Liputan6.com, Jakarta - Kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi ke Ukraina pada Rabu 29 Juni 2022 lalu menjadi salah satu pembahasan dalam konferensi pers Duta Besar (Dubes) Vasyl Hamianin beberapa waktu lalu.
Dubes Vasyl Hamianin membeberkan bahwa ada hal yang jadi perhatian terkait pesan dari Presiden Ukraina kepada Jokowi untuk Vladimir Putin.
Advertisement
"Itu adalah kejutan besar bagi kami, dan kemudian saya mencoba menjelaskannya kepada semua orang. Pesan dari Ukraina ke Rusia yang disampaikan oleh Presiden Jokowi," ujar Dubes Vasyl.
Menurutnya, pesan tersebut bisa memiliki tiga arti.
"Salah satu artinya adalah sesuatu yang tertulis di atas kertas seperti pesan tertulis yang diambil di suatu tempat. Kedua adalah sesuatu yang diucapkan seperti dibentuk secara verbal dan disampaikan kepada pihak lain," jelasnya.
"Dan pemahaman ketiga adalah setelah data cukup berbicara, dengan pembicaraan lain antara presiden setelah bertukar pandangan dan setelah kedua belah pihak saling memahami," tambahnya.
Jadi, menurut Dubes Vasyl, tidak ada pesan tertulis maupun pesan langsung seperti 'tolong katakan ini, ini, dan ini' kepada Putin".
"Demikian persepsi dan pemahaman pihak Indonesia yang disampaikan kepada Vladimir Putin. Saya pikir ada pesan yang sangat jelas, dan tidak ada interpretasi. Posisi Ukraina jelas," ujarnya.
Hamianin mengaku sangat menyayangkan hal tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Vasyl mengatakan tidak tahu apa yang disampaikan Jokowi (ke Presiden Putin). Pesan terjelas yang dipahaminya adalah Ukraina masih membuka pintu perdamaian, tetapi tidak akan menyerah dalam kondisi apa pun di bawah Rusia.
"Kami menjunjung integritas wilayah, HAM, dan hukum internasional, tentu saja," ujar Hamianin.
Sebelumnya Jokowi menyatakan sudah menyampaikan pesan dari Zelensky kepada Putin. Ia pun menyatakan, Indonesia bersedia menjadi jembatan komunikasi antara kedua pemimpin. Kendati demikian dia tidak mengatakan is pesan tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menlu Ukraina Bakal Ikut Pertemuan Menlu G20 di Bali, Tapi...
Sebelumnya, Dubes Vasyl mengatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba akan menghadiri Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 di Nusa Dua, Bali, pada Kamis dan Jumat, 7-8 Juli 2022.
Hal itu dipastikan kembali oleh Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin dalam konferensi pers tersebut.
"Menlu Dmytro Kuleba akan bergabung bersama, akan ambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri di Bali secara online," ungkap Dubes Vasyl dalam konferensi pers online pada Selasa (5/7/2022).
"Dan dia akan menyampaikan pidato online, mungkin tidak akan direkam tetapi akan secara live. Jadi mudah-mudahan kita akan melihat apa yang akan dia sampaikan tentang satu isu yang sangat menarik," imbuhnya lagi.
Advertisement
Bangga dengan Keputusan Indonesia
Dubes Vasyl juga mengatakan dirinya berbangga atas kunjungan kenegaraan dari pemimpin Indonesia tersebut.
"Dan saya sangat bangga bahwa negara tempat saya bekerja, telah membuat keputusan ini pada tingkat tertinggi dan kunjungan berlangsung, terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan terima kasih kepada Pemerintah Ukraina telah dapat menyetujui hal penting ini," kata Dubes Vasyl.
Dubes Vasyl kemudian menceritakan tatkala dirinya mendampingi Jokowi dan Iriana ke Ukraina. "Saya benar-benar menemani mereka di kereta. Kereta khusus yang diatur oleh pemerintah, jadi kami melakukan perjalanan dan itu aman."
Menurutnya, perjalanan tersebut berlangsung sesuai dengan rencana.
Presidensi G20 Indonesia
Indonesia selaku Presiden G20 juga diketahui telah menyampaikan undangan kepada Ukraina untuk menghadiri FMM G20 2022 di Bali pada 7-8 Juli.
Kendati demikian sebelumnya menurut keterangan Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani belum ada kepastian apakah Menlu Ukraina akan hadir secara langsung atau mengikuti forum lewat saluran virtual.
G20 adalah kelompok 20 ekonomi terbesar dunia yang beranggotakan Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, serta Uni Eropa.
Sebagai Presiden G20 untuk tahun 2022, Indonesia menyelenggarakan berbagai pertemuan terkait dengan tiga isu prioritas yang dipilih yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi yang berkelanjutan, dan transformasi digital.
Advertisement