Liputan6.com, Jakarta Petinju Indonesia, Hebi Marapu, kembali naik ring. Setelah sukses merebut kemenangan di Swiss, pria asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur itu membidik sabuk juara kelas ringan WBC Asia Continental saat bertemu Pipat Chaiporn asal Thailand di Max MuayThai Stadium, Pattaya, pada 8 Juli mendatang.
Selain Hebi, dua petinju Indonesia lain, Jon Jon Jet dan Ilham Leoisa, juga akan naik ring sebagai partai tambahan dalam gelaran Pattaya Fight Night. Jon akan bertarung menghadapi petinju tuan rumah Surat Eaim Ong, sementara Ilham bertemu Nuttanit Sungseavee setelah hampir tiga tahun absen dari ring. Rangkaian duel ini adalah kolaborasi antara XBC Sportech dan Evolution Fight Series.
Advertisement
CEO XBC Sportech Urgyen Rinchen Sim mengatakan gelaran Pattaya Fight Night akan berlangsung seru karena mempertemukan petinju-petinju tangguh. "Pipat adalah mantan juara IBF Asia dan Pan-Pacific kelas super bantam. Jadi Hebi akan menghadapi lawan tangguh. Hal tersebut memang sengaja kami lakukan karena kami ingin Hebi Marapu siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi dan kami optimis dia mampu melakukannya,” ujar Sim dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (4/7).
Gelaran Pattaya Fight Night tidak hanya memperebutkan satu gelar saja. Sebagai pendamping partai utama, petinju Prancis Emmeric Dewaele akan menghadapi Thoedsak Sinam untuk memperebutkan sabuk juara WBA Asia kelas menengah super. Selain itu, gelar juara WBC Asia Continental kelas bulu akan diperebutkan oleh Nort Beauchamp dan Chaiwat Buatkrathok. Sementara partai tambahan lainnya akan mempertemukan Hamzah Farouk asal Singapura kontra Tongthep Taeyawong di kelas bulu super.
"Emmeric, Nort, dan Hamzah juga merupakan talenta di bawah naungan XBC Sportech bersama mitra strategis kami, yaitu Evolution Fight Series dari Thailand dan Golden Glove Asia Promotions dari Singapura. Dengan kerja sama dengan mitra dari negara lain, kami yakin petinju Indonesia bisa belajar banyak hal dari petinju negara lain sehingga kemampuan mereka meningkat,” kata Sim lagi.
Menang di Swiss
Seperti diketahui, April lalu Hebi Marapu berhasil menang TKO melawan petinju Italia, Nicola Cippoletta pada pertarungan non gelar kelas ringan (61kg) di Boxen Statt Theater, Bern, Swiss. Wasit terpaksa menghentikan duel pada ronde kedua setelah kombinasi pukulan Hebi membuat lawan tak berkutik.
Ini sekaligus menjadi comeback gemilang Hebi setelah di laga sebelumnya sempat kalah melawan mendiang Hero Tito. Dalam laga yang berlangsung di Balai Sarbini itu, Hebi dinyatakan kalah angka.
Sebagai petinju profesional, Hebi pernah menyandang gelar juara WBC Asian Boxing Council Silver kelas ringan. Dia merebut sabuk ini pada tahun 2018 lalu usai memukul KO petinju Thailand, Phutthiphong Rakoon pada ronde kesembilan di Cilandak Town Square, Jakarta.
Advertisement
Rekor Hebi Marapu
Hebi sejauh ini telah mengantongi rekor 16 kali menang dan sekali kalah. Sementara calon lawannya, Pipat, memiliki jam terbang yang lebih lama dengan 47 kali menang, 13 kali kalah, dan dua kali seri.
Gelaran "Pattaya Fight Night" rencananya bakal disiarkan langsung melalui live streaming di Vidio. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat 8 Juli 2022 mulai pukul 17.30 WIB.
Daud Cino Pertahankan Gelar
Sementara itu, pada laga lainnya yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (2/7/2022), petinju kebanggaan Indonesia, Daud 'Cino' Yordan berhasil mempertahankan sabuk juara kelas ringan super versi WBC Asia Boxing Council Silver lewat kemenangan TKO ronde keenam atas petinju Thailand, Panya Uthok.
Dalam pertandingan 10 ronde tersebut, Daud memulai ronde pertama dengan baik. Petinju berjuluk Cino ini langsung menekan sejak lonceng dibunyikan.
Dia beberapa kali melepaskan pukulan cross dan jab ke arah lawan. Sementara Panya Uthok terus bertahan dan sesekali melancarkan serangan. Jual beli pukulan punterjadi, tapi Daud mendominasi.
Memasuki ronde kedua, Daud membuka dengan menekan lawan melalui jab kiri. Lawan juga tak tinggal diam. Dia berhasil mendaratkan pukulan keras ke wajah Daud dalam pertandingan yang berlangsung sengit.
Postur yang lebih tinggi membuat Daud lebih leluasa melepaskan pukulan. Sedangkan Panya berusaha bermain jarak dekat. Pada ronde ketiga dan keempat, Daud kembali terus menyerang dan Panya bertahan. Meski mendominasi, dia terlihat lebam di pelipis kiri usai terkena pukulan Panya.
(Baca berita selengkapnya pada tautan ini).
Advertisement