Ledakan Kilang ExxonMobil Murni Kecelakaan

Ledakan dan kebakaran di kilang minyak ExxonMobil di lepas pantai New York, AS, dinyatakan murni kecelakaan. Korban tewas kebakaran di West Warwick, Rhode Island, menjadi 95 orang.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Feb 2003, 14:19 WIB
Liputan6.com, New York: Menyusul insiden di kilang minyak ExxonMobil di lepas pantai New York, Amerika Serikat, Jumat (21/2) pagi waktu setempat, Walikota Michael Bloomberg menyatakan peristiwa itu adalah murni kecelakaan industri yang tragis. Pernyataan Walikota New York ini berarti menguatkan hasil penyelidikan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) yang menemukan tak ada unsur terorisme dalam ledakan disusul kebakaran di kilang milik perusahaan minyak internasional tersebut [baca: FBI: Ledakan Kilang Minyak Bukan Aksi Teroris].

Bloomberg juga menyatakan, sejauh ini, tak ada bukti dan alasan yang menunjukkan kemungkinan unsur terorisme dalam kejadian di kilang ExxonMobil. Seperti diketahui, ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 10.10 waktu New York atau pukul 22.10 WIB. Dalam ledakan yang guncangannya terasa hingga radius 25 kilometer itu, seorang ditemukan tewas di perairan. Sedangkan satu orang dilaporkan menderita luka bakar serius dan tiga lainnya dinyatakan hilang.

Kendati dinyatakan sebagai kecelakaan murni, pihak FBI akan terus menyelidiki kemungkinan lain. Ini mengingat kilang minyak tersebut adalah tipe infrastruktur yang biasanya menjadi target sasaran teroris. Sekadar diketahui, kilang minyak ini berlokasi di ujung selatan Staten Island. Tepatnya, didekat Jembatan Outerbridge Crossing yang menghubungkan pulau itu dengan Kota Woodbridge, New Jersey.

Hingga saat ini, berita kebakaran kilang minyak ini mengakibatkan proyeksi harga minyak mentah AS meningkat lebih dari US$ 1 per barel. Harga untuk bulan April di New York Mercantile Exchange, misalnya, meningkat ke batas tertinggi dalam satu hari menjadi US$ 35,95 atau meningkat US$ 1,21.

Sementara di klub malam Station di West Warwick, Rhode Island, korban kebakaran bertambah lagi menjadi 10 orang. Dengan begitu, jumlah keseluruhan korban tewas hingga kini mencapai 95 orang. Kebakaran yang disebabkan semburan kembang api dari aksi panggung konser musik cadas grup Great White terjadi pada Kamis sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Saat itu, sekitar 200 orang diperkirakan memenuhi klub malam yang tengah menggelar konser kelompok musik aliran heavy metal tersebut [baca: Kebakaran di West Warwick Menewaskan 86 Orang].

Namun, pertunjukan ini lepas kendali. Kembang api menyembur ke langit-langit dan menyentuh bahan styrofoam atau busa di dinding belakang panggung. Sejumlah lampu sorot pun pecah dan kebakaran menjalar ke seluruh ruangan. Ironisnya, para pengunjung mengira kebakaran adalah bagian dari pertunjukan sehingga mereka lambat menyelamatkan diri. Ratusan korban luka-luka--pada laporan terakhir mencapai angka 180 jiwa--segera dilarikan ke berbagai rumah sakit. Bahkan, hingga ke luar kota, seperti Boston dan Massachussetts.

Negeri Paman Sam nampaknya tengah dirundung duka. Betapa tidak, dalam sepekan terakhir, sedikitnya 120 orang warganya tewas dalam empat tragedi yang terjadi di Negara Adidaya tersebut. Senin pekan ini, 21 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam sebuah kerusuhan yang menimbulkan kepanikan di sebuah klub malam di Chicago. Peristiwa ini dipicu tindakan petugas keamanan setempat yang menyemprotkan cairan lada untuk membubarkan sebuah perkelahian.

Keesokan harinya, pemerintah AS juga mengumumkan keadaan darurat di dua negara bagian yaitu New York dan Washington. Ini menyusul badai salju yang menewaskan sedikitnya 20 orang dan berakibat putusnya 235 ribu jaringan listrik di berbagai kota di Negeri Adidaya itu.

Tragedi berikutnya terjadi pada Jumat kemarin dalam sebuah konser musik cadas di West Warwick, Rhode Island. Sebanyak 95 orang dilaporkan tewas dan 180 lainnya mengalami luka-luka akibat api yang menjalar dengan cepat. Terakhir adalah ledakan dan kebakaran di kilang minyak raksasa milik ExxonMobil di New York.(ANS/Idr)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya