Cerita Warga Korban Erupsi Semeru Jalan Kaki Temui Presiden Jokowi di Jakarta

Mereka hendak menyampaikan aspirasinya secara langsung agar bisa membongkar tanggul yang menjadi penyebab banjir erupsi

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2022, 02:00 WIB
Tiga warga Lumajang korban erupsi semeru aksi jalan kaki menuju Jakarta telah tiba di Cirebon. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Tiga warga korban Erupsi Gunung Semeru dari Desa Desa Sumberwuluh Kecamaran Candipuro Lumajang Jawa Timur menggelar aksi jalan kaki menuju Jakarta.

Warga Lumajang tersebut diketahui bernama Supangat (52), Nur Kholik (40) dan Masbud (36) itu ingin bertemu Presiden Jokowi dan menyampaikan aspirasi secara langsung. 

Mereka hendak menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada Jokowi agar bisa segera memerintahkan untuk membongkar tanggul yang menjadi penyebab melubernya banjir erupsi di Lumajang beberapa waktu lalu.

"Berkali-kali kami menyampaikan keberatan dengan adanya tanggul yang dibuat oleh pengusaha tambang pasir tersebut, tapi tidak pernah direspon," kata Supangat, saat berada di Cirebon, Minggu (3/7/2022).

Supangat menuturkan, ada delapan tanggul yang dibuat oleh pengusaha tambang pasir di desanya. Namun, posisi tanggul melintang menutupi arus sungai.

Tanggul tersebut dibuat, agar pasir-pasir yang terbawa oleh banjir, bisa tersangkut dan mengendap dilokasi tanggul. Sehingga nantinya, mempermudah para penambang untuk mengeruk pasir.

"Namun imbasnya, lahar dingin dan erupsi, berbelok ke perkampungan. Sehingga puluhan rumah di desa saya tenggelam karena lumpur," kata Supangat.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Solusi

Supangat mengungkapkan, kehawatiran dirinya akibat dibangunnya tanggul oleh penambang pasir tersebut, sudah pernah disampaikan kepada pemerintah setempat, sebelum erupsi terjadi.

Sampai akhirnya, ketakutan yang dihawatirkan oleh Supangat terbukti. Erupsi besar Gunung Semeru terjadi. 

Aliran erupsi yang biasanya mengalir lancar, tertahan oleh tanggul-tanggul yang dibuat oleh para penambang.

"Membuat aliran erupsi itu berbelok ke perkampungan dan memakan puluhan korban jiwa," kata Supangat.

Jika tanggul tersebut terus berdiri dan dibiarkan, maka kecemasan masyarakat sekitar tidak akan berhenti. Masyarakat selalu hawatir jika ada erupsi atau lahar dingin tiba.

Ia berharap, pimpinan tertinggi di negara ini, bisa memberikan respon dan solusi, atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Sumberwuluh.

"Kalau ke Pemkab Lumajang, kami sudah capek. Tidak pernah memberikan solusi. Makannya, kami nekat ke Jakarta," kata Supangat. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya