Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kekhawatiran privasi data, Google mengatakan akan menghapus klinik aborsi dan fasilitas lainnya dari riwayat lokasi pengguna.
Setelah putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat mencabut hak aborsi, Google dan raksasa teknologi lainnya sebagian besar masih bungkam tentang bagaimana mereka akan menangani permintaan data pengguna dalam penyelidikan terkait aborsi.
Advertisement
Pakar privasi telah menandai sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh Google dan platform lain--khawatir akan disalahgunakan oleh penegak hukum dan kelompok anti-aborsi.
Dalam posting blog baru, dikutip dari Engadget, Sabtu (2/7/2022), Google menyatakan bakal mencoba untuk menghapus lokasi dari riwayat lokasi pengguna segera setelah mereka berkunjung ke klinik aborsi.
Perusahaan tak menjelaskan bagaimana tepatnya akan mengidentifikasi lokasi-lokasi ini, atau berapa lama pemindahan akan dilakukan. Google mengatakan proses yang sama juga akan berlaku untuk kunjungan ke fasilitas kesehatan jenis lain.
“Beberapa tempat yang dikunjungi orang--termasuk fasilitas medis seperti pusat konseling, tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga, klinik aborsi, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, klinik bedah kosmetik, dan lain-lain--bisa sangat pribadi,” tulis Google.
“Hari ini, kami mengumumkan jika sistem kami mengidentifikasi bahwa seseorang telah mengunjungi salah satu tempat ini, kami akan menghapus entri ini dari Riwayat Lokasi segera setelah mereka berkunjung,” sambungnya.
Perusahaan juga mengatakan bahwa Fitbit akan memperbarui aplikasinya sehingga pengguna dapat menghapus informasi pelacakan menstruasi mereka secara massal dari layanan tersebut.
Aplikasi pelacakan periode lainnya juga berjanji untuk menambahkan fitur privasi dan keamanan baru dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran meningkat aplikasi pelacakan siklus dapat menjadi target investigasi penegakan hukum.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Facebook dan Instagram Hapus Unggahan yang Tawarkan Pil Aborsi
Facebook dan Instagram menghapus unggahan dari pengguna yang berjualan pil aborsi. Menurut Meta, unggahan yang menawarkan pil aborsi telah melanggar kebijakan tentang farmasi.
Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v Wade pada Jumat lalu. Sekadar informasi, dengan membatalkan Roe v Wade, aborsi di AS menjadi hal yang terlarang untuk kasus apa pun.
Setelah itu, pengguna media sosial berbagi unggahan yang menawarkan untuk mengirim pil aborsi kepada orang-orang yang akan melakukan aborsi.
Mengutip The Verge, Rabu (29/6/2022), setelah dicabutnya aturan tersebut, pengguna yang mengunggah atau menawarkan pil aborsi di Facebook atau Instagram menemukan unggahan mereka dihapus atau dibatasi oleh penyedia platform. Demikian menurut Motherboard dan Associated Press.
Sebuah percobaan yang dilakukan oleh reporter Associated Press dengan menawarkan untuk mengirimkan pil aborsi di Facebook dihapus hanya satu menit setelah diunggah. Begitu juga dengan percobaan yang dilakukan oleh reporter The Verge yang menawarkan pil aborsi.
Sebelumnya, kebijakan barang terbatas Meta juga melarang obat-obatan ada di platformnya. Larangan juga berlaku untuk penjualan, pemberian hadiah, hingga transfer senjata api, dan ganja.
Meski begitu, uji unggah yang dilakukan AP dan The Verge pada unggahan yang menawarkan senjata dan ganja tidak dihapus oleh Facebook.
Advertisement
Medsos Jadi Alat Utama Tawarkan Pil Aborsi
Menanggapi hal ini, juru bicara Meta Andy Stone mentweet, "konten yang mencoba untuk membeli, menjual, memperdagangkan, memberi hadiah, meminta atau menyumbangkan obat-obatan tidak diperbolehkan (di platform Meta)."
Stone mengatakan, unggahan berisi informasi tentang "keterjangkauan dan aksesibilitas obat resep diperbolehkan (di platform Meta) dan bahwa perusahaan tengah memperbaiki contoh penegakan yang salah."
Meta tidak segera menanggapi permintaan klarifikasi tentang bagaimana kebijakan tersebut ditegakkan dan perbedaannya.
Sekadar informasi, pada hari-hari setelah Roe dibatalkan, media sosial menjadi alat utama dalam menyebarkan berita tentang sumber daya aborsi yang tersedia.
Namun, keputusan moderasi oleh perusahaan medsos menyebabkan beberapa penyedia sumber daya utama kehilangan akses ke platform mereka karena kebutuhan menjadi sangat tinggi.
Sebuah situs yang memungkinkan pasien mencari penyedia perawatan, Abortion Finder, sempat dihentikan sementara dari Instagram. NBC News menyebut, hal ini karena Meta berdalih di bawah kebijakan barang yang dibatasi (di platformnya). Kini akun tersebut sudah dipulihkan kembali.
Infografis skandal kebocoran data Facebook
Advertisement