Liputan6.com, Jakarta - Tagar Jangan Percaya ACT (#JanganPercayaACT) ramai menjadi perbincangan warganet di Twitter sejak Minggu, (3/7/2022). Bahkan, tagar tersebut sempat menjadi Trending Topic di Indonesia.
Setelah ditelusuri, tagar itu ternyata merujuk pada salah satu badan amal dan kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT). Tagar itu ramai setelah muncul laporan majalah Tempo edisi Sabtu, 2 Juli 2022.
Advertisement
Dalam laporan berjudul Kantong Bocor Dana Umat tersebut, Tempo memberitakan mengenai kondisi ACT limbung karena sejumlah penyelewengan. Pendiri dan pengelolanya pun diduga memakai donasi masyarakat untuk keperluan pribadi.
Sontak, laporan tersebut menjadi topik banyak dibicarakan di Twitter. Dari situ, muncul tagar Jangan Percaya ACT (#JanganPercayaACT) yang perbincangannya lantas terus bergulir di linimasa.
Beberapa warganet mengaku kaget dengan laporan tersebut, mengingat sepak terjang ACT yang dikenal kredibel sebagai badan amal. Karenanya, ada beberapa warganet yang menyebut agar laporan ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
"#JanganPercayaACT semoga ini tidak terbukti.. kalau terbukti, beneran bikin sakit hati...semoga tidak terjadi...biar pengadilan yang memutuskan.. hukum berat biar ada efek jera buat pelakunya," tulis salah seorang warganet.
Sementara, ada pula warganet yang terang-terangan mengaku sudah ragu untuk melakukan donasi lewat ACT. Karenanya, ia lebih memilih berdonasi ke orang yang membutuhkan, seperti panti asuhan atau panti jompo.
Untuk diketahui, ACT sendiri resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan sejak 21 April 2005. ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat hingga ke program pemulihan pascabencana.
Selain itu, ACT juga memiliki program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, termasuk program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat, dan Wakaf. Dikutup dari situs resminya, ACT juga didukung donatur publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalaah kemanusian termasuk CSR.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bantu Kebutuhan Masyarakat, ACT dan MUI Gelar Operasi Pangan Murah
Di sisi lain, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menginisiasi Operasi Pangan Murah. Hal ini didasari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui program ini, ACT mengajak masyarakat Indonesia agar menyediakan kebutuhan pangan berkualitas dengan harga murah untuk keluarga prasejahtera.
Peluncuran Operasi Pangan Murah dihadiri Presiden ACT Ibnu Khajar, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Azrul Tanjung, Lurah Tugu Selatan Sukarmin, Pimpinan Majelis As Syakirin KH. Nursobah, dan Ketua Pengurus Masjid Assuada Tarmizi. Acara berlangsung di Masjid Assuada, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/10/2021).
Presiden ACT Ibnu Khajar menyampaikan, setelah pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang sulit mendapatkan bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau. Sebab itu, Operasi Pangan Murah dan Operasi Pangan Gratis dihadirkan untuk membantu masyarakat.
“Sebaik-baiknya sedekah adalah memberikan makan kepada saudara kita yang kesulitan,” ungkap Ibnu, Jumat (15/10/2021).
Sperti diketahui, kemiskinan masih menjadi masalah serius yang dihadapi masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal I 2021 merilis, jumlah penduduk miskin di Indonesia menembus angka 27,54 juta jiwa.
Jumlah penduduk miskin yang bertambah jelas berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengungkapkan, kerawanan pangan menjadi krisis paling serius yang dihadapi keluarga miskin di masa pandemi. Bahkan, sebanyak 51,8 persen keluarga miskin sulit membeli beras dan sembako.
Advertisement
Program ACT
Ibnu menjelaskan, kehadiran Operasi Pangan Murah dan Distribusi Operasi Pangan Gratis serentak dilakukan di 100 Kantor Cabang ACT yang tersebar di seluruh Indonesia. Baginya, kehadiran program ini adalah cita-cita dan inspirasi besar dalam membangun kepedulian bersama dan mengentaskan masyarakat Indonesia dari kemiskinan.
“Saat ini, yang terlihat, masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali. Namun faktanya, tidak sedikit masyarakat miskin yang mendatangi kantor cabang ACT di daerah-daerah untuk menanyakan bantuan pangan. Hal ini seolah menunjukkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat, belum pulih” jelasnya.
Ibnu khawatir, saat ini masyarakat Indonesia sedang dibayang-bayangi potensi kemiskinan akut dan tidak mempunyai uang untuk membeli kebutuhan pangan. Setelah pandemi Covid-19, banyak kalangan yang terdampak pemotongan penghasilan. Ia juga mengingatkan tentang nasib anak-anak yatim piatu dan janda yang kehilangan kepala keluarga karena pandemi.
“Semoga program ini menjadi solusi kepada masyarakat prasejahtera dan menjadi spirit kalau sedekah adalah solusi kemiskinan bangsa. Kita ingin menuntaskan kemiskinan dengan sedekah terbaik kita. Kita yakin kalau semuanya berawal dari kedermawanan dan semangat kita bersama. Kami mohon juga dukungan dan doa dari para dermawan dengan menyisihkan sedekah terbaiknya,” tegas Ibnu.
Kolaborasi dengan MUI
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Azrul Tanjung menuturkan, kolaborasi MUI bersama ACT sudah terjalin sejak lama dalam menghadirkan aksi-aksi kemanusiaan untuk membersamai umat, terlebih semenjak kehadiran pandemi Covid-19.
Misalnya, pada momen Iduladha lalu telah menyalurkan 1.000 ekor sapi, mendistribusikan 1.000 ton Beras Wakaf, 250.000 karton Air Minum Wakaf, dan menghadirkan Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia.
“Gerakan sedekah dan wakaf akan kita terus lakukan. Sekarang kita tahu yang kesulitan itu bukan hanya orang miskin saja, tetapi orang yang dulu berkecukupan juga mengalami hal yang sama. Alhamdulillah komitmen ACT dalam program-programnya itu luar biasa kuat,” ungkap Azrul.
Azrul berharap kehadiran program Operasi Pangan Murah dan Operasi Pangan Gratis akan terus digaungkan dan dikuatkan demi membersamai umat.
Operasi Pangan Murah akan dilakukan melalui mekanisme penjualan sembako berupa bahan makanan berisikan 10 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, kecap, garam, dan bahan makanan protein. Masyarakat bisa memperolehnya dengan hanya membeli paket pangan ini sebesar 50 persen dari harga normal.
(Dam/Ysl)
Advertisement