94 Ribu Dosis Vaksin PMK dari Prancis Tiba di Bandara Soetta

Sebanyak 94 ribu dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), asal Prancis tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin yang datang tersebut merupakan kloter ketiga.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 04 Jul 2022, 14:36 WIB
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bogor bersiap menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi di salah satu peternakan warga di Mulya Sari, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). Provinsi Jawa Barat mendapatkan jatah 120 ribu dosis vaksin untuk mencegah penularan PMK dari Kementerian Pertanian. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 94 ribu dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), asal Prancis tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin yang datang tersebut merupakan kloter ketiga.

Puluhan ribu dosis PMK tersebut diterbangkan dari Prancis menggunakan maskapai Emirates dengan nomor penerbangan EK356 dan mendarat pukul 15.42 WIB, Senin (4/7/2022).

Kepala Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Finari Manan mengatakan, 94 ribu dosis itu terbagi dalam 940 botol. Di mana, setiap botol berisi 100 dosis vaksin PMK yang dibungkus dalam peti kemas.

"Importasi vaksin ketiga sebesar 94 ribu dosis, di mana jumlah total importasi vaksin sampai hari ini total ada 3.104.000 dosis vaksin," jelas Finari di gudang Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Senin (4/7/2022).

Finari merinci, vaksin PMK pertama datang pada tanggal12 Juni 2022 sebanyak 10 ribu dosis. Kemudian, vaksin kedua datang pada 16 Juni 2022 sebanyak 3 juta dosis vaksin PMK.

"Adapun nilai barang impor tersebut sebesar Rp 3.500.993.00 sudah termasuk pungutan atau pajak negara," papar Finari.

Pj Gubernur Banten, Al Muktabar,  membuka langsung boks yang berisi vaksin PMK tersebut di dalam peti kemas. Vaksin tersebut disimpan dalam botol berwarna putih bermerek Aftopor.

"Saya buka langsung boksnya, vaksin dalam keadaan dan ketentuan baik dengan suhu tertentu dan terukur berjumlah 94 ribu dosis. Vaksin berasal dari Perancis," kata Al Muktabar.

 


Vaksin untuk Banten

Saat ini, kata Al Muktabar, Banten telah menerima sebanyak 1.100 dosis vaksin PMK yang telah didistribusikan ke wilayah-wilayah. Namun, Pemerintah Provinsi Banten masih akan menunggu distribusi selanjutnya lantaran, sampai hari ini total ada 2.050 hewan ternak yang terinfeksi PMK di sana.

"Yang sudah kita terima 1.100 dosis, kemudian nanti akan terima lanjutannya untuk penanganan khusus bagi ternak kita menunggu dari Kementerian Pertanian. Diprioritaskan adalah sapi perah, dan sapi-sapi yang dalam pengembangannya dalam keadaan baik," kata Al Muktabar. 


Target Pemerintah

Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bogor menunjukkan tanda sehat pada sapi saat melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu peternakan warga di Mulya Sari, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). Provinsi Jawa Barat mendapatkan jatah 120 ribu dosis vaksin untuk mencegah penularan PMK dari Kementerian Pertanian. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pemerintah terus berupaya mencegah meluasnya penularan penyakit mulut dan kuku  pada hewan ternak sapi, salah satunya melalui program vaksinasi. Untuk itu, vaksinasi terhadap minimal 70% dari jumlah populasi sapi harus segera diselesaikan.

"Populasi sapi di Indonesia saat ini sekitar 18 juta ekor. Maka, untuk mengejar herd immunity, paling tidak 70% sapi dari populasi harus sudah divaksin,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dikutip dari kemenkopmk.go.id.

 Pemerintah telah menyiapkan pengadaan 3 juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) darurat. Sebagian vaksin tahap pertama telah tiba pada Minggu, 12 Juni. Sebanyak 10 ribu dosis telah dilakukan vaksinasi perdana pada Selasa, 14 Juni di dua peternakan sapi rakyat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Pengiriman vaksin berikutnya dari tahap pertama dengan total 800 ribu dosis tiba di Indonesia, Kamis 16 Juni 2022.


Vaksin Dipercepat

Muhadjir meminta proses vaksinasi dipercepat dengan prioritas di daerah yang sudah terpapar PMK. Di sisi lain, pemerintah akan terus berusaha menyediakan dosis vaksin.

"Kita tidak bisa menunggu terlalu lama untuk mencegah penyebarannya,” kata Muhadjir.

Peternak pasti mengalami kerugian, karena hewan ternak yang terkonfirmasi mengidap PMK harus dimusnahkan. Untuk meringankan beban tersebut, pemerintah memutuskan memberikan biaya pengganti Rp10 juta per ekor sapi.

Kabar baik lainnya, Presiden Joko Widodo telah menyetujui pengadaan 29 juta dosis vaksin PMK. Seluruhnya menggunakan anggaran dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Selain itu, Presiden juga meminta jajaran kementerian terkait untuk terus menyiapkan obat-obatan PMK, menambah vaksinator, dan menyusun sistem pencegahan. Orang-orang yang keluar masuk peternakan jangan sampai menjadi pembawa virus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya