Perusahaan Kripto Nexo Ajukan Diri untuk Akuisisi Perusahaan Vauld yang Bermasalah

Pihak Xexo telah menandatangani term sheet dengan Vauld yang memberikan 60 hari pembicaraan eksklusif.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 06 Jul 2022, 14:56 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pinjaman kripto Nexo telah mengajukan diri untuk membeli perusahaan pinjaman kripto saingannya, Vauld. Vauld sendiri pada Selasa, 5 Juli 2022 mengumumkan untuk menangguhkan penarikan dan penyetoran dengan alasan sedang menjajaki opsi restrukturisasi potensial.

Nexo mengatakan, pada Selasa waktu setempat, pihaknya telah menandatangani term sheet dengan Vauld yang memberikan 60 hari pembicaraan eksklusif untuk mengeksplorasi akuisisi semua ekuitas perusahaan. 

Jika berhasil, Nexo mengatakan berencana untuk merestrukturisasi perusahaan dan mengejar ekspansi di Asia Tenggara dan India. Ditanya berapa banyak Nexo bersedia membayar untuk Vauld, salah satu pendiri Nexo, Antoni Trenchev mengatakan itu "prematur" untuk berbicara tentang penilaian pada tahap ini. Namun, dia menambahkan dia “optimis” tentang mencapai kesepakatan.

“Kami memulai uji tuntas. Kami memiliki jendela eksklusivitas 60 hari di mana mereka akan membuka buku. Anda akan melihat semuanya. Apakah ada lubang? Berapa besar lubangnya? Dimana asetnya? Siapa rekanan?” kata Trenchev, dikutip dari CNBC, Rabu (6/7/2022).

Nexo sebelumnya memberikan Celsius letter of intent menawarkan untuk membeli perusahaan, namun dikatakan perusahaan menolak tawarannya.

Trenchev membandingkan situasi pasar saat ini dengan "kepanikan 1907," serangkaian bank run yang mendahului pembentukan Federal Reserve pada 1913. Tanpa bank sentral untuk bergantung pada saat itu, pemberi pinjaman yang tersisa yang selamat dari kehancuran itu diselamatkan oleh pemodal top, terutama J. P. Morgan.

Sama yang terjadi pada pasar kripto saat ini, perusahaan kripto yang terdampak hanya bisa bergantung pada rekan sesama industri untuk membantu. 

Sam Bankman-Fried, miliarder di balik pertukaran kripto FTX, telah menjadi pemberi pinjaman terakhir untuk industri ini. Pekan lalu, FTX menandatangani kesepakatan yang memberikannya opsi untuk membeli perusahaan pemberi pinjaman kripto BlockFi. 

Sementara itu perusahaan Bankman-Fried lainnya, Alameda Research juga memperpanjang batas kredit ke Voyager Digital, pialang kripto yang minggu lalu membekukan semua operasi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perusahaan Pemberi Pinjaman Kripto Vauld Hentikan Penarikan dan Penyetoran

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, bertambah lagi deretan perusahaan kripto yang terdampak akibat penurunan harga belakangan ini.

Kali ini giliran, pemberi pinjaman kripto, Vauld, pada Senin, 4 Juli 2022 waktu setempat menghentikan semua penarikan, perdagangan, dan penyetoran di platformnya. Menurut laporan, perusahaan saat ini menjajaki opsi restrukturisasi potensial.

CEO Vauld, Darshan Bathija mengatakan, dalam sebuah posting blog pada Senin perusahaan menghadapi "tantangan keuangan" karena "kondisi pasar yang bergejolak.

“Kesulitan keuangan dari mitra bisnis utama kami pasti mempengaruhi kami, dan iklim pasar saat ini yang telah menyebabkan pelanggan menarik lebih dari USD 197,7 juta (Rp 2,9 triliun) dari platform sejak 12 Juni,” kata Bathija dikutip dari CNBC, Selasa (5/7/2022).

Perusahaan yang berbasis di Singapura itu mengatakan sedang bekerja dengan penasihat keuangan dan hukumnya untuk menjelajahi dan menganalisis semua opsi yang mungkin, termasuk opsi restrukturisasi potensial, yang paling baik melindungi kepentingan pemangku kepentingan Vauld.

Langkah Vauld untuk menghentikan penarikan terjadi kurang dari tiga minggu setelah CEO Bathija mengatakan perusahaan terus beroperasi seperti biasa meskipun kondisi pasar bergejolak. 

Dalam posting blog 16 Juni lalu, Bathija mengatakan penarikan sedang "diproses seperti biasa dan ini akan terus terjadi di masa depan."


Imbas Anjloknya Pasar Kripto

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Namun, Vauld telah menjadi korban terbaru dari anjloknya harga cryptocurrency tahun ini. Bitcoin memiliki kinerja kuartalan terburuk sejak 2011 di kuartal kedua 2022. Miliaran dolar terhapus dari nilai pasar cryptocurrency dalam periode tiga bulan.

Perusahaan pemberi pinjaman kripto seperti Vauld telah menghadapi masalah likuiditas. Celsius bulan lalu menghentikan penarikan untuk pelanggan dengan alasan “kondisi pasar yang ekstrem.”

Vauld mengatakan sedang dalam diskusi dengan calon investor di perusahaan. Perusahaan mengatakan telah mempekerjakan Kroll Pte Limited sebagai penasihat keuangannya, serta Cyril Amarchand Mangaldas, dan Rajah & Tann Singapore LLP sebagai penasihat hukumnya masing-masing di India dan Singapura.

Keruntuhan pasar telah mengekspos kekurangan dalam sejumlah proyek cryptocurrency dan model bisnis. Sementara itu, dana lindung nilai cryptocurrency utama Three Arrows Capital jatuh ke dalam likuidasi setelah gagal membayar lebih dari USD 660 juta pinjaman dari Voyager Digital.


Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama. 

Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar. 

"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa, 5 Juli 2022.

Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.

"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.

Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya