Buang Kasur hingga Kulkas di Bandung Bisa Panggil Petugas ke Rumah, Simak Syarat dan Caranya

Program ini tidak dipungut biaya apa pun alias gratis.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Jul 2022, 09:00 WIB
Kasur dan sampah-sampah teronggok di daerah Makasar, usai terendam banjir Jakarta. (Liputan6,com/Ika Defianti)

Liputan6.com, Bandung - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Kota Bandung menyediakan jasa angkut sampah besar langsung ke lokasi atau rumah warga. Program ini tidak dipungut biaya apa pun alias gratis.

Kepala UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung Ramdani mengatakan, sebelum pengambilan sampah, warga terlebih dahulu menghubungi Call Center 022-720 7889 untuk menjadwalkan penjemputan sampah besar. Setelah itu, petugas lapangan akan menghubungi untuk verifikasi alamat dan kesiapan penjemputan sampah besar. 

"Pada satu titik jemput, maksimal bisa membuang dua unit sampah besar. Usahakan sampah besar sudah diletakkan di depan rumah agar mudah diangkut ke mobil," kata Dani, Senin (4/7/2022). 

Apabila lokasi penjemputan berada di gang, sebaiknya angkut ke pinggir jalan terlebih dahulu untuk memudahkan proses pengambilan sampah.

"Kita tidak tarik tarif untuk warga yang ingin buang sampah besar. Kecuali untuk komersial seperti perusahaan atau hotel, itu ada biaya jasanya," ujar Dani. 

Berdasarkan data dari UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung, sejak Januari-Juni 2022 tercatat sebanyak 259 sampah besar yang telah diangkut. Beberapa sampah besar yang kerap dibuang oleh masyarakat antara lain, springbed, kasur, meja, kursi, lemari, kulkas, mesin cuci, dan ranjang. 

Tidak semua sampah ini langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagian besarnya diperbaiki agar bisa digunakan kembali.

"Kalau sampah seperti kursi dan sofa yang kakinya pincang, kita simpan di pul dulu untuk ditambal. Lumayan bisa dipakai lagi buat duduk di taman. Atau ada pegawai yang mau ambil juga bisa. Kalau sama sekali sudah tidak bisa reuse, baru kita kirim ke TPA," tutur Dani. 

Dani mengaku, masih banyak furnitur yang sebenarnya bisa diperbaiki dan digunakan kembali oleh orang-orang yang membutuhkan. Ia juga mengatakan, ke depannya UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung akan membuat konsep second hand market seperti di luar negeri. 

"Jadi, kalau ada barang besar yang tidak terpakai, kita umumkan di media sosial. Nanti, bagi yang mau bisa langsung jemput ke lokasi. Jadi, kita bisa meminimalisasi sampah ke TPA," ujarnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dibuang ke TPA

Ilustrasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun sampah-sampah besar yang sudah tidak layak digunakan, akan dibuang ke TPA Sarimukti untuk ditimbun dengan sistem controlled landfill

"Jadi sampah besar itu ditumpuk, diratakan, lalu ditimbun. Katanya nanti kalau di Legok Nangka baru akan diolahnya menggunakan sistem incinerator," kata Dani. 

Dani mengatakan, latar belakang program sampah besar ini, saat ia dan timnya tengah membersihkan sungai dan lahan sampah liar. Dari situ pihaknya sering menemukan sampah besar. 

"Dulu kami pernah bersihkan sungai yang ada di perbatasan kota dan kabupaten sekitar Buahbatu. Ternyata kami menemukan ada bathtub yang sumbat saluran, makanya jadi banjir di sana. Bayangin, bathtub sebesar itu dibuang ke sungai," tuturnya. 

Maka dari itu, ia berharap dengan adanya program ini bisa memfasilitasi masyarakat agar tidak membuang sampah besar ke sungai atau lahan kosong sembarangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya