Pakuwon Jati Tebar Dividen 2021 Rp 193 Miliar

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan bagikan dividen Rp 4 per saham untuk tahun buku 2021.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Jul 2022, 13:20 WIB
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan membagikan dividen tunai dari tahun buku 2021 sebesar Rp 193 miliar. Jumlah dividen yang dibagikan setara dengan 14 persen dari Rp 1,38 triliun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.

Dividen tersebut senilai Rp 4 per saham. Pembagian dividen itu menggambarkan komitmen berkelanjutan perseroan kepada para pemegang saham Pakuwon Jati dan momentum kebangkitan ekonomi akibat COVID-19. 

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati, Minarto mengatakan, selain untuk pembayaran dividen, sebesar Rp 1 miliar dialokasikan untuk dana cadangan dan sisanya diinvestasikan kembali dalam perseroan untuk memperkuat basis pertumbuhan pendapatan recurring maupun development perseroan.

Sementara itu, Pakuwon Jati membukukan pendapatan bersih 2021 Rp 5,71 triliun, naik 43,7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,97 triliun. Laba bruto tercatat Rp 2,76 triliun, naik 42,4 persen dibanding tahun lalu Rp 1,94 triliun. 

Sedangkan EBITDA sebesar Rp 2,91 triliun, naik 42,4 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 2,05 triliun. Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp 1,38 triliun pada 2021. Laba itu tumbuh 48,67 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 929,91 miliar. Adapun laba bersih per saham (Earning Per Share/ EPS) tumbuh 48,7 persen.

Kemudian, pada 19 April 2021 perseroan menerbitkan obligasi sebesar USD 300 juta atau Rp 4,49 triliun (asumsi kurs Rp. 14.989) dan obligasi tambahan pada 17 Mei 2021 sebesar USD 100 juta atau Rp 1,49 triliun dengan bunga 4,875 persen per tahun dengan tenor 7 tahun yang digunakan untuk pelunasan Surat Utang 2024 sebesar USD 250 juta atau Rp 3,74 triliun dan untuk keperluan korporasi umum perseroan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Komposisi Pendapatan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Komposisi pendapatan 2021 terdiri atas 47 recurring revenue dan 53 persen development revenue konsisten dengan strategi perseroan untuk tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang antara recurring dan development revenue.

Recurring revenue perseroan 2021 mencapai Rp 2,69 triliun naik 17,3 persen dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 2,3 triliun. Development revenue perseroan 2021 mencapai Rp 3,01 triliun naik 79,8 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 1,67 triliun.

Berdasarkan pendapatan per segmen kontribusi terbesar didapatkan dari retail leasing dan condominium sales masing masing 33,8 persen dan 32,6 persen, disusul landed houses 17,9 persen, Hotel dan Serviced Apartments 8.8 persen, office leasing 4,6 persen, dan office sales 2,3 persen.

Lalu, tingkat suku bunga yang rendah dan fasilitas insentif PPN telah mendorong kenaikan marketing. Perseroan pada 2021 yang mencapai Rp 1,43 triliun, tumbuh 40 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,02 triliun. 

Nilai marketing sales tersebut melebihi target perseroan 2021 sebesar Rp 1,4 triliun. Komposisi penjualan 2021 adalah, landed houses 52 persen serta condominium dan office sebesar 48 persen.

Pengeluaran belanja modal 2021 yang telah dikucurkan oleh perseroan untuk membiayai proyek-proyek konstruksi Pakuwon Mall Bekasi, East Coast Mansion, Pakuwon Mall phase 3 dan 4,  dan Kota Kasablanka Phase 2 sebesar Rp 605 miliar.

 


Laba Pakuwon Jati Naik 56,6 Persen pada Kuartal I 2022

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengumumkan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama di 2022. Pada periode tersebut, Pakuwon Jati mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun.

Pendapatan tersebut naik 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,17 triliun.Mengutip laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/5/2022), pendapatan tersebut berasal dari sewa ruangan Rp 340,11 miliar dan pendapatan apartemen servis Rp 15,14 miliar.

Lalu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, di antaranya jasa pemeliharaan Rp 191,69 miliar, penjualan kondominium dan kantor Rp 383,24 miliar, pendapatan hotel Rp 151,5 miliar, penjualan tanah dan bangunan Rp 81,94 miliar, serta pendapatan usaha lainnya Rp 143,56 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 628,95 miliar. Sehingga diperoleh laba bruto Rp 678,24 miliar, naik 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 519,42 miliar.

Pada periode yang sama, beban penjualan tercatat sebesar Rp 38,46 miliar, beban umum dan administrasi Rp 73,82 miliar, beban keuangan Rp 79,9 miliar, beban pajak final Rp 79,82 miliar.

Kemudian penghasilan bunga Rp 34,46 miliar.Perseroan catat laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 407,46 miliar.

 

 


Aset

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Pada periode ini, perseroan mencatatkan manfaat pajak penghasilan sebesar Rp 1,5 miliar. Sehingga laba bersih periode berjalan tercatat sebesar Rp 408,96 miliar. Naik 61,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 253,16 miliar.

Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 56,6 persen menjadi Rp 370,60 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 236,7 miliar. Laba per saham dasar menjadi Rp 7,70 dari sebelumnya Rp 4,91.

Aset perseroan hinggaMaret 2022 tercatat sebesar Rp 29,33 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 28,87 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 11,97 triliun dan aset tidak lancar Rp 17,36 triliun.

Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 9,75 triliun naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,69 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,17 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 6,58 triliun.

Sementara ekuitas sampai dengan akhir Maret 2022 tercatat naik menjadi Rp 19,59 triliun dan Rp 19,18 triliun pada Desember 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya