Liputan6.com, Cilacap - Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif menjelaskan hukum janin yang terdapat dalam induk hewan yang disembelih.
Menurut Buya Yahya, mazhab Syafi’i mengatakan, janin mati akibat sembelihan induknya, maka hukumnya halal dimakan karena sembelihannya mengikuti induknya.
Baca Juga
Advertisement
“Kalau orang menyembelih, ternyata kambing tersebut terdapat janinnya. Dalam mazhab Imam Syafi’i jika janin itu mati beserta sembelihan induknya, maka janin itu halal dimakan,” terang Buya Yahya dikutip dari akun YouTube Al-Bahjah TV, Selasa (5/07/22).
Akan tetapi menurut mazhab Imam Abu Hanifah, janin tersebut tidak boleh dimakan kecuali dengan cara disembelih terlebih dahulu.
“Tapi menurut mazhab Abu Hanifah engga. Engga bisa, itu (janin) harus disembelih secara khusus. Perbedaan itu adalah masalah sembelihan,” paparnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Halal Dimakan Tanpa Disembelih
Perihal kebolehan memakan janin dari hewan yang disembelih, menurutnya pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah juga merupakan pendapat kebanyakan (jumhur) ulama.
“Dalam mazhab Imam Syafi’i jika induknya disembelih dan disaat disembelih janinya mati maka dalam mazhab Syafi’i dan jumhur ulama tersebut halal untuk di makan,” tandasnya.
Kemudian, jika ditemukan masih dalam keadaan hidup, maka untuk janin tersebut boleh dimakan dengan cara disembelih terlebih dahulu. Hal ini merupakan pendapat yang disepakati seluruh ulama.
“Adapun jika setelah disembelih ditemukan janin masih hidup, maka para ulama sepakat untuk bisa halal dimakan maka janin harus disembelih terlebih dahulu,” pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur
Advertisement