Jelang Puncak Haji, Cak Imin: Kesehatan dan Transportasi Jemaah Perlu Diantispasi

Cak Imin menerangkan, pemerintah Arab Saudi sedang mengubah cara manajemen dan cara kerjanya, bukan hanya soal haji tapi juga pemerintahannya.

oleh Mevi Linawati diperbarui 05 Jul 2022, 21:02 WIB
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengapresiasi pelaksanaan haji 2022. Dia mengatakan, proses tahapan dan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan perencanaan dari awal. (Foto:Liputan6/Mevi Linawati)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengapresiasi pelaksanaan haji 2022. Dia mengatakan, proses tahapan dan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan perencanaan dari awal.

"Ya alhamdulillah, evaluasi per hari ini, semua proses tahapan dan pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan dari awal. Bahkan prediksinya semua berjalan sesuai dengan rencana, terutama Arafah, Muzdalifah, Mina," kata Muhaimin usai mengikuti rapat koordinasi dengan Amirul Hajj dan tim pengawas haji di Hotel Retaj al Rayyan, Makkah, Selasa (5/7/2022).

Pria yang kerap disapa Cak Imin ini mengatakan, dalam pelaksanaan ibadah haji ini, ada dua hal yang perlu diantisipasi. Pertama adalah kesehatan dan kedua soal transportasi.

"Kesehatan paling pokok. Kesehatan itu menyangkut usia lanjut, terus menyangkut komorbid. Kedua, menyangkut fasilitas transportasi karena kemacetan tinggi," kata dia.

Cak Imin menerangkan, pemerintah Arab Saudi sedang mengubah cara manajemen dan cara kerjanya, bukan hanya soal haji tapi juga pemerintahannya. Inilah yang harus diantipasi dengan memperkuat undang-undang terkait kemampuan Indonesia mengadaptasi perkembangan di Arab Saudi seperti mengenai kenaikan biaya masyair dalam pelaksanaan haji.

"Pendadakan pendadakan itu terjadi. Kita juga harus protes juga kalo ada hal-hal yang kemudian di Kemenlu harus protes. Kemenag juga harus melakukan bantuan diplomasi sesuai bidang tugasnya. Karena pendadakan-pendadakan ini cenderung swastanisasi. Ini yang kita tidak ingin membuat bargaining position jemaah lemah. Swastanisasi ini memang cenderurung kontrol efisiensi tinggi tapi akan melemahkan bargainingnya," ucap dia.

 


Jelang Puncak Ibadah Haji Operasional Bus Shalawat Dihentikan

Bus Shalawat yang mengantar jemaah haji dari pemondokan menuju Masjidil Haram (foto: Bahauddin/MCH2019)

Hal berikutnya yang perlu diantisipasi adalah kalau ini ada biaya besar. Maka siklus dana keuangan haji akan kacau dan ke depannya tidak bisa mensubsidi dana haji sampai 50 persen seperti sekarang.

"Kemurahannya luar biasa dengan sistem siklus penganggaran dari dana haji sendiri. Ke depan kalau terjadi pendadakan pembayaran tambahan biaya ini bahaya sekali, jadi naik. Terbebani jemaah kita," tandas Cak Imin.

Di sisi lain, jelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) terhitung mulai Senin siang, 4 Juli 2022,  Operasional Bus Shalawat dihentikan sementara.

Bus dipindahkan dari terminal ke pul di Muzdalifah dan layanan Bus Shalawat dihentikan sementara sampai 13 Zulhijah. Bus dioperasikan kembali pada 14 Zulhijah siang.

"Bukan semata-mata kita tidak boleh beroperasi tapi kebjakan pemerintah Saudi di mana seluruh armada bus akan dipindahkan dari kota Makkah ke Muzdalifah," ujar Kepala Seksi Transportasi Daerah Kerja Makkah Asep Subhana di Kantor Daker Makkah, Senin, 4 Juli.

Dia menerangkan, pergerakan jemaah calon haji pada masa puncak Arafah dilakukan pada tanggal 8 Zulhijah. Pihaknya sudah menskenariokan pergerakan jemaah sebagaimana kebijakan pemerintah Arab Saudi.

"Kami dari tim bidang transportasi sudah buat skenario terkait angkutan jemaah mulai dari Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, Muzdalifah ke Mina, Mina ke Makkah. Untuk pergerakan dari Makkah menuju Arafah terbagi jadi 3 trip perjalanan. Ada pagi siang sore, dimulai pukul 07 pagi dan direncanakan oleh muassash sebagai penanggung jawab Masyair, diperkirakan jam 17 sore jemaah dari Kota Makkah sudah di Arafah seluruhnya," kata Asep.


Pergerakan Jemaah Menuju Muzdalifah

Jemaah haji memanjatkan doa di sekitar Jabal al-Rahma (Gunung Rahmat) saat menunaikan prosesi wukuf di Padang Arafah, tenggara Kota Suci Mekah, Arab Saudi, Senin (19/7/2021). Wukuf di Padang Arafah menjadi puncak ibadah selama prosesi haji. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Dia mempersilakan jemaah berkoordinasi dengan maktab-maktab terutama ketua kloternya, mana yang menggunakan trip pagi, siang, dan sore. Dari muassasah, kata Asep, disiapkan setiap maktab 16 bus untuk masing-masing trip.

"Kami tidak bisa memaksa. Dulu pernah dipolakan diundi mana siang pagi sore, namun sekarang silakan apakah per lantai (hotel), bus menuju Arafah atau masih gunakan pola undian. Kita masih beri kebebasan bagaimana enaknya bagi jemaah sehingga perjalanan yang pakai tiga trip tersebut dapat dilakukan dengan baik," jelas Asep.

"Bus nanti akan ditempel stiker maktab, maktab 1 sampai maktab 44 yang kita tempati atau yang menjadi penanggungjawab hotel masing-masing untuk jemaah haji Indonesia," kata dia.

Dari Arafah ke Muzdalifah, pergerakan jemaah diperkirakan mulai menjelang Magrib. Diharapkan sejak pukul 18.00, jemaah sudah masuk bus sehingga begitu azan Mahrib berkumandang, jemaah bergerak menuju Muzdalifah.

"Itu disiapkan bus sebanyak 7, masing-masing maktabnya dan sudah kita hitung secara matematis, bus akan berputar sebanyak 8 kali putaran, insyaallah habis, angkut 2.200an jemaah tiap maktab," kata dia.

Lalu untuk Muzdalifah ke Mina, karena jaraknya pendek dan menghindari kemacetan, muassasah menyiapkan 5 bus untuk setiap maktab. Maka, perputaran bus menjadi lebih banyak yaitu mencapai 9 putaran. Pergerakan mulai pukul 23.00 sampai pukul 07.00 pagi dengan membawa 2.200 jemaah.

Asep mengatakan, kemacetan dalam pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, Mina tidak bisa dihindari. Namun, kata dia, pemerintah Saudi selalu merekayasa lalu lintas seperti pengalaman ibadah haji sebelum-sebelumya.

"Kemarin kita diskusi dengan pihak muassasah, karena seluruh rekayasa lalu lintas sudah disiapkan," ucap dia.

Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya