Liputan6.com, Jakarta Pencinta film mengenal Tiza Mafira lewat The Story Of Plastic (2020). Setahun kemudian ia tampil dalam film dokumenter Pulau Plastik yang diproduksi Visinema Pictures.
Selain itu, Tiza Mafira adalah Executive Director Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP). Juli 2022, GIDKP menggandeng Zero Waste Living Lab Enviu mempersembahkan Gerakan Guna Ulang Jakarta.
Gerakan ini hendak mewujudkan ekosistem yang mendukung gaya hidup guna ulang di Ibu Kota. Tujuannya, mengurangi plastik sekali pakai dari produk sehari-hari yang hingga kini masih jadi masalah utama.
Baca Juga
Advertisement
Gerakan ini mendapat dukungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Tiza Mafira berbagi perspektif soal kelestarian lingkungan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setelah Pelarangan
“Setelah melakukan pelarangan, pengurangan sampah plastik sekali pakai bisa diatasi dengan menerapkan sistem guna ulang yang mudah dan terjangkau,” Tiza Mafira membeberkan.
“Minimnya akses terhadap alternatif sistem guna ulang diyakini menjadi salah satu hambatan terbesar mengadopsi gaya hidup ini. Gerakan Guna Ulang Jakarta mengintervensi dengan mengedukasi masyarakat tentang alternatif gaya hidup guna ulang,” ia menyambung.
Advertisement
Disambut Anies Baswedan
Anies Baswedan menyambut Gerakan Guna Ulang Jakarta. Menurutnya, ini waktu yang tepat untuk berubah dan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. Mengingat, lingkungan yang kita tinggali ini harus diwariskan kepada anak cucu.
“Gerakan ini penting untuk kesadaran kita semua, kesadaran seluruh warga Jakarta. Terima kasih atas terselenggaranya Gerakan Guna Ulang Jakarta,” ungkap Anies Baswedan.
Gandeng Sejumlah Pihak
Terkait keputusan menggandeng sejumlah pihak, Tiza Mafira menilai kolaborasi para pemangku kepentingan penting untuk menciptakan ekosistem guna ulang yang masif.
“Perubahan besar-besaran ini butuh keterlibatan dan komitmen semua pemangku kepentingan. Pemerintah sebagai regulator, produsen, pengecer, perusahaan lain sebagai sektor bisnis, dan masyarakat sebagai konsumen,” pungkasnya.
Advertisement