Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan capaian vaksinasi booster di Tanah Air masih rendah. Salah satunya, masyarakat merasa aman sudah disuntik dosis pertama dan kedua.
Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan per 4 Juli 2022 pukul 18.00 WIB, capaian vaksinasi booster atau dosis ketiga di angka 51.122.361 dosis atau 24,55 persen. Jumlah ini masih jauh dengan capaian vaksinasi dosis pertama yang sudah 96,80 persen dan vaksinasi dosis kedua di angka 81,23 persen.
Advertisement
"Booster kenapa sedikit? Di mana-mana negara lain juga sama. Karena masyarakat mungkin sudah merasa divaksin dua kali itu lebih kuat. Kalau kita lihat data saintifik menunjukkan, sesudah 6 bulan terjadi penurunan (efektivitas)," ungkap Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka Jakarta pada 4 Juli 2022.
"Jadi jauh lebih baik dan waspada supaya segera lakukan booster. Apalagi tadi ada penurunan kalau sudah 6 bulan (disuntik dosis kedua). Itu (booster) akan memberikan perlindungan."
Menurut Budi Gunadi, tak masalah masyarakat menerima vaksin booster. Sebab, lebih baik divaksin booster dibanding harus skrining tes COVID-19 dengan swab.
"Tidak ada buruknya juga disuntik (divaksin). Kalau saya rasa sih, mendingan disuntik daripada dicolok-colok PCR. Enggak nyaman juga kan ya hidung dicolok-colok. Lagi pula disuntik untuk kehati-hatian (dari penularan virus Corona)," pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Butuh Inovasi agar Warga Mau Dibooster
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi booster harus dipercepat. Perlu adanya inovasi dan pendekatan supaya masyarakat tergerak untuk mau dibooster.
"Bapak Presiden juga sadar, harus ada cara khusus supaya masyarakat terpacu buat vaksinasi booster. Sama seperti dulu, orangtua susah sekali ikut vaksinasi," ujarnya.
"Nah, begitu ada syarat vaksinasi buat masuk mal. Pada mau semua kan orangtua. Alasannya, katanya senang antar cucunya ke mal. Maka, perlu upaya yang inovatif, Bapak Presiden minta ada pendekatan sosial biar masyarakat jadi semangat dibooster kembali."
Pada ratas, disampaikan pula vaksinasi booster mampu meningkatkan kadar antibodi. Upaya ini memberikan perlindungan di tengah ancaman subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah menyebarluas di Indonesia.
"Pesan yang disampaikan kepada masyarakat adalah agar vaksinasi booster dipercepat. Booster terbukti dapat meningkatkan kadar antibodi yang ada di tubuh itu terus diperbanyak," jelas Menkes Budi Gunadi.
Advertisement
Vaksinasi Booster Tingkatkan Antibodi
Pada konferensi pers Mei lalu, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga sudah menekankan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi booster. Vaksinasi booster terbukti berhasil meningkatkan kadar antibodi tubuh dalam melawan COVID-19.
Hal di atas sesuai dengan hasil sero survei antibodi COVID-19 yang sudah dilaksanakan pada Maret 2022.
"Data sero survei yang Maret 2022 menunjukkan, kadar antibodi rata-rata sebelum booster sekitar 400 titer. Begitu dibooster, itu naik berkali kali lipat kadar antibodinya, sehingga akan sangat melindungi masyarakat,” terang Budi Gunadi pada 31 Mei 2022.
Hingga saat ini, capaian vaksinasi booster baru mencapai 24 persen. Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, masyarakat diminta untuk segera mendapatkan suntikan booster di wilayahnya masing-masing.
“Bapak Presiden juga sekaligus meminta untuk mempercepat stok vaksin COVID-19 yang ada di daerah sekarang itu segera menerapkan booster,” imbuh Budi Gunadi.
Vaksin Booster untuk Proteksi
Pemerintah terus berupaya meningkatkan distribusi vaksin booster ke setiap daerah. Ini sejalan dengan sosialisasi aktif ke masyarakat terkait pentingnya vaksinasi COVID-19.
Salah satu cara Pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi booster ialah dengan menerapkan wajib vaksin untuk berkegiatan.
"Sebagaimana dengan negara lain, Indonesia juga terus berupaya meningkatkan resiliensi terhadap dinamika penularan virus dengan meningkatkan cakupan vaksin khususnya booster terus menerus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
"Terlepas dari aturan yang ada, masyarakat perlu memahami bahwa divaksin booster semata-mata agar kita dan orang terdekat, khususnya populasi berisiko lebih terproteksi dari penularan virus termasuk kasus varian baru."
Advertisement