Saraswanti Indoland Development Catat Saham Perdana di BEI Kamis 7 Juli 2022

PT Saraswanti Indoland Development Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan kode saham SWID.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jul 2022, 07:31 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Saraswanti Indoland Development Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (7/7/2022).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, PT Saraswanti Indoland Development Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan kode saham SWID.  Saraswanti Indoland Development sebagai perusahaan tercatat ke-22 di BEI pada 2022 mencatatkan saham perdana sebanyak 5.385.000.000 saham.

Pencatatan saham itu yang terdiri dari 5.045.000.000 saham pendiri dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) 340.000.000 saham. Perseroan menetapkan harga perdana Rp 200 per saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan waran sebanyak 340.000.000 waran dengan harga pelaksanaan waran seri I sebesar Rp 250 per saham. Adapun rasio waran seri I tersebut 1:1.

Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham dan waran seri I akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan. Meliputi pembayaran biaya pemeliharaan MICC dan hotel, pembelian bahan baku untuk makanan dan minuman, pembelian persediaan hotel, pembayaran tenaga kerja dan tertulis.

Selain itu, juga termasuk modal kerja pembayaran kepada pemasok dan kontraktor dalam rangka pembangunan proyek apartemen Arjuna dan Bima serta pembangunan proyek Banyu Bening.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jadwal Waran

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun jumlah saham free float per 6 Juli 2022 sebanyak 1,10 miliar saham atau 20,60 persen yang terdiri dari jumlah saham yang di-lock up selama delapan bulan sebanyak 769,57 juta saham atau 14,29 persen dan jumlah saham yang tidak di-lock up sebesar 340 juta saham atau 6,31 persen.

Untuk jadwal waran:

-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 7 Juli 2022

-Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 7 Juli 2022

-Periode akhir perdagangan waran seri I

Di pasar regular dan negosiasi pada 2 Januari 2024

Di pasar tunai pada 4 Januari 2024

-Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 6 Januari 2023

-Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 5 Januari 2024


Patok Harga IPO Rp 200 per Saham

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Saraswanti Indoland Development Tbk, perusahaan bergerak di usaha properti dan real estate menetapkan harga penawaran Rp 200 per saham dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, Jumat (1/7/2022), PT Saraswanti Indoland Development Tbk menawarkan sebanyak 340 juta saham biasa atau sebesar 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam rangka IPO. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana IPO sebesar Rp 68 miliar.

Selain itu, secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 340 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 6,74 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang satu saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I dengan setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan. Waran seri I ini efek yang diterbitkan oleh perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp 20 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak waran diterbitkan dengan 12 bulan berikutnya yang berlaku mulai 6 Januari 2023-6 Januari 2024.

"Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham dan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk modal kerja perseroan,” tulis manajemen Saraswanti Indoland Development.

 


Kebijakan Dividen

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun modal kerja itu antara lain terkait dengan pembayaran untuk biaya pemeliharaan MICC dan hotel, pembelian bahan baku untuk makanan dan minuman, pembeliaan persediaan hotel, pembayaran tenaga kerja dan utilitas, modal kerja untuk pembayaran kepada pemasok dan kontraktor dalam rangka pembangunan proyek apartemen Arjuna dan Bima serta pembangunan proyek Banyu Bening.

Perseroan pun akan membayar dividen maksimal 20 persen dari laba bersih setelah pajak perseroan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 yang akan dibagikan pada 2023. Rencana pembagian itu akan dibagikan dengan memperhatikan kondisi keuangan dan kemampuan perseroan.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Shinhan Sekuritas Indonesia.

Adapun setelah IPO dan waran, pemegang saham perseroan antara lain PT Saraswanti Utama Tbk sebesar 59,74 persen, Bogat Agus Riyono sebesar 14,94 persen, Umar Rahmadhani sebesar 3,88 persen, Hari Gunawan Lianto sebesar 3,58 persen. Kemudian Ulya Abdilah sebesar 3,14 persen, Nadia Citranti Andanni sebesar 2,84 persen, masyarakat sebesar 5,94 persen dan waran seri I sebesar 5,94 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya