Liputan6.com, Jakarta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi bersama Eureka menyelenggarakan kegiatan Webinar Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Media Sosial.
Kegiatan webinar ini dilaksanakan pada Senin, 27 Juni 2022 dengan jumlah peserta yaitu 236 orang. Webinar ditujukan untuk memberikan sosialisasi kepada kelompok masyarakat atau komunitas DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya.
Advertisement
Webinar tersebut berlangsung pada pukul 13:00 s/d 15:00 WIB dengan diisi oleh tiga narasumber yang membawakan berbagai materi terkait tema ketiga narasumber tersebut adalah Ita Sembiring selaku Praktisi Pembicara Publik, Vivid Devianti selaku Komite Edukasi Mafindo, dan Abdullah Wong selaku Budayawan.
Di era digital ini, tentunya ada berbagai macam bentuk konten yang ada di media sosial, baik itu konten positif maupun konten yang negatif. Arus informasi yang datang dapat mempengaruhi pola pikir dalam diri seseorang. Salah satu tantangan masyarakat pada masa saat ini adalah dengan kemampuannya untuk mencerna informasi yang masuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Kemampuan mencerna informasi yang positif yang masuk dalam diri seseorang dipengaruhi oleh pendidikan karakter. Di era digital ini, sebagai warga negara yang berkarakter, kita bisa meredam konten buruk dengan lebih banyak membuat konten konten positif sehingga konten-konten buruk akan terkubur dengan sendirinya.
Selaras dengan hal tersebut, Ita Sembiring mengatakan bahwa “dalam membuat sebuah konten dan ketika hendak mendistribusikan kepada khalayak ramai di sosial media, ada baiknya untuk berpikir dahulu sebelum berkata-kata, jangan berkata-kata terlebih dahulu, baru berpikir saya tadi berkata apa.”
Ia menyampaikan dalam webinar Makin Cakap Digital 2022, sebagai warga negara yang berkarakter baik, maka diharapkan untuk terus menampilkan konten baik dan menyenangkan orang lain, atau paling tidak untuk diri sendiri. Sebagai bentuk realisasinya, kita bisa mengunggah konten baik dengan memotret atau mengunggah sebuah konten dan memberikan sentuhan narasi yang indah.
Negara Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki jumlah pengguna media sosial terbanyak, dengan keanekaragaman budaya, alam, suku, dan bahasa tentunya dapat kita gunakan sebagai bahan untuk memproduksi konten positif di media sosial. Namun, kebudayaan akan berubah dan terus berganti sehingga kita akan sulit untuk menemukan kebudayaan yang asli. Indonesia berhasil memperkenalkan budaya ke kancah Internasional karena adanya interaksi. Kebudayaan bukan tentang membanggakan diri sendiri tapi juga menerima budaya-budaya yang ada dengan pikiran yang jernih.
Vivid Devianti menambahkan bahwa kita bisa memperkenalkan budaya lokal ke masyarakat Internasional, dimulai dari memperkenalkan budaya dan kearifan lokal di era global dengan cara memahami kekayaan budaya, memproduksi konten budaya, mendistribusikan konten budaya, dan kolaborasi budaya.
Kita saat ini sedang disuguhkan oleh media sosial yang membuat kita bisa belajar namun bisa tercabut prinsip kebudayaan. Dapat dibayangkan yang harusnya media sosial memberikan banyak edukasi kepada kita namun juga membuat kita lupa akan kebudayaan sendiri.
“Menampilkan produk dalam negeri hingga di kancah internasional tidak hanya sekadar menampilkan produk saja, tapi juga mengenalkan bahwa kita merupakan bagian dari warna negara yang berbudaya dan berkarakter.” Ujar Abdullah Wong selaku Budayawan.
Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini, mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat.
Masyarakat dapat mengakses informasi terkait kegiatan webinar literasi digital ini melalui laman https://event.literasidigital.id/ .
Simak juga video pilihan berikut ini: