Arab Saudi Sambut 1 Juta Jemaah Haji, Terbanyak Sejak Pandemi COVID-19

Satu juta orang, termasuk 850.000 dari luar negeri, diizinkan haji tahun ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Jul 2022, 15:48 WIB
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji/Pixabay

Liputan6.com, Mekah - Umat islam dari seluruh dunia telah memadati jalan-jalan Mekah ketika kota paling suci bagi kaum muslim itu bersiap untuk menjadi tuan rumah ziarah haji terbesar sejak pandemi COVID-19.

Spanduk menyambut umat, termasuk pengunjung internasional pertama sejak 2019, menghiasi alun-alun dan gang, sementara pasukan keamanan bersenjata berpatroli di kota kuno, tempat kelahiran Nabi Muhammad.

"Ini adalah kegembiraan murni," kata jemaah Sudan Abdel Qader Kheder kepada AFP di Mekah, menjelang acara yang diperkirakan akan dimulai pada Rabu (6 Juli).

"Saya hampir tidak percaya saya di sini. Saya menikmati setiap momen", demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/7/2022).

Satu juta orang, termasuk 850.000 dari luar negeri, diizinkan haji tahun ini - pilar utama Islam yang harus dilakukan oleh semua Muslim yang berbadan sehat setidaknya sekali - setelah dua tahun jumlah yang dikurangi secara drastis karena pandemi.

Setidaknya 650.000 peziarah luar negeri telah tiba sejauh ini di Arab Saudi, kata pihak berwenang pada hari Minggu.

Pada tahun 2019, sekitar 2,5 juta orang mengambil bagian dalam ritual, yang meliputi mengitari Ka'bah di Masjidil Haram, berkumpul di Gunung Arafat dan di Mina.

Tahun berikutnya, orang asing dilarang dan jamaah dibatasi hanya 10.000, meningkat menjadi 60.000 warga dan penduduk Saudi yang divaksinasi penuh pada tahun 2021, untuk menghentikan haji berubah menjadi penyebar super global.

Satu juta peziarah yang divaksinasi di bawah usia 65 tahun akan menghadiri haji di bawah kondisi sanitasi yang ketat, dengan Masjidil Haram, situs paling suci dalam Islam, digosok dan didesinfeksi 10 kali sehari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Arab Saudi Rilis Panduan Haji Online dengan Bahasa Indonesia

Jemaah yang memegang payung untuk melindungi diri dari panas tiba di Masjidil Haram pada awal musim haji, Arab Saudi, Sabtu (17/7/2021). Pemerintah Arab Saudi mengklaim ibadah haji tahun lalu hanya diikuti 1.000 orang, sementara media lokal menyebut ada 10 ribu orang. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Jemaah dari Indonesia yang ingin beribadah ke Arab Saudi dapat semakin mudah memahami informasi yang mereka butuhkan. Kementerian Haji dan Umrah bekerja sama dengan Otoritas Umum Wakaf Arab Saudi merilis 13 Panduan Haji dan Umrah dalam 14 bahasa dunia, salah satunya dalam bahasa Indonesia.

Seperti dilaporkan oleh kantor berita Arab Saudi SPA, inisiatif ini dimaksudkan untuk meningkatkan layanan kepada para jamaah haji yang datang dari seluruh dunia dengan cara memberikan panduan dan arahan yang dapat membantu mereka untuk dapat melaksanakan ibadah haji secara maksimal.

Berdasarkan laporan SPA, Sabtu (2/7/2022), panduan ini terbagi dalam 13 topik yang menjelaskan berbagai tahapan pelaksanaan haji dalam format yang mudah dipahami sekaligus menarik bagi para jamaah. Panduan dalam bahasa Indonesia dapat diunduh melalui link berikut ini: https://guide.haj.gov.sa/id.html.

Panduan elektronik ini tersedia dalam berbagai bahasa berikut ini: Indonesia, Arab, Inggris, Prancis, Urdu, Bengali, Malaysia, Hausa, Amharik, Farsi, Spanyol, Turki, Rusia, dan Sinhala.

Hadirnya panduan ini sejalan dengan tujuan Visi Saudi 2030 untuk meningkatkan fasilitas dan layanan bagi para jamaah haji yang datang dari seluruh penjuru dunia sehingga mereka dapat beribadah dengan tentram, aman dan nyaman.

Panduan yang tersaji dalam 14 bahasa ini berusaha menjawab berbagai pertanyaan dan kebutuhan para jamaah haji yang paling sering ditanyakan. Selain itu, panduan ini juga memberikan arahan untuk membantu terjaminnya kesehatan, keselamatan dan terpenuhinya seluruh hak para jamaah.


Penampakan Rompi Penurun Suhu Untuk Atasi Heat Stroke Saat Musim Haji

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan meluncurkan inovasi rompi penurun suhu untuk mengatasi sengatan panas atau heat stroke (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan meluncurkan inovasi rompi penurun suhu untuk mengatasi sengatan panas atau heat stroke. Rompi ini akan dipakai oleh petugas yang mobile dan jemaah yang membutuhkannya.

"Tahun ini dari puskes meluncurkan inovasi baru untuk mengatasi heat stroke. Bisa untuk mengatasi, bisa untuk pencegahan. Tergantung nanti berapa pack (pack isi karbon cool di dalam rompi) yang dikasih," ujar Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sekaligus tim peneliti, dr Suzy Indharty, di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Jumat (1/7). 

Dia menerangkan bila pack isi karbon diisi penuh di dalam rompi maka bisa dipakaikan untuk pasien-pasien yang terkena heat stroke. Kalau untuk pencegahan, bisa setengah pack. Dasar bahannya tekno cool adalah karbon yang bisa bertahan 8-12 jam. Di mana, lanjut Suzy, kalau dibandingkan dengan ice atau gel pack biasa hanya bertahan 1-2 jam.

"Nah ini sudah diteliti di Indonesia dan kita akan mencoba di suhu ekstrem karena di sini (Arab Saudi) bisa 40 sampai 50 derajat celsius, bahkan di atas 50 derajat pada 2015, 57,3 derajat celsius. Jadi berdasarkan pengalaman itu dari yang dulu 2015 kita saya membawa kantong mayat dengan batu es dan itu memang efektif tapi membuat riweh karena basah, ini lebih simpel dan membantu," ucap Suzy.

Rompi ini berwarna gelap dengan berat sekitar 2 kilogram. Di dalam rompi, ada banyak kantong tempat untuk menaruh pack berisi karbon cool. Karbon cool juga akan ditempatkan di bagian kepala rompi.


Nyaman

Ilustrasi ibadah haji (Istimewa)

Sejumlah anggota MCH yang mencoba memakai rompi ini merasakan sensasi dingin dan nyaman ketika menggunakannya di tengah cuaca yang terik.

"Rasanya adem dan langsung nyaman di cuaca yang panas ya," ujar seorang anggota MCH.

Walaupun terasa agak berat, namun saat dipakai pada suhu panas, rompi ini memberikan kenyamanan dalam memakainya. "Terasa dingin," kata dia.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana mengatakan, ada 30 set rompi yang dibawa dan akan diujicobakan apakah betul betul efektif di suhu ekstrem panas.

"Jadi 30 set ini akan kita bawa mulai di Arafah nanti, setelah Arafah nanti, semua 30 set ini kita bawa ke Mina. Karena di sanalah proses melempar jamrah diperkirakan jemaah akan kelelahan dengan suhu sangat panas. Karena jemaah berjalan kan sehingga kita nanti akan full kan di Mina," kata Budi.

Dia menjelaskan, rompi ini bukan hanya ke jemaah yang sakit tapi juga petugas yang mobilitasnya tinggi di tengah terik matahari.

"Mudah-mudahan ini membantu. Dan jika ini dianggap efektif oleh tim dokter Suzy, kita akan membahas lebih lanjut untuk dikembangkan dalam jumlah yang lebih besar sehingga hajid i musim panas bias nyaman untuk haji dan petugas," kata dia.

Budi menerangkan, tim kesehatan akan membawa portable freezer untuk mendinginkan ulang karbon cool yang telah digunakan. Rompi yang telah digunakan sekitar 8 jam akan dimasukkan ke freezer sehingga karbon cool dalam kondisi dingin.

Jemaah yang dipakaikan rompi ini, suhu tubuhnya akan diturunkan maksimal 37 hingga 38 derajat celsius. Kalau suhu tubuh mencapai angka tersebut maka rompi akan dilepas.

"Kalau suhu normal pakai ini (rompi penurun suhu) dingin juga," tandas Budi.

Infografis Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 per Jemaah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya