Liputan6.com, Jakarta - Revitalisasi Kampung Pasar Gembrong diketahui memakan biaya Rp7,6 miliar dengan sumber anggaran dana infak umat muslim. Menanggapi hal itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menilai hal tersebut tidak ada salahnya.
“Kebetulan kalau memang di Pasar Gembrong tersebut membutuhkan, saya kira tidak ada yang salah,” kata Ahmad Riza Patria, Jumat (1/7/2022) malam.
Advertisement
Dana tersebut nantinya dikumpulkan melalui Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta saat Pemprov DKI Jakarta menggelar salat Ied Idulfitri 1443 H di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, pada 2 Mei 2022 lalu.
"Sejauh itu semua sangat terbuka dan transparan, yang penting bukan untuk kepentingan pribadi orang per orang,” imbuhnya.
Digunakan Untuk Kepentingan Umum
Ariza menjelaskan, dana untuk revitalisasi yang bersumber dari dana infak dari para jemaah tidak akan menimbulkan masalah. Sebab, hal itu digunakan untuk kepentingan masyarakat umum.
Ia mencontohkan, para jemaah yang biasa menyumbang ke masjid atau musalah, tentunya dana itu dapat digunakan untuk biaya operasional rumah ibadah tersebut.
“Namun kalau di JIS dana infaknya kan tidak untuk perbaikan masjid atau musalah di situ atau operasional di situ, tapi digunakan untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Advertisement
Bangun Kampung Gembira Gembrong
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan resmi memulai revitalisasi pemukiman korban kebakaran di kawasan Pasar Gembrong yang ditargetkan rampung pembangunannya pada September 2022.
Peresmian proyek revitalisasi ini diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam kesempatan itu Anies juga mengambil bagian untuk meletakkan batu pertama.
"Alhamdulillah pagi ini kita melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Kampung Gembrong ini dan rencananya dinamai Kampung Gembira Gembrong," kata Anies Baswedan, di Pasar Gembrong.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan, pembangunan permukiman warga Pasar Gembrong akan memakan biaya sebesar Rp7,6 miliar dengan sumber anggaran dari Baznas Bazis Jakarta.
Sumber: Alma Fikhasari/Merdeka.com