Upaya Cegah DBD, Kemenkes Gerakkan Mobil Edukasi Dengue

Untuk tahap awal, mobil edukasi dengue akan menyasar beberapa lokasi seperti sekolah dasar, pasar, rumah sakit, dan ibu-ibu PKK di beberapa kota yakni Bandung, Cirebon, Yogyakarta dan Malang.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2022, 11:33 WIB
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono melepas Mobil Edukasi Dengue di Gedung Kemenkes Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022. (Dok. Kemenkes)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono melepas mobil edukasi dengue di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Selasa, 5 Juli 2022.

Keberadaan mobil edukasi tersebut guna memberi pemahaman pada masyarakat terkait pencegahan demam berdarah. Secara bertahap, mobil akan beroperasi di 100 titik di Indonesia.

Untuk tahap awal, mobil edukasi dengue akan menyasar beberapa lokasi seperti sekolah dasar, pasar, rumah sakit, dan ibu-ibu PKK di beberapa kota yakni Bandung, Cirebon, Yogyakarta dan Malang.

Wamenkes Dante mengatakan peningkatan kasus demam berdarah ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penyakit demam berdarah ini adalah penyakit endemik di daerah tropis dan subtropis.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, hingga minggu ke-23 di 2022 secara kumulatif terlaporkan ada 52.313 kasus dan 488 kematian karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Data ini terlaporkan dari 451 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

“Perlu diupayakan bahwa kesadaran terhadap masyarakat untuk mencegah terjadinya demam berdarah ini menjadi salah satu yang sangat penting. Kementerian Kesehatan dalam hal ini tidak bisa turun sendiri secara eksklusif untuk mengatasi demam berdarah karena itu dibutuhkan peran serta masyarakat,” katanya di gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (5/7).

Dikatakan Dante pelepasan mobil edukasi dengue merupakan salah satu upaya mencegah penularan demam berdarah di masyarakat.

Sebelum COVID-19, Indonesia sudah memiliki wabah tahunan yang terus ada hingga sekarang, yaitu Demam Berdarah Dengue. 

 


Kerja Sama Kemenkes dan Yayasan Enesis

Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Ryan Tirta Yudhistira mengatakan mobil edukasi keliling ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan imbauan kepada masyarakat tentang penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pencegahan dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus.

3M Plus yang dimaksud yakni.

1. Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya,

2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum,

3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, dan

Plus nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti di antaranya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, dan memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

“Edukasi kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk mencegah penyebaran penyakit dengue bukan hanya menjadi tugas dari pemerintah, tetapi tugas kita semua. Maka dari Enesis mewujudkannya dengan program mobil edukasi keliling,” ucap Ryan.


3 Provinsi dengan Kasus DB Terbanyak

Kasus DBD masih terus meningkat, terutama ketika musim hujan tiba. Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Tiffany Tiara Pakasi menyampaikan, kasus Dengue di Indonesia tersebar di 34 provinsi.

“Kasus dengue sudah dilaporkan di 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi dengan kematian tersebar di 162 kabupaten/kota di 31 provinsi,” katanya dalam Temu Media Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN pada Selasa, 15 Juni 2022.

Tiffany mengatakan, temuan Insidence rate DBD (jumlah kasus DBD per 100.000) tertinggi terjadi di 10 provinsi diantaranya Bali, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan DI Yogyakarta.

“Provinsi yang terbanyak melaporkan yaitu provinsi Lampung, Jawa Barat, dan DI.Yogyakarta,” lanjutnya.

 


Libatkan Masyarakat

Dalam mengatasi penyebaran DBD, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD terutama di daerah-daerah endemik.

Mengingat DBD cenderung meningkat saat musim hujan, Kementerian Kesehatan mendorong agar masyarakat aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga untuk melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di lingkungan rumah, tempat – tempat umum dan tempat – tempat institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik ≥ 95 %.

Gerakan G1R1J dilaksanakan serentak di 154 kabupaten/kota dengan melibatkan 6.122 koordinator Jumantik, 4.498 supervisor, dan 1.047 Kader Jumantik Pelabuhan (KJP).

“Terima kasih atas partisipasi teman-teman di daerah yang telah mendukung Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya