Liputan6.com, Jakarta - Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 bakal digelar dalam hitungan hari di Nusa Dua, Bali, pada Kamis dan Jumat, 7-8 Juli 2022. Seluruh Menteri Luar Negeri (Menlu) anggota G20 dikonfirmasi akan hadir di pertemuan tersebut, seperti disampaikan Menlu Retno Marsudi pada konferensi pers secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden Jumat 1 Juli 2022 lalu.
Termasuk di antaranya Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba. Hal itu dipastikan kembali oleh Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.
Advertisement
"Menlu Dmytro Kuleba akan bergabung bersama, akan ambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri di Bali secara online," ungkap Dubes Vasyl dalam konferensi pers online pada Selasa (5/7/2022).
"Dan dia akan menyampaikan pidato online, mungkin tidak akan direkam tetapi akan secara live. Jadi mudah-mudahan kita akan melihat apa yang akan dia sampaikan tentang satu isu yang sangat menarik," imbuhnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Dubes Vasyl juga mengatakan ada hal yang jadi perhatian adalah terkait pesan dari Presiden Ukraina kepada Jokowi untuk Vladimir Putin. "itu adalah kejutan besar bagi kami, dan kemudian saya mencoba menjelaskannya kepada semua orang."
"Pesan dari Ukraina ke Rusia, disampaikan oleh Presiden."
Menurutnya, pesan tersebut bisa memiliki tiga arti.
"Salah satu artinya adalah sesuatu yang tertulis di atas kertas seperti pesan tertulis yang diambil di suatu tempat. Kedua adalah sesuatu yang diucapkan seperti dibentuk secara verbal dan disampaikan kepada pihak lain," jelasnya.
"Dan pemahaman ketiga adalah setelah data cukup berbicara, dengan pembicaraan lain antara presiden setelah bertukar pandangan dan setelah kedua belah pihak saling memahami," tambahnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Undangan Indonesia
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab pada Jumat 1 Juli 2022 lalu memastikan bahwa seluruh menteri luar negeri negara-negara anggota G20 akan menghadiri forum Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 2022 yang bakal berlangsung di Bali pada 7-8 Juli.
"Alhamdulillah hari ini kita dapat konfirmasi melalui saluran diplomatik bahwa semua menteri luar negeri anggota G20 akan hadir pada pertemuan itu," kata Menlu Retno dalam keterangan persnya yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Pada kesempatan tersebut Menlu Retno mengatakan bahwa pihaknya terus menjalin konsultasi dan komunikasi intensif dengan semua negara-negara anggota G20 di tengah situasi kompleks yang sedang dihadapi dunia. Upaya konsultasi dan komunikasi intensif itu membuahkan hasil positif dengan konfirmasi kehadiran dari seluruh menlu negara anggota G20 dalam FMM G20 2022 nanti.
Menlu Retno juga menyampaikan apresiasi atas komitmen yang disampaikan oleh kolega-koleganya tersebut. "Saya sampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua kolega saya yang telah nyatakan komitmen untuk hadir," katanya.
Menurut Menlu, komitmen tersebut mengembangkan optimisme bahwa para pemimpin negara G20 bisa memperlihatkan kepemimpinannya dalam menciptakan perdamaian dan kemanusiaan.
"Situasi dunia memang sangat sulit, kita perlu kerja sama menjalankan komitmen untuk perdamaian dan kemanusiaan. Dunia menunggu pemimpin G20 untuk menunjukkan kepemimpinannya bagi perdamaian, kemanusiaan, dan kemakmuran," ucapnya.
Advertisement
Presidensi G20 Indonesia
Indonesia selaku Presiden G20 juga diketahui telah menyampaikan undangan kepada Ukraina untuk menghadiri FMM G20 2022 di Bali pada 7-8 Juli.
Kendati demikian sebelumnya menurut keterangan Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani belum ada kepastian apakah Menlu Ukraina akan hadir secara langsung atau mengikuti forum lewat saluran virtual.
G20 adalah kelompok 20 ekonomi terbesar dunia yang beranggotakan Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, serta Uni Eropa.
Sebagai Presiden G20 untuk tahun 2022, Indonesia menyelenggarakan berbagai pertemuan terkait dengan tiga isu prioritas yang dipilih yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi yang berkelanjutan, dan transformasi digital.
Zelensky ke Jokowi: Kehadiran Ukraina di KTT G20 Tergantung Situasi Keamanan
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan terima kasih atas dukungan dan undangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada Novemeber 2022.
Zelensky mengatakan kehadirannya di KTT G20 tergantung situasi keamanan di Ukraina. Selain itu, dia juga akan melihat komposisi partisipan yang hadir di KTT G20 Indonesia.
"Saya berterima kasih kepada Yang Mulia atas undangan anda untuk saya hadir di KTT G20 dan saya menerima undangan tersebut," kata Presiden Zelensky usai bertemu Jokowi di Istana Maryinsky Kyiv Ukraina, dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (30/6/2022).
"Tapi kehadiran Ukraina akan bergantung terhadap situasi keamanan di negara kita dan juga komposisi partisipan yang ada di KTT tersebut," sambungnya.
Sebagai pemegang presidensi G20 2022, kata dia, Indonesia merupakan negara yang kuat di ASEAN dan akan menjadi leketuaan ASEAN pada 2023. Zelensy menyebut kehadiran Jokowi di Ukraina merupakan awal untuk memperkuat koalisi melawan perang dan mengembalikan stabilitas di dunia.
"Kita mengapresiasi dukungan Indonesia dan juga dukungan pribadi personal Anda yang ada di masa perang tersebut untuk perjuangan kemerdekaan kita," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Zelensky mengungkapkan dirinya dan Jokowi membahas beberapa agenda global. Salah satunya, mengangkat blokade Rusia di Lexi untuk meneruskan adanya ekspor gandum.
Menurut dia, tindakan Rusia tersebut mengancam adanya kelaparan di dunia. Zelensky juga menyampaikan Rusia memblokade ekspor dari Ukraina dan mendisrupsi pasar global.
"Sebelum invasi Rusia kita tidak ada ancaman kelaparan dunia, tidak ada krisis pangan tidak ada krisis pangan dan saya sangat menyampaikan terima kasih atas dukungan presiden atas kemerdekaan serta kedaulatan serta integritas teritorial Ukraina," tutur Zelensky.
Advertisement