Liputan6.com, Jakarta Faktor utama yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah startup adalah product-market fit (PMF). Sebuah startup dapat dikatakan memiliki PMF ketika produk mereka bisa menjadi solusi yang tepat terhadap target pasar yang dipilih.
Pencapaian PMF merupakan proses yang berkelanjutan, dengan tujuan para pengguna bisa menggunakan produk startup sebagai sebuah kebutuhan dan keharusan.
Advertisement
"Tanpa mencapai tahap PMF, startup kemungkinan besar akan kesulitan melanjutkan operasinya," dikutip dari keterangan tertulis Impactto, Sabtu (2/7/2022).
Menurut data Startup Genome tahun 2019, 9 dari 10 startup di dunia gagal menghasilkan keuntungan dan akhirnya bangkrut. Mayoritas umur perusahaan rintisan (70 persen) mentok pada usia sepuluh tahun.
Sebanyak 50 persen gagal di tahun kelima, 30 persen gagal di tahun kedua, dan 10 persen bubar pada tahun pertama. Alasan utama kegagalan ini (34 persen) adalah tidak tercapainya product-market fit.
Untuk bisa bertahan lama, startup ditantang untuk tidak hanya memahami dan mengidentifikasi masalah yang ada, namun bisa merancang pemecahan masalah menjadi fitur atau produk/jasa yang efektif.
PMF kerap menjadi tantangan pada startup tahap awal, karena banyak pendiri startup yang membutuhkan practical knowledge dalam memahami masalah nyata dan membangun fitur yang tepat sasaran.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Program Inkubasi
Hal inilah yang melatarbelakangi pendirian ImpacttoBuild, sebuah program inkubasi yang dibentuk oleh platform startup kolektif Impactto.
Misi utamanya adalah membantu startup-startup tahap awal (early-stage) dalam proses mencapai PMF. Berbeda dari program inkubasi pada umumnya yang memberikan kurikulum seragam untuk semua peserta, ImpacttoBuild fokus menggali dan mendiagnosa pain points masing-masing startup untuk merancang kurikulum yang terpersonalisasi serta sesuai kebutuhan startup terpilih.
“Impactto percaya masih ada banyak miskonsepsi di dunia startup, misalnya founders yang belum memiliki practical knowledge dalam membangun startup, belum memiliki product roadmap konkrit, hanya berfokus pada penggalangan dana tanpa proyeksi yang jelas, dan banyak lagi. Hal-hal ini merupakan ‘musuh’ (foe) yang harus diatasi bersama," ujar Associate Impactto & Program Manager ImpacttoBuild, Ariance Valentina.
Program ImpacttoBuild Batch pertama telah melakukan seleksi dan memilih 20 startup yang sedang dalam proses diagnosis data traction dan pain points.
Sesi diagnosis ini bertujuan untuk mendalami tantangan yang dihadapi startup peserta dan bagaimana kemajuan tim dalam perancangan solusinya.
Selanjutnya, 5 startup dari 20 startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan terarah melalui proses 1-on-1 Coaching Sessions dengan Coach Impactto dan Impactto Partner and Team.
Mereka juga akan mendapatkan tech support dari program ImpacttoBuild. Coach-coach yang dihadirkan berasal dari kalangan startup-startup yang sudah terbukti menemukan masalah dan solusi yang tepat untuk pasar masing-masing, seperti Sociolla, Halodoc, Xendit, HappyFresh, Tiket.com, dan SIRCLO.
Setelah menuntaskan pelatihan tersebut, kelima startup akan membagikan profil, pengalaman, serta pertumbuhan yang dialami selama program di acara puncak ImpactDay, yang akan tayang secara live di akun youtube Impactto.
"Mindset yang tepat akan menjadi kunci dalam memicu inovasi dan mendukung para founders untuk meraih PMF dan menyukseskan bisnis mereka,” ungkap dia.
Advertisement
Bantu Startup
Untuk menyukseskan program ini, Impactto sendiri bekerja sama dengan beragam Innovation Partner. Mereka adalah mitra inovasi dengan visi yang sejalan dengan program ImpacttoBuild, yakni untuk membantu para startup tahap awal mendapatkan PMF agar dapat berkembang lebih pesat dan secara berkelanjutan (sustainable).
Saat ini para Innovation Partner dari ImpacttoBuild adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, Midtrans, WGSHub, dan Panasonic.
Masing-masing Innovation Partner memiliki perannya sendiri dalam menyediakan dukungan bagi peserta.
“Misalnya, partner kami WGSHub berupaya membantu startup tahap awal dengan cara menyalurkan talenta ahli teknologi yang nantinya dapat membantu proses pembangunan produk/teknologi. Tidak hanya itu, Midtrans sebagai payment gateway, dapat membantu menyediakan solusi pembayaran digital yang bisa mengakselerasi sistem finansial mereka,” tambah Ariance.
Di batch pertama tahun 2022, ada 20 startups yang telah terpilih untuk dapat mengikuti Exclusive Group Coaching yaitu Krealogi, Mindtera, Depatu, Citcall, Shafiq, Paidbaq, Arsitag, Minapoli, Chatat.id, NOBI, Automa, AFIN by Amiga, Framework Hospitality Management (Alterstay), Alteacare, Kukerja, DotX, Sustaination, Paw.id, Sekitar, dan Midas.
Nantinya, semua startup yang mengikuti ImpacttoBuild juga akan tergabung di ImpacctoCollective, platform dan wadah berkumpul bagi praktisi startup se-Indonesia untuk saling berbagi ilmu dan best practices.