Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), M Bisri mengimbau, masyarakat tidak mempercayai hoaks terkait imunisasi.
Menurutnya, penyebaran informasi palsu berpotensi menghambat capaian imunisasi dasar lengkap, khususnya di wilayah Kepri.
Baca Juga
Advertisement
"Percayakan saja dengan ahli kesehatan. Jangan yang lain," kata Bisri dilansir dari Antara, Rabu (6/7/2022).
Bisri meminta, para orang tua membawa anak-anaknya ke posyandu atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
"Orang tua jangan takut imunisasi. Justru takut, kalau anak-anaknya tak dapat imunisasi. Jika sudah imunisasi, pasti aman," tambah Bisri.
Selain itu, ia juga meminta pos layanan terpadu (posyandu) di kabupaten/kota lebih aktif mengejar capaian imunisasi dasar lengkap anak usia 9 bulan sampai 15 tahun.
Menurutnya, dalam dua tahun terakhir atau pada masa pandemi COVID-19, capaian imunisasi dasar lengkap di daerah tersebut terjun bebas, di mana angkanya masih sekitar 20 persen dari target sekitar 600 ribu orang.
"Setelah ditelaah, salah satunya dipicu pelayanan posyandu yang hanya beroperasi sebulan sekali, harusnya ditingkatkan minimal sebulan dua kali," ucap dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, Pemprov Kepri kembali memperpanjang pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) hingga akhir Juli 2022 untuk mendorong capaian imunisasi dasar lengkap yang masih rendah.
Sementara, Bisri mengklaim, untuk capaian imunisasi campak rubella sudah bagus, yaitu di angka 58 persen menuju target nasional sebesar 80 persen.
"Sesuai arahan Gubernur Kepri Ansar Ahmad, seluruh kabupaten/kota diminta menyiapkan strategi untuk meningkatkan capaian imunisasi dasar lengkap," ucap Bisri.
Bisri menjelaskan jenis imunisasi dasar lengkap yang diberikan, yakni BCG Polio 1 untuk mencegah penularan Tuberculosis dan Polio, serta DPT-HB-Hib 1 Polio 2, untuk mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus, Hepatitis B, Meningitis, dan Pneumonia.
"Ada juga imunisadi DPT-HB-Hib 2 Polio 3, DPT-HB-Hib 3 Polio 4, dan imunisasi campak," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement