Jelang Armuzna, Petugas Haji Mulai Diberangkatkan ke Arafah

PPIH mulai diberangkatkan ke Masyair atau Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 7 Zulhijah atau Rabu 6 Juli 2022 malam Waktu Arab Saudi untuk menghadapi puncak ibadah haji.

oleh Mevi Linawati diperbarui 07 Jul 2022, 10:33 WIB
Ilustrasi ibadah haji (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mulai diberangkatkan ke Masyair atau Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 7 Zulhijah atau Rabu 6 Juli 2022 malam Waktu Arab Saudi untuk menghadapi puncak ibadah haji.

Petugas dari daerah kerja (Daker) bandara menjadi yang pertama diberangkatkan ke Arafah untuk mempersiapkan sesuatunya memastikan tenda dan layanan jemaah haji.

"Kemudian teman-teman dari daker ini akan bertugas di tanggal 8 dan 9 di Arafah sebelum kedatangan jemaah dari Makkah menuju Arafah," kata Kepala Satuan Operasional Masyair/Armuzna Nasrullah Jasam, di Makkah, Rabu 6 Juli 2022.

Selanjutnya, petugas daker Makkah akan bergeser pada 8 Zulhijah atau 7 Juli menuju Arafah untuk wukuf kemudian tanggal 9 Zulhijah atau 8 Juli jam 5 sore mereka bergerak ke Muzdalifah untuk bertugas di sana.

Sementara petugas asal Madinah yang bertugas di Mina juga akan bergerak pada tanggal 8 Zulhijah sore atau 7 Juli, tanggal 9 Zulhijah atau 8 Juli wukuf di Arafah dan bergeser berbarengan dengan petugas daker Makkah untuk bertugas di Mina selama 4 hari mulai dari 10-11-12 dan 13 Zulhijah untuk mengantisipasi jemaah haji yang mengambil nafar tsani.

Dia menjelaskan, masing-masing daerah kerja yaitu bandara, makkah, dan madinah memiliki wakil kepala satuan operasi atau wakasatops di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Mereka saling bekerja sama baik dengan sesama petugas maupun dengan pihak Arab Saudi dalam hal ini para penyedia layanan Muassasah dari maktab.

"Kita ada 43 maktab, dari 1-18 dan dari 20 sampai maktab 44. Semuanya jauh dari ini sudah saling komunikasi dan teman-teman terutama dari Makkah sudah sinergi dengan maktab-maktab di bawah Muassasah, diharapkan nanti pada saatnya mereka akan bahu membahu sama-sama melayani dan mengawasi pelayanan selama di Masyair," kata Nasrullah.

"Insyaallah mereka sudah bersinergi dan semua di bawah kendali kepala satuan operasional masyair atau armuzna," sambung dia.


Titik Krusial

Ilustrasi Ibadah Haji Credit: shutterstock.com

Nasrullah mengatakan, titik penting dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah di Arafah karena wukuf. Oleh karena itu pelayanan untuk jemaah haji harus dipastikan kenyamanannya mulai dari pendingin udara, air, kamar mandi, kemudian katering.

"Kami harus siapkan betul agar jemaah konsentrasi untuk ibadah. Kemudian juga di Muzdalifah," ucap dia.

Begitu pula di Mina, yang paling penting itu di tanggal 10 Zulhijah. Titik krusialnya di tanggal itu karena jemaah sudah tiba di Mina dan siap untuk melontarkan jumrah aqobah.

"Dan kita menyesuaikan dengan ketentuan Arab Saudi dalam hal ini Kementerian Haji, ada waktu-waktu di mana kita boleh melontar dan ada waktu-waktu yang kita tidak boleh melontar. Saya kira ketentuan ini jadi titik krusial juga," terang Nasrullah.

Dia meminta ke jamaah untuk mematuhi aturan kesepakatan yang telah dibuat antara Misi haji Indonesia dengan Kementerian Haji Arab Saudi.

"Jadi kalau jemaah melontar sesuai jadwal insyaallah semua berjalan dengan lancar. Tapi kalau misalnya ada yang melontar di waktu-waktu yang dilarang saya kira itu nanti akan sedikit banyak mempengaruhi pergerakan jamaah dan tentu kita tidak harapkan," tandas Nasrullah.

Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya