Jokowi Sebut Harga Roti dan Mie Berpotensi Alami Kenaikan Dampak Perang Rusia-Ukraina

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap pangan dunia, salah satunya gandum.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Jul 2022, 12:31 WIB
Presiden Jokowi usai menjadi saksi nikah adiknya langsung melakukan blusukan di Pasar Gede Solo dan menyalurkan bansos kepada masyarakat penerima, Kamis (26/2).(Liputan6.com/Fajar Abrori)  

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap pangan dunia, salah satunya gandum. Kondisi ini berpotensi membuat harga roti dan mie instan mengalami kenaikan.

Pasalnya, 30 sampai 40 persen produksi gandum dunia berasal dari Rusia dan Ukraina. Indonesia sendiri masih mengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina.

"Hati-hati yang namanya komoditas pangan dunia ini naik semuanya utamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati," jelas Jokowi dalam acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional di Kota Medan Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022).

"Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik, karena apa? Ada perang di Ukraina," sambungnya.

Dia mengaku sempat menanyakan langsung ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait ketersediaan gandum, saat berkunjung ke dua negara itu pekan lalu. Jokowi menuturkan stok gandum di dua negara tersebut sangat berlimpah, namun tak bisa dijual ke negara lain.

"Di Ukraina saja ada stok gandum waktu ke sana saya tanya langsung ke Presiden Zelensky berapa stok yang ada di Ukraina. 22 juta ton. Stok enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini, 55 juta ton. Artinya, stoknya sudah 77 juta ton," katanya.

"Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin, ada berapa stok (gandum) di Rusia 137 juta ton. " imbuh Jokowi.

Menurut dia, sejumlah negara di Afrika dan Asia saat ini sudah mulai mengalami krisis pangan serta kelaparan. Hal ini salah satunya dikarenakan ketergantungan terhadap gandum Rusia dan Ukraina.

"Karena barang itu tidak bisa ke luar dari Ukraina, enggak bisa ke luar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut sudah mulai yang namanya kelaparan, bayangkan," ujarnya.


Tak Alami Krisis Pangan

Jokowi pun bersyukur Indonesia tidak mengalami krisis pangan, karena adanya beras. Dia pun menekankan pentingnya kemandirian pangan agar Indonesia tak bergantung dengan negara lain.

"Kalau bapak/ibu ke luar, harga pangannya karena ketergantungan pada gandum sudah naik 30, sudah naik 50 persen. Mau bapak/ibu semuanya harga naik?" ucap Jokowi.

Untuk itu, dia mengajak seluruh kepala daerah untuk memanfaatkan lahan-lahan yang ada untuk menanam dan memproduksi kebutuhan pangan sehari-hari. Hal ini juga bermanfaat untuk asupan gizi anak-anak agar bisa tumbuh sehat.

"Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk asupan gizi anak kita karena kita nanem itu tumbuh dan bisa kita panen. Penting sekali," tutur Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya