Ribuan Warga Sydney Mengungsi Usai Banjir Akibat Hujan Lebat

Warga Sydney terpaksa mengungsi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Jul 2022, 13:31 WIB
Sebuah kontainer mengapung saat air banjir yang naik membanjiri area komersial akibat hujan lebat di pinggiran barat daya Camden, Sydney, Australia, Selasa (8/3/2022). (Muhammad FAROOQ/AFP)

Liputan6.com, Sydney - Perintah evakuasi baru dikeluarkan untuk puluhan ribu penduduk Sydney pada Senin (4 Juli) setelah hujan tanpa henti membanjiri beberapa pinggiran kota, dengan para pejabat memperingatkan lebih banyak cuaca liar yang akan datang.

Sistem bertekanan rendah yang intens di lepas pantai timur Australia diperkirakan akan membawa hujan lebat hingga Senin di seluruh New South Wales setelah beberapa tempat di negara bagian itu dilanda hujan sekitar satu bulan selama akhir pekan. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (4/7/2022). 

Sejak Minggu, sekitar 30.000 penduduk di negara bagian New South Wales telah diberitahu untuk mengungsi atau diperingatkan bahwa mereka mungkin menerima perintah evakuasi.

Frustrasi membengkak di beberapa pinggiran kota di barat kota terbesar Australia setelah banjir merendam rumah, pertanian dan jembatan di sana, beberapa untuk ketiga kalinya tahun ini.

"Ini sangat menghancurkan. Kami tidak percaya," kata Walikota Camden Theresa Fedeli.

"Sebagian besar dari mereka baru saja keluar dari banjir terakhir, mendapatkan rumah mereka kembali ke tempatnya, bisnis mereka kembali ke tempatnya dan sayangnya kami mengatakan itu terjadi lagi."

Sebuah operasi sedang dilakukan untuk menyelamatkan 21 anggota awak dari sebuah kapal kargo, yang kehilangan daya di selatan Sydney dan berisiko tersapu ke darat, media lokal melaporkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Banjir

Staf Klub Olahraga Camden mengarungi banjir untuk masuk ke gedung di pinggiran barat daya Camden, Sydney, Australia, Selasa (8/3/2022). (Muhammad FAROOQ/AFP)

"Ini adalah waktu yang sangat sulit selama berbulan-bulan untuk menghindari peristiwa banjir ini. Ini membuatnya lebih menantang," kata Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Paul O'Neill, seorang warga dari Wisemans Ferry yang dilanda banjir, mengatakan dia membawa persediaan makanan dengan perahu untuk keluarganya yang terdampar setelah air yang naik memutus akses.

"Jalan runtuh dan belum diperbaiki sejak banjir terakhir, belum tersentuh. Jadi sekarang mereka menutup akses jalan kami dan kemudian feri, satu-satunya cara untuk pulang sekarang adalah dengan perahu," kata O'Neill kepada Reuters.


Terendam Air

Sebuah keluarga berjalan mengunjungi pompa bensin yang terendam banjir di pinggiran barat daya Camden, Sydney, Australia, Selasa (8/3/2022). (Muhammad FAROOQ/AFP)

Rekaman di media sosial menunjukkan pompa bensin, rumah, mobil, dan rambu-rambu jalan sebagian di bawah air sementara tempat sampah mengapung di jalan yang banjir. Kendaraan militer terlihat pergi ke jalan-jalan yang banjir untuk mengevakuasi keluarga yang terdampar.

Beberapa kota pedalaman, termasuk Picton, sekitar 90 km barat daya Sydney, berjajar di jalan-jalan utama dengan karung pasir.

Sekitar 100 mm hujan bisa turun dalam 24 jam ke depan di lebih dari 300 km di sepanjang pantai New South Wales dari Newcastle ke selatan Sydney, kata Biro Meteorologi.

"Kami memperkirakan hujan akan turun lagi mulai sore ini," kata ahli meteorologi biro Jonathan How.

Lebih dari 200mm hujan telah turun di banyak daerah, dengan beberapa terkena sebanyak 350mm sejak Sabtu.

Cuaca dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor, dengan daerah tangkapan sungai sudah mendekati kapasitas penuh setelah fenomena La Nina, biasanya terkait dengan peningkatan curah hujan, melanda pantai timur Australia selama dua tahun terakhir.

Perubahan iklim secara luas diyakini sebagai faktor yang berkontribusi terhadap peristiwa cuaca buruk yang sering terjadi, kata Dewan Iklim, seraya menambahkan Australia "kurang siap".

Infografis Boleh Lepas Masker Kode Keras Pandemi ke Endemi Covid-19 (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya