Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana membuka kembali penerbangan internasional tujuan Bali-Moskow. Rute tersebut sempat disetop karena terdampak Pandemi Covid-19. Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Rusia pekan lalu, Presiden Putin memberikan kemungkinan pembukaan penerbangan langsung Rusia ke Pulau Bali.
Kemungkinan Rusia membuka penerbangan langsung ke Pulau Bali pun direspons positif oleh Presiden Jokowi. Untuk itu, Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) siap untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak dan menindaklanjuti arahan Presiden terkait peluang menggarap wisatawan Rusia tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno, Bali merupakan destinasi wisata favorit bagi turis Rusia. "Hampir 90 persen masyarakat Rusia mengenal Bali dan menempatkan Bali sebagai tujuan wisata utama mereka. Hal tersebut dikarenakan wisatawan Rusia tertarik dan penasaran dengan aktivitas pantai," terang Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing yang digelar secara hybrid, Senin (4/7/2022).
"Warga Rusia ini kan banyak tinggal di kawasan landlock, di mana bagian utara terlalu dingin dan bagian selatan terlalu jauh. Selain itu, untuk preferensi berlibur turis Rusia, mereka memilih perjalanan dengan fasilitas luxury bersama keluarga, jadi biasanya mereka rombongan keluarga kalau berwisata termasuk ke Bali. Waktu kunjungan mereka termasuk panjang dan spendingnya juga cukup besar," sambungnya.
Sandiaga menambahkan, turis asal Rusia sebelum pandemi berada di peringkat empat kunjungan wisman terbanyak ke Pulau Dewata. Jumlahnya sekitar 300 ribu hingga400 ribu turis per tahun.
Selama pandemi, mulai 1 Januari hingga 31 Mei 2022, turis Rusia masuk di 10 besar kunjungan terbanyak ke Bali. Jumlah wisatawan Rusia yang datang ke Bali mulai dari 1 Maret sampai 31 Mei 2022 baru 3.600 orang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Konflik Rusia-Ukraina
"Konflik Rusia dengan Ukraina ini memang berpengaruh terhadap laju kedatangan turis dari dua negara tersebut ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Menurut UNWTO Barometer, invasi Rusia terhadap Ukraina sangat mempengaruhi performansi pergerakan wisatawan global khususnya di kawasan Eropa," tutur pria yang akrab disapa Sandi ini.
Salah satu dampak terbesar adalah kenaikan avtur yang sangat berpengaruh pada kenaikan tiket penerbangan di seluruh dunia. Namun, kenaikan ini, menurut Sandi, tidak terlalu berpengaruh pada Rusia. Rusia dan Ukraina berkontribusi sebesar tiga persen terhadap global spending pada pariwisata global pada 2022.
Kemenparekraf akan berusaha memanfaatkan momentum untuk menarik kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia, mengingat penerbangan dari Rusia dilarang di beberapa negara, khususnya Eropa. Bahkan, negara kompetitor menghentikan rute penerbangan langsung ke Rusia.
"Kami akan berusaha mendorong percepatan pembukaan penerbangan langsung Moskow – Denpasar. Terkait dengan penerbangan langsung yang menghubungkan kedua negara bahwa memang sudah ada rencana dari beberapa maskapai Rusia. Salah satunya Rossiya Airlines," terang Sandi.
Advertisement
Maskapai Rusia
"Maskapai Rossiya Airlines berencana untuk membuka kembali penerbangan langsung ke Indonesia dengan rute Moskow – Denpasar yang sempat terhenti akibat pandemi," tambahnya.
Rossiya Airlines pertama kali mendaratdi Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 28 Oktober 2018 dengan durasi penerbangan tiga kali seminggu, dan berhasil mendorong peningkatan kunjungan turis Rusia mencapai lebih dari 20 persen pada 2019. Saat ini, pihak maskapai sedang mempersiapkan dan memproses, baik secara administrasi maupun teknis, untuk memenuhi persyaratan dan prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku baik di Indonesia maupun Rusia.
Bila pemerintah Indonesia menyetujui proposal Rossiya Airlines untuk mendarat kembali di Denpasar, pemerintah diminta membuat semacam guarantee letter untuk memastikan mereka aman saat mendarat di wilayah Indonesia. Dalam hal ini, Kemenparekraf terus berkomunikasi secara intens untuk memantau perkembangan rencana tersebut dengan berbagai stakeholders seperti VITO Rusia, KBRI Moskow, dan perusahaan maskapai Rusia.
Destinasi Anti-Mainstream
"Kami juga sudah berkomunikasi dengan Dubes Rusia di Indonesia untukIkut membantu dalam kemudahan proses sesuai dengan tugas dan wewenang Kemenparekraf. Untuk meningkatkan belanja wisatawan Rusia, kami juga berupaya mendorong industri pariwisata," tutur Sandi.
"Tujuannya untuk meningkatkan length of stay wisatawan Rusia yang berimplikasi pada pengeluaran yang semakin besar, menawarkan destinasi yang anti-mainstream yang menekankan pada gaining unique experience dan autentik atau tidak bisa ditemukan di tempat lain," pungkas Sandi.
Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina berdampak pada banyak sektor, termasuk pariwisata. Meski begitu, Sandiaga Uno pada Maret lalu mengatakan, pemerintah tidak menutup pintu bagi wisatawan mancanegara (wisman) dari kedua negara tersebut untuk berwisata di Indonesia.
Menurut Sandiaga, kedua negara itu menyumbang angka pergerakan turis asing dan devisa yang tinggi. Bali menjadi destinasi favorit para wisman dari Rusia maupun Ukraina. Kedua negara tersebut merupakan pasar yang sangat potensial bagi sektor pariwisata di Tanah Air.
Advertisement