Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sedang menunggu dokumen dari pihak berwenang untuk dipelajari dan menyiapkan serta mengambil langkah-langkah hukum yang tersedia sesuai dengan koridor hukum yang berlaku terkait gugatan kedua yang diajukan oleh PT Harmas Jalesveva (Harmas) kepada Perseroan.
Dalam gugatan sebelumnya yang terdaftar dalam register perkara No.294/Pdt.G/2021/PN JKT.SEL, majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan tidak dapat menerima gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Harmas.
Advertisement
Putusan Pengadilan telah jelas mengabulkan eksepsi Bukalapak mengenai kurangnya pihak dalam gugatan (plurium litis consortium) sehingga gugatan Harmas tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard). Bukalapak menghormati serta akan menjalankan putusan ini sebagai perusahaan yang beroperasi sesuai peraturan hukum di Indonesia. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Senin (4/7/2022).
Bukalapak sempat berniat menjalin kerja sama dengan Harmas dalam hal penyewaan lokasi kerja yang dituangkan ke dalam Letter of Intent. Bukalapak juga sudah membayarkan down payment untuk memperkuat niat ini. Namun, Bukalapak tidak dapat melanjutkan rencana penyewaan lokasi kerja dengan pertimbangan masih belum terpenuhinya kewajiban Harmas dalam penyediaan ruangan lokasi kerja.
Meskipun rencana ini tidak dilanjutkan, hingga saat ini Harmas belum memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan down payment tersebut kepada Bukalapak. Head of PR Bureau Bukalapak Monica Chua menuturkan, seperti saat memenangkan gugatan perseroan, posisi perseroan dalam perkara yang dimaksud adalah kuat dan jelas.
“Kami tidak dapat melanjutkan rencana kerja sama dengan pihak penggugat dengan pertimbangan masih belum terpenuhinya kewajiban dari Harmas untuk memenuhi penyediaan ruangan lokasi kerja. Karena itu, kami tidak turut andil dalam hilangnya pendapatan sewa penggugat maupun kerugian-kerugian lainnya. Oleh karena itu, kami siap menghadapi gugatan kedua ini,” tutur Monica.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukalapak Tangkap Peluang Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga
Sebelumnya, PT Bukalapak.com (BUKA) mengaku ketiban berkah dari tren kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan inflasi global.
Direktur PT Bukalapak.com, Tbk, Teddy Oetomo mengatakan, kenaikan suku bunga memang berada di luar kendali dari perseroan, tetapi perseroan memiliki kas yang cukup besar. Sehingga kenaikan dari suku bunga justru akan berdampak pada peningkatan terhadap interest income perusahaan.
"Dapat dilihat EBITDA yang disesuaikan minus Rp 320 miliar, namun cash burn di sekitar Rp 200 miliar. Artinya terdapat support dari pendapatan income di atas Rp 100 miliar, di mana kenaikan bunga akan berimbas ke peningkatan dari interest income perseroan," ujar Direktur Bukalapak.com Teddy Oetomo dalam paparan publik perseroan, Rabu (29/6/2022).
Sementara inflasi dinilai berdampak positif pada penjualan Mitra Bukalapak. Teddy mengatakan, inflasi menyebabkan terjadinya down trading. Asumsinya, konsumen dari yang semula biasa membeli dalam kuantitas besar, akan beralih pada kuantitas yang lebih kecil.
"Hal ini mungkin menjadi katalis positif bagi para warung, di mana sebagian besar dari penjualan mereka adalah volume kecil. Jadi kita optimis bahwa dengan kondisi ekonomi saat ini, kita berada di posisi untuk membantu UMKM. Tidak hanya melewati masa-masa ini, tapi juga go to the next level dan semoga menjadi lebih besar dan lebih kuat bagi UMKM Indonesia,” imbuhnya.
Advertisement
Bidik Pendapatan hingga Rp 3 Triliun
Sebelumnya, PT Bukalapak.com (BUKA) membidik pendapatan hingga Rp 3 triliun hingga akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada tren pemulihan ekonomi saat ini yang berdampak positif bagi pendapatan perseroan, khususnya pada kuartal I 2022.
"Pendapatan tahun ini diestimasikan akan tumbuh antara 44 sampai 61 persen, yaitu Rp 2,7 sampai Rp 3 triliun. Hal ini juga sejalan dengan ekspektasi para analis yaitu sekitar Rp 2,961 triliun," ungkap Presiden PT Bukalapak.com, Teddy Oetomo dalam paparan publik perseroan, Rabu (29/6/2022).
Ia menjabarkan, pada kuartal I tahun ini, perseroan telah mengantongi Rp 788 miliar, raihan itu setara 28 persen dari estimasi pendapatan untuk satu tahun penuh pada 2022. Sementara TPV atau total processing value sampai dengan akhir tahun, diestimasikan akan tumbuh sekitar 39 sampai 47 persen dari tahun atau setara Rp 170—Rp 180 triliun.
"Angka ini sewajarnya adalah kurang lebih sesuai dengan ekspektasi dari para analis yang saat ini berada di rata-rata sekitar Rp 170 triliun. Pada kuartal 1 2022 kita sudah melakukan pencapaian untuk kira-kira 19 persen dari target ini,” imbuh Teddy.
Teddy mengatakan, pendapatan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini utamanya disokong dari produk mix. Di mana perusahaan memiliki strategi untuk meningkatkan kontribusi dari produk-produk atau fitur-fitur yang memiliki take rate yang lebih tinggi.
"Ini sudah mulai kita nikmati, dapat kita lihat dari beberapa kuartal terakhir. Kita juga melihat bahwa progres ini akan terus continue di 2022,” kata Teddy.