Miliarder Ini Bakal Akuisisi Penambang Kripto Bermasalah demi Selamatkan Industri

Penambang kripto swasta dan publik menghadapi panggilan margin dan default setelah memiliki utang di mana saja.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Jul 2022, 12:13 WIB
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri dan CEO FTX sekaligus miliarder kripto, Sam Bankman-Fried terbuka untuk akuisisi perusahaan penambang kripto yang bermasalah untuk membantu membendung penularan di industri kripto. 

"Jika kita berpikir tentang industri pertambangan, mereka memainkan sedikit peran dalam kemungkinan penyebaran penularan, sampai-sampai ada penambang yang mengagunkan pinjaman dengan rig penambangan mereka,” kata Bankman Fried dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (7/7/2022). 

"Mungkin ada peluang yang sangat menarik bagi kami, saya pasti tidak ingin mengabaikan kemungkinan itu,” ia menambahkan.

Bankman Fried menjelaskan lebih detail mengenai rencananya ini dalam sebuah cuitan di Twitter beberapa waktu lalu. Bankman Fried mentweet dia tidak secara khusus melihat para penambang, tetapi senang melakukan percakapan dengan perusahaan mana pun.

Penambang kripto swasta dan publik menghadapi panggilan margin dan default setelah memiliki utang di mana saja antara USD 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun hingga USD 4 miliar untuk membiayai pembangunan fasilitas raksasa mereka di seluruh Amerika Utara, menurut data yang dikumpulkan oleh CoinDesk dan peserta industri.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perusahaan Kripto Kesulitan Cari Dana

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, FTX baru saja mengumumkan pada Jumat lalu mereka telah membuat kesepakatan dengan pemberi pinjaman kripto BlockFi untuk menyediakan BlockFi dengan fasilitas kredit USD 400 juta dan berpotensi memperolehnya sebanyak USD 240 juta. 

Kemudian Alameda Research, yang dimiliki oleh Bankman-Fried, sebelumnya telah memberikan pinjaman tunai dan USDC sebesar USD 200 juta dan fasilitas kredit bergulir sebesar 15.000 bitcoin (USD 294 juta) ke bursa kripto Voyager Digital yang saat ini juga tengah bermasalah. 

Karena regulasi yang masih abu-abu dalam industri kripto membuat para perusahaan kripto kesulitan dalam mencari dana untuk menghadapi penurunan harga kripto baru-baru ini. 

Bankman Fried dan perusahaannya saat ini telah dianggap sebagai penyelamat bagi para pelaku industri utama kripto di tengah tekanan harga yang sedang terjadi. Bankman Fried juga dikenal dengan sosok yang rendah hati karena dia lebih memilih untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya daripada menyimpan sendiri. 


Miliarder Sam Bankman-Fried Sebut Banyak Pertukaran Kripto Bakal Bangkrut

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, miliarder dan pendiri pertukaran kripto FTX Sam Bankman-Fried mengungkapkan apa yang disebut musim dingin kripto belum berakhir dan sejumlah pertukaran cryptocurrency telah kehabisan uang tunai. Hal itu membuat beberapa perusahaan kripto lain terancam bangkrut.

“Ada beberapa bursa tingkat ketiga yang diam-diam sudah bangkrut,” ungkap Bankman-Fried kepada Forbes, dikutip dari CNBC, Minggu, 2 Juli 2022.

Kekayaan pria berusia 30 tahun itu sendiri telah mengalami penurunan yang signifikan pada 2022 karena kripto telah jatuh, tetapi masih berada di USD 8,1 miliar atau sekitar Rp 121,81 triliun (asumsi kurs Rp 14.961 per dolar AS) menurut Bloomberg.

Perusahaan kripto milik Bankman-Fried, FTX saat ini telah menjadi pemberi pinjaman terakhir bagi beberapa perusahaan kripto yang terancam bangkrut. Pinjaman yang terbaru, FTX hampir sepakat untuk membeli perusahaan pinjaman kripto BlockFi sekitar USD 25 juta. 

 

 


Koreksi Kripto Seperti Gelembung Dot Com

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Namun, Bankman-Fried mengatakan ada lebih banyak perusahaan kripto yang kemungkinan akan bangkrut.

“Ada perusahaan yang pada dasarnya terlalu jauh dan tidak praktis untuk mendukung mereka karena alasan seperti lubang besar di neraca, masalah peraturan atau tidak banyak bisnis yang tersisa untuk diselamatkan,” ujar Bankman-Fried. 

Rekan miliarder dan pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban sebelumnya menggambarkan penurunan kripto saat ini mirip dengan gelembung dotcom awal 2000-an, ketika investasi spekulatif menggelembungkan penilaian perusahaan berbasis internet selama rentang 5 tahun sebelum jatuh tajam pada 2001 dan 2002.

"Kripto sedang mengalami jeda yang dialami internet awal. Ruang saat ini terjebak dalam fase imitasi di mana ada terlalu banyak perusahaan dengan utilitas baru yang terlalu sedikit. Seperti Bankman-Fried, dia memperkirakan lebih banyak perusahaan akan gagal,” kata Cuban. 

Adapun Cuban memiliki pandangan yang sama dengan Bankman-Fried di mana akan banyak perusahaan kripto yang tidak kuat bertahan. 


Perusahaan Pinjaman Kripto Voyager Digital Tangguhkan Penarikan Sementara

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital mengumumkan pada Jumat, 1 Juli 2022, pihaknya telah menangguhkan penarikan, perdagangan, dan penyetoran ke platformnya sementara. Perusahaan juga mengatakan sedang menjajaki alternatif strategis untuk mempertahankan nilai platformnya.

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (2/7/2022), langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah perusahaan mengeluarkan pemberitahuan kepada perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) atas kegagalan perusahaan tersebut untuk melakukan pembayaran yang diperlukan atas pinjaman.

Voyager mengatakan telah meminjamkan USD 350 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun dan 15.250 bitcoin ke 3AC dan saat ini menurut seorang informas 3AC telah memasuki fase likuidasi.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Voyager, Stephen Ehrlich mengatakan langkah itu memberi perusahaan waktu tambahan untuk terus mengeksplorasi alternatif strategis dengan berbagai pihak yang berkepentingan sambil mempertahankan nilai platform.

 

 


Selanjutnya

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Voyager mengatakan dalam sebuah rilis mereka telah mempekerjakan Moelis & Company dan Consello Group sebagai penasihat keuangan, dan Kirkland & Ellis LLP sebagai penasihat hukum untuk membantu perusahaan. 

Pada 22 Juni, Voyager menandatangani perjanjian dengan Alameda Ventures Ltd untuk jalur kredit bergulir, mendapatkan akses ke modal tambahan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pelanggannya karena harga kripto terpukul.

Dalam sebuah rilis, Voyager yang berbasis di New Jersey mengatakan nilai aset kripto yang dimilikinya adalah USD 685 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun, dibandingkan dengan aset kripto yang telah dipinjamkan lebih dari USD 1,12 miliar.

Langkah oleh Voyager datang kurang dari sebulan setelah pemberi pinjaman kripto lainnya, Celsius Network menangguhkan penarikan, dengan alasan kondisi pasar yang ekstrem. Celsius sampai saat ini belum membuka penarikan kembali untuk pelanggannya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya