Pemkab Aceh Timur Imbau Warga Tak Sebar Hoaks tentang Wabah PMK

Masyarakat juga diminta bekerja sama dan memberi dukungan penanganan penyakit mulut dan kuku agar tidak meluas.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 02 Jul 2022, 14:00 WIB
Pedagang memberi makan hewan kurban yang dijual di Cipulir, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Menjelang Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban seperti sapi, kerbau, dan kambing kembali bergeliat meski sedang mewabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur, Lukman mengimbau, masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau hoaks seputar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Kami imbau masyarakat jangan panik. Terlebih lebih mendengar isu tidak jelas menyangkut wabah PMK. Kami juga mengingatkan masyarakat tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks karena hal itu dapat membuat masyarakat panik dan resah," kata Lukman dilansir dari Antara, Sabtu (2/7/2022).

Lukman juga mengajak, semua elemen masyarakat bekerja sama dan memberi dukungan penanganan penyakit mulut dan kuku agar tidak meluas.

Lukman meminta, masyarakat jika mendapati informasi ada hewan ternak, khususnya sapi dengan gejala penyakit mulut dan kuku agas segera melapor ke petugas kesehatan terdekat.

"Kami akan menindaklanjuti setiap laporan masyarakat terkait wabah penyakit mulut dan kuku, sehingga bisa ditangani secepat mungkin serta dilakukan upaya pencegahannya," ucap dia.

Cara mudah untuk mencegah penularan PMK, kata Lukman, yakni dengan menjaga kebersihan kandang dan tidak melepasliarkan hewan ternak.

"Wabah penyakit mulut dan kuku ini tidak berbahaya. Namun saat terjangkit, hewan ternak harus diobati secara teratur. Cara mencegahnya dengan membersihkan kandang dan tidak membiarkan kandang berair atau berlumpur," tambah Lukman.

Lukman mengatakan, sebanyak 1.171 ekor sapi di Kabupaten Aceh Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku. Dari jumlah tersebut, 635 ekor di antaranya dinyatakan sembuh setelah ditangani dengan pemberian antibiotik, antipiretik, dan vitamin.

Menurut Lukman, meskipun saat ini kasus PMK di Kabupaten Aceh Timur mulai menurun, tetap, pihaknya kini masih terus mengupayakan kesembuhan ternak-ternak yang terindikasi penyakit tersebut.

Selain obat-obatan, kata Lukman, pihaknya juga membutuhkan ribuan dosis vaksin PMK. Pemberian vaksin tersebut sebagai langkah pencegahan meluasnya penyakit menyerang hewan ternak tersebut.

"Vaksin itu nantinya diperuntukkan untuk sapi yang kondisinya sehat guna mengantisipasi penyebaran PMK. Untuk yang sakit akan diberikan vitamin dan antibiotik," tutup Lukman.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya