Liputan6.com, Jakarta - PT Saraswanti Indoland Development Tbk menyiapkan sejumlah proyek di kawasan Mataram City dan Ambarawa, Jawa Tengah setelah melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Perseroan menyatakan, pandemi COVID-19 sudah melandai sehingga kegiatan bisnis dan pariwisata akan membangkitkan kembali gairah industri perhotelan. Perkuliahan offline akan segera dilaksanakan di semua perguruan tinggi, termasuk di Yogyakarta, yang akan memicu permintaan apartemen, baik untuk dibeli maupun disewa.
Advertisement
Saraswanti Indoland Development berkomitmen menyajikan apartemen terbaik akan menjadi daya tarik bagi para prospek baik untuk membeli maupun menyewa. Harga tanah yang terus melambung menyebabkan perpindahan mode of investment dari kelompok menengah yang menginginkan passive income di masa pensiun, yaitu dari membangun rumah kost menjadi membeli apartemen. Gaya hidup generasi milenial dan seterusnya juga lebih menuju ke living in modern apartments.
"Untuk mengantisipasi potensi di atas, Saraswanti Indoland Development sudah merencanakan pembangunan tower apartemen keempat dan kelima, Bima dan Arjuna, di Kawasan Mataram City, pada semester II 2022. Kedua tower tersebut akan melengkapi kawasan tersebut dengan lima tower Pandawa Lima: Nakula, Sadewa, Yudhistira, Arjuna dan Bima," tulis Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Saraswanti Indodaland Development, Agung Cucun Setiawan dalam keterangan resminya, Kamis (7/7/2022).
Tak hanya itu, perseroan juga akan mengembangkan proyek landed house, Banyu Bening, The Villa Resort yang terdiri dari 56 unit rumah di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di daerah Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Proyek tersebut juga akan dimulai pada semester II 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Prapenjualan
Di sisi lain, Saraswanti Indoland Development menargetkan marketing sales atau prapenjualan Rp100 miliar sepanjang 2022.
"Di sisi lain, Perseroan optimistis recurring income dari bisnis hotel melonjak 48 persen pada 2022, yaitu sebesar Rp 54,4 miliar di tahun 2021 menjadi sebesar Rp 86,3 miliar pada 2022,” ungkap Agung.
Marketing sales berasal dari proyek apartemen Tower Arjuna-Bima di Mataram City, Yogyakarta dan Villa Resort Banyu Bening. Pendapatan Perseroan akan naik signifikan mulai 2023 menjelang selesainya pembangunan apartemen dan rumah tapak Banyu Bening,
"Untuk mendukung misi, visi, rencana besar dan komitmen perseroan tersebut, Management SWID mencanangkan empat pilar strategi yang akan segera dijalankan, yaitu: developing great leaders, delivering different products and services (differentiation strategy), efficient operations (Efficiency strategy), diversification strategy,” ujar dia.
PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) melepas 340 juta saham atau setara 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum atau initial public offering (IPO), serta menawarkan di harga Rp 200 per saham, sehingga dana yang akan dihimpun sebesar Rp 68 miliar.
Advertisement
Resmi Catatkan Saham di BEI
Sebelumnya, saham PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) bergerak di zona hijau pada pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 7 Juli 2022.
Mengutip data RTI, saham PT Saraswanti Indoland Development Tbk dibuka naik Rp 6 ke posisi Rp 206 per saham dari harga perdana Rp 200 per saham. Pada pukul 11.23 WIB, saham SWID melonjak 25 persen ke posisi Rp 250 per saham. Saham SWID berada di level tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 206 per saham.
Total frekuensi perdagangan 36.347 kali dengan volume perdagangan 2.729.890 saham. Nilai transaksi Rp 69,9 miliar. Penguatan saham SWID ini terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif. IHSG naik tipis 0,,09 persen ke posisi 6.652.
Adapun PT Saraswanti Indoland Development Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 7 Juli 2022 di papan pengembangan dengan kode saham SWID.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, SWID resmi menjadi perusahaan tercatat ke 22 pada 2022 dan menjadi perusahaan tercatat saham ke 788.
"Pencapaian ini merupakan bagian dari kerja keras segenap manajemen dan karyawan PT Saraswanti Indoland Development Tbk serta menjadi langkah awal bagi perusahaan itu scale up bertumbuh menjadi lebih besar,” kata I Gede Nyoman, dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham SWID, Kamis, 7 Juli 2022.
Bursa akan senantiasa mendukung perusahaan tercatat untuk mencapai kinerja terbaiknya sehingga dapat diberikan atribusi terbaik kepada para stakeholders.
Alasan IPO
Sementara itu, Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk, Bogat Agus Riyono apresiasi kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran pencatatan saham perusahaan di BEI.
Perseroan didirikan pada 2010 sebagai salah satu anak perusahaan dari kelompok usaha Saraswanti yang bergerak dalam bidang properties dan real estate dari Yogyakarta, Kota perjuangan dan pergerakan, Kota Pendidikan sekaligus, Kota pariwisata yang sangat budaya.
"Perseroan memulai langkahnya, segala potensi yang ada pada Yogyakarta merupakan landasan bagi perseroan untuk membangun proyek yang pertama yaitu Mataram City sebuah area yang terdiri atas Hotel, Apartemen dan Convention Center,” kata Bogat.
Area tersebut sengaja SWID desain sedemikian rupa untuk turut berkontribusi bagi berkembangnya Yogyakarta sebagai sebuah kota Konvensi yang bergengsi.
"Go Public merupakan pilihan Perseroan untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang makin berkembang profesional dan sustainable. Kami harapkan pula untuk menjadi sebuah momentum untuk lebih memasyarakatkan investasi di pasar modal di kota Yogyakarta,” tutur dia.
Advertisement