Liputan6.com, Jakarta Dikenal sebagai pendiri Brevan Howard Asset Management yang sederhana, miliarder Inggris Alan Howard tengah menjadi sorotan karena pernikahannya baru-baru ini dengan istri keduanya Caroline Byron.
Hal itu disebabkan pesta pernikahannya memakan biaya hingga USD 12 juta atau sekitar Rp 180,3 miliar karena telah mengundang salah satu bintang Lady Gaga.
Advertisement
Melansir South China Morning Post, Kamis (7/7/2022), perusahaan yang didirikannya sejak 2002 itu bergerak di bidang dana lindung nilai Eropa yang berspesialisasi dalam perdagangan makro, menurut Forbes.
Perusahaan ini mencapai keuntungan hingga USD 40 miliar pada tahun 2013 dan dikenal sebagai salah satu dana lindung nilai makro top dunia.
Sementara itu, Howard biasanya dikenal dengan hidupnya yang sederhana. Namun baru-baru ini, dia menjadi berita utama karena acara pernikahannya.
Meski Howard dan Byron resmi mengikat simpul pada awal 2020, tetapi keduanya baru mengadakan pesta pernikahan belum lama ini.
Acara pernikahannya itu dilaporkan memakan biaya hingga lebih dari USD 1 juta. Itu karena itu banyak mengundang tamu bertabur bintang, upacara Yahudi, bahkan menampilkan salah satu bintang dunia Lady Gaga dan membayarnya lebih dari USD 1 juta.
Dari caranya yang sebagian besar terlibat dalam dunia cryptocurrency, hingga menggunakan uangnya untuk membeli lukisan Claude Monet seharga USD 43 juta, ada beberapa hal yang perlu diketahui publik tentang Howard.
Berikut ini fakta-fakta lainnya dari sosok miliarder Inggris Alan Howard.
Sebelumnya pernah menikah dan punya empat anak
Howard yang berusia 59 tahun sebelumnya menikah dengan seorang perempuan berkebangsaan Prancis bernama Sabine. Dari hasil pernikahannya itu, mereka memiliki empat anak.
Kemudian Howard dan Byron resmi menikah pada awal 2020 saat di tengah pandemi. Namun, pesta pernikahannya baru diadakan di kawasan resor Lake Como belum lama ini dan menelan biaya sekitar USD 12 juta.
Howard memesan mansion tepi danau, Villa Olmo, dan menutupnya selama sekitar satu bulan untuk persiapan pernikahan, menurut media Inggris. Namun, langkah itu membuat marah penduduk setempat karena tempat itu milik publik dan justru ditutup selama 27 hari.
Punya portofolio kripto
Melalui situs web aset digital eksklusif The Block, Howard telah berbicara tentang keterlibatannya yang luas dalam dunia cryptocurrency. Dia menekankan “pentingnya berada di arena” untuk sepenuhnya memahami kejadian di dunia cryptocurrency.
Dalam wawancara Howard membahas “cakupan investasi pasar publik dan swasta, ekuitas dan token, ekosistem terpusat dan terdesentralisasi, dan bahkan, meskipun dalam kapasitas pribadi, token non-sepadan (NFT) dan seni generatif".
Membeli lukisan Claude Monet
Pada 2010, Howard membeli lukisan Claude Monet tahun 1899 berjudul Japanese Footbridge di atas Water-Lily Pond, Giverny seharga USD 43 juta dari galeri ternama di London.
Karya itu sebelumnya pernah menjadi milik mantan presiden dan diktator Filipina Ferdinand Marcos. Bahkan ada yang mengatakan bahwa lukisan itu pun pernah dicuri oleh mantan sekretaris pribadi istri Marcos dan mempermalukan mantan ibu negara Imelda Vilma Bautista yang dilaporkan menjualnya untuk melunasi hutang.
Menurut Reuters, pada tahun 1987 keluarga Marcos didakwa oleh pemerintah Filipina dengan kasus korupsi kemudian menjarah dana publik yang dikatakan telah digunakan untuk memperoleh seni. Akibatnya, Howard harus membayar uang tambahan USD 10 juta kepada ribuan korban Darurat Militer Filipina untuk mempertahankan kepemilikannya atas mahakarya Monet.
Advertisement
Beramal untuk tunawisma
Menurut Jewish Business News, Howard adalah mantan direktur Conservative Friends of Israel dan juga mendirikan Yayasan Amal Alan Howard. Badan amal ini mendukung Israel dan banyak tujuan Yahudi sekaligus mencakup informasi dan pendidikan tentang Holocaust, serta para tunawisma.
Donatur Partai Konservatif
Manajer hedge fund dikatakan telah mengumpulkan miliaran selama krisis keuangan 2008 karena ia mampu "memprediksi suku bunga dan pergerakan mata uang" dan juga menghasilkan lebih banyak keuntungan pada pemungutan suara Brexit "dengan secara akurat melacak sentimen pemilih".
Laporan yang sama menyebutkan bahwa pemerintah Siprus memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa Howard telah mencari kewarganegaraan Siprus pada tahun 2018.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati