Liputan6.com, Medan - Sebanyak 83 nasabah Bank Sumut menjadi korban skimming, pencurian data menggunakan alat khusus, yaitu skimmer. Total uang milik nasabah yang dibobol pelaku mencapai Rp 2,7 miliar.
Direktur Utama Bank Sumut, Rahmat Fadillah Pohan menjelaskan, sebesar Rp 2,1 miliar uang nasabah yang dibobol telah dikembalikan. Pihaknya mengimbau bagi nasabah lain yang mengalami kerugian untuk melapor.
"Bank Sumut segera mengembalikan dana nasabah dalam waktu 1x24 jam apabila terbukti dikarenakan skimming," kata Rahmat saat konferensi pers di Kantor Bank Sumut, Kota Medan, Selasa (5/7/2022).
Baca Juga
Advertisement
Diterangkan Rahmat, hasil investigasi yang dilakukan, aksi kejahatan skimming terjadi beberapa hari lalu. Hal ini berdasarkan rekaman kamera pengintai atau CCTV di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Supermarket Diamond, Kecamatan Medan Johor.
"Kejahatan ini terjadi di area publik, bukan di kantor cabang. Sudah kami membuktikan lewat CCTV, dan kami serahkan ke polisi," terangnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pelaku Bukan Berasal dari Indonesia
Diungkapkan Rahmat, kemungkinan besar pelaku skimming bukan berasal dari Indonesia. Hasil rekaman kamera pengawas, tampak pelaku berwajah orang asing. Diperkirakan berperawakan orang Rusia dan Timur Tengah.
"Uang yang hendak dibobol para pelaku sebenarnya Rp 4,5 miliar, sisanya tak bisa ditarik karena Bank Sumut langsung memblokir transaksi dengan bank luar. Jadi, yang bisa kita selamatkan Rp 1,8 miliar," ungkapnya.
Bank Sumut sudah melaporkan tindak kejahatan skimming tersebut ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) serta berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kerugian nasabah sudah kami ganti, dan para nasabah juga kami hubungi agar mengganti ATM-nya ke cabang terdekat," sebut Rahmat.
Advertisement
Kejahatan Skimming Adalah Kejahatan Siber
Diterangkan Rahmat, kejahatan skimming adalah kejahatan siber. Kejahatan ini dilakukan pelaku dengan cara menempelkan alat perekam di mesin ATM, sehingga pelaku dapat menggandakan kartu yang sama.
"Kemudian pelaku membobol rekening nasabah," terangnya.
Rahmat juga mengatakan, investigasi yang dilakukan pihaknya, nasabah Bank Sumut yang menjadi korban skimming dilakukan di mesin ATM milik bank lain. Sebab masih menggunakan magnetic stripe.
"Bank Sumut senantiasa meningkatkan keamanan transaksi di mesin-mesin ATM. Tujuannya memberikan pelayanan terbaik dan peningkatan keamanan bagi nasabah," ucapnya.
Gunakan Teknologi Terbaru
Rahmat memastikan seluruh mesin ATM milik Bank Sumut sudah menggunakan teknologi terbaru, yang hanya membaca chip pada kartu ATM dan tidak lagi menggunakan magnetic stripe.
"ATM yang masih menggunakan magnetic stripe berpotensi untuk direkam dan digandakan," Rahmat menandaskan.
Advertisement