain Liverpool Naby Keita mencetak gol individu yang menakjubkan dalam pertandingan yang menghasilkan enam kartu kuning tersebut.

Mukansanga, yang juga memimpin pertandingan di Olimpiade dan Piala Dunia Wanita, menjadi salah satu dari empat wanita yang ditunjuk sebagai ofisial turnamen AFCON tahun ini.


Yoshimi Yamashita

Selain itu, Yoshimi Yamashita juga menjadi wasit perempuan pertama yang memimpin pertandingan J-League dan juga Liga Champions Asia. (AFP/Sai Aung Main)

Yoshimi Yamashita dari Jepang sebelumnya menjadi sorotan ketika dia menjadi wanita pertama yang memimpin laga Liga Champions Asia pria.

Dia memimpin laga ketika Melbourne City bertemu Jeonnam Dragons dari Korea Selatan bulan lalu. Dia juga memimpin dua pertandingan di Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis.

 


Penerapan Teknologi Offside

Wasit Jerman, Deniz Aytekin, mengecek layar VAR (Video Assistant Referee) pada laga persahabatan antara Inggris versus Italia di London, 27 Maret 2018. (AFP/Ian Kington)

FIFA telah menyetuji untuk menerapkan teknologi offside semi-otomatis untuk Piala Dunia 2022 Qatar 21 November-18 Desember ini.

Fungsinya teknologi ini akan mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk menentukan offside dengan akurat di setiap pertandingan Piala Dunia 2022.

Saat ini 70 detik adalah waktu rata-rata yang diperlukan lewat Video Assistant Referee [VAR]. Dan dengan adanya teknologi baru ini waktu bisa diringkat menjadi 25 detik.

Menariknya, Animasi 3D dari situasi offside akan ditampilkan di layar lebar stadion yang memungkinkan suporter melihatnya.

Nantinya, sebanyak 12 kamera ditempatkan di bawah atap stadion akan melacak 29 bagian tubuh setiap pemain. Sementara sensor akan ditempatkan di bola Adidas World Cup dan merekam data 500 kali per detik.

Teknologi kemudian akan memberi tahu para petugas. Delapan orang akan berada di ruang VAR setiap pertandingan di Piala Dunia Qatar untuk turnamen tersebut.

Setelah diketahui hasilnya, VAR akan meneruskannya ke wasit. Wasit kemudian bisa mengeceknya lagi lewat layar di pinggir lapangan, untuk membuat keputusan final soal offside atau tidaknya seorang pemain.

Trafik kunjungan e-commerce saat Piala Dunia 2018 (Infografis: Shopback)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya