OJK Paparkan Kinerja Positif Pasar Modal Indonesia dalam 5 Tahun

Selama periode 2017 hingga 28 Juni 2022, IHSG tumbuh 10,08 persen di tengah tekanan pandemi COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Jul 2022, 18:26 WIB
Pekerja menunjukan data pasar modal saat pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja positif dalam periode lima tahun tepatnya 2017-2022. Hal ini juga ditunjukkan dari pertumbuhan investor dan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dalam materi lima tahun kinerja sektor jasa keuangan 2017-2022 bertema wujudkan pasar modal hebat, OJK mencatat IHSG kini kembali ke titik normal usai sentuh titik terendah pada Maret 2020 imbas pandemi COVID-19. Hal ini didukung dengan berbagai kebijakan OJK bersama pemerintah.

Selama periode 2017 hingga 28 Juni 2022, IHSG tumbuh 10,08 persen di tengah tekanan pandemi COVID-19. IHSG sempat sentuh posisi 6.355,65 pada 2017, kini pernah sentuh posisi 6.996,46 pada 28 Juni 2022.

Pertumbuhan IHSG juga diikuti oleh pertumbuhan positif kapitalisasi pasar dan NAB reksa dana. Jumlah emiten yang listing di bursa juga tumbuh sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang naik signifikan selama 4-5 tahun terakhir.

Tercatat jumlah investor tanah air naik signifikan mencapai 9,09 juta investor pada 28 Juni 2022, atau meningkat lebih dari delapan kali lipat sejak 2017. Pada 2017, investor tercatat 1.122.668 menjadi 9.097.355 investor pada 28 Juni 2022. Ada kenaikan 710,3 persen untuk jumlah investor di pasar modal dalam lima tahun periode 2017-2022.

Selain itu, pertumbuhan positif di sektor pasar modal domestik telah mendorong kapitalisasi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 9.128,54 triliun pada 28 Juni 2022. Kapitalisasi pasar bursa tersebut mencapai 54 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021 yang sebesar Rp 16.970 triliun.

Kapitalisasi pasar naik 29,4 persen dari 2017 tercatat Rp 7.052,39 triliun menjadi Rp 9.128,5 triliun pada 28 Juni 2022.

OJK juga mencatat penghimpunan dana di pasar modal terus meningkat. Bahkan penghimpunan dana di pasar modal sentuh posisi tertinggi sepanjang sejarah. Penghimpunan dana di pasar modal menyentuh Rp 363,3 triliun pada 2021.

"Kinerja cemerlang pasar modal Indonesia selama lima tahun terakhir didorong oleh pengaturan dan pengawasan yang solid, sinergi bersama pemerintah dan stakeholders terkait, serta terkendalinya pandemi sehingga meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional,” demikian mengutip keterangan OJK.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


IHSG Posisi Pertama di Asia Pasifik pada Semester I 2022

Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu catat kinerja positif sepanjang semester I 2022. Bahkan kinerja IHSG berada di posisi pertama di ASEAN dan Asia Pasifik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, 3 Juli 2022, IHSG naik 5,02 persen pada semester I 2022. IHSG ditutup ke posisi 6.911,58 pada 30 Juni 2022. Kinerja IHSG yang tumbuh 5,02 persen selama semester I 2022 berada di posisi pertama di antara indeks acuan di bursa saham ASEAN dan Asia Pasifik. Bahkan mencatat kinerja positif di antara bursa saham lainnya di ASEAN dan Asia Pasifik.

Kinerja indeks acuan di bursa saham ASEAN dan Asia Pacifik cenderung lesu. Di ASEAN, indeks acuan Singapura STI turun tipis 0,38 persen sepanjang semester I 2022, dan berada di posisi dua. Disusul indeks acuan Thailand SETi yang melemah 5,38 persen. Demikian juga di Asia, kinerja IHSG dan indeks acuan Singapura STI yang tempati posisi pertama dan kedua.

 

 


Indeks Sektor Saham

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana menuturkan, kinerja IHSG cukup baik pada semester I 2022 didorong oleh pemulihan ekonomi dalam negeri yang mulai berjalan. Hal ini seiring kasus COVID-19 yang melandai dan relaksasi mobilisasi masyarakat. Di sisi lain, Indonesia diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas akibat konflik Rusia-Ukraina.


Proyeksi IHSG

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun, di sisi lain perlu dicermati dengan adanya inflasi yang tinggi di negara-negara maju dan ancaman resesi di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat akibatkan agresifnya kebijakan moneter dari the Fed dan memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Lalu bagaimana dengan proyeksi IHSG ke depan?

Dalam keterangan tertulis, Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menuturkan, pihaknya masih memandang positif potensi pasar saham Indonesia. Ia mengatakan, hal itu didukung kondisi makroekonomi domestik dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi terjaga dan neraca perdagangan yang kuat.

“Kondisi makroekonomi Indonesia secara relatif juga menarik dibandingkan kawasan lain yang harus menghadapi tantangan lonjakan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga potensi arus dana asing masuk ke pasar saham Indonesia juga masih terbuka,” ujar dia.

Katarina menambahkan, secara bottom-up, pihaknya melihat kinerja emiten Indonesia yang membaik pada 2022 seiring kondisi ekonomi domestik yang kondusif. “Ekspektasi kami IHSG dapat mencapai level 7.600 pada 2022 dengan asumsi pertumbuhan laba korporasi sekitar 12 persen,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya