Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana menambah kendaraan listrik (electric vehicle/EV), sekurang-kurangnya menjadi 100 unit hingga akhir tahun.
Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah, menyesuaikan perkembangan terkini di tanah air.
Advertisement
"Saat ini kita punya sekitar 60 kendaraan listrik sampai dengan akhir tahun kita targetkan mungkin mungkin 100-125 total armadanya. Kita akan tambah sekitar 50 mobil, mungkin bisa lebih, tergantung situasi nantinya,” kata Adrianto dalam wawancara eksklusif bersama Liputan6.com, ditulis Selasa (5/7/2022).
Adapun kendaraan listrik tidak hanya digunakan untuk armada taksi, melainkan juga untuk persewaan atau rental. Hal itu merujuk pada minat masyarakat yang tinggi terhadap kendaraan listrik, sehingga perseroan menginisiasi rental kendaraan listrik.
Secara garis besar, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,2 triliun untuk penambahan dan peremajaan armada, termasuk untuk kendaraan listrik.
Namun, Adrian belum bisa merinci porsi untuk belanja kendaraan listrik. Menurunnya, belanja modal untuk pengadaan kendaraan listrik saat ini masih relatif kecil.
"Belanja modal untuk kendaraan listrik masih sebagian kecil dari capex yang kita akan lakukan di semester II,” kata dia.
Perseroan mengakui, implementasi kendaran listrik ini masih belum bisa dilakukan secara masif. Alasannya, pertama dari sisi harga yang lebih mahal dibanding mobil konvensional. Di sisi lain, ketersediaan unit yang secara fungsional bisa digunakan untuk taksi masih minim.
"Jadi limitasi dari jenis kendaraan membuat kita masih menunggu kapan untuk implementasi kendaraan listrik secara masif ke depannya,” tutur Adrianto.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Operasikan Kendaraan Listrik
Di sisi lain, penggunaan kendaraan listrik itu sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mewujudkan agenda visi berkelanjutan 50/30. Perseroan bertekad mengurangi 50 persen emisi karbon dan buangan operasional pada 2030.
Sejak 2019, perusahaan mulai mentransformasi armadanya dengan kendaraan listrik mobil bermerek Tesla dan BYD. Hingga 2021, perusahaan juga telah menambahkan unit mobil listrik armada sewaannya.
Blue Bird juga melengkapi jajaran armadanya dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar CNG (Gas Bumi Terkompresi) sebagai salah satu solusi alternatif ramah lingkungan.
Untuk itu, Blue Bird melakukan proses transformasi armadanya ke kendaraan berbahan bakar CNG, yang hingga 2021 mencapai 2,200 armada dan memiliki emisi karbon lebih rendah hingga 75 persen dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak.
Sebagai salah satu perusahaan transportasi darat terbesar di Indonesia, Blue Bird secara konsisten melaksanakan pengecekan emisi rutin dua kali dalam setahun untuk memastikan 100 persen dari total armadanya aman, nyaman, dan telah lulus pengecekan uji emisi.
Advertisement
Blue Bird Genjot Realisasi Belanja Modal pada Semester II 2022
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan optimalkan serapan belanja modal (capital expenditure/capex) pada paruh kedua tahun ini. Hal itu merujuk pada tren mobilitas masyarakat pada semester II 2022 yang kian ramai.
Sehingga asumsinya permintaan untuk jasa transportasi juga akan meningkat. "Kita belanja tahun ini skeitar Rp 1,2 triliun. Kita baru realisasian sebagian kecil dari situ. Sesuai budget yang kita canangkan untuk realisasi capex pada recovery period yang lebih normal di semester II,” kata Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono kepada Liputan6.com, Senin (4/7/2022).
Dalam waktu dekat, Andrianto mengatakan belanja modal itu akan dialokasikan untuk total 1.000 armada. Secara keseluruhan tahun, perseroan menargetkan operasional 5.000 unit armada, baik melalui penambahan maupun peremajaan.
"Seluruh kendaraan sampai dengan 5.000 unit tahun ini. Termasuk peremajaan. Jadi bukan hanya penambahan. Untuk berapa yang bertambah dan berapa yang peremajaan, kami masih menyesuaikan dengan demand,” imbuhnya.
Memiliki 15 Anak Perusahaan
Saat ini, Blue Bird memiliki 15 anak perusahaan dan tersebar di 18 lokasi di Indonesia. Yakni Jadetabek, Cilegon, Medan, Manado, Bandung, Palembang, Padang, Pangkalpinang, Batam, Bali, Lombok, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, Solo dan Yogyakarta.
Jaringan distribusi perusahaan yang ekstensif mencakup lebih dari 600 titik eksklusif di hotel, mal, pusat perbelanjaan, dan lokasi lainnya. Integrasi bisnis Blue Bird terdiri dari empat pilar utama meliputi layanan taksi reguler di bawah merek Blue Bird dan Pusaka.
Kemudian layanan taksi eksekutif di bawah merek Silver Bird, layanan kendaraan limusin dan sewa mobil di bawah merek Golden Bird, dan layanan sewa bus di bawah merek Big Bird.
Advertisement