Liputan6.com, Nusa Dua - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri India, Dr. S. Jaishankar, pada 7 Juli 2022, yang berada di Bali dalam rangka menghadiri Pertemuan Menlu G20.
Pada kesempatan tersebut, Menlu Jaishankar menyampaikan kembali dukungan India terhadap Presiden G20 Indonesia. Menlu India juga sampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia yang dapat menghadirkan semua Menlu G20 dalam pertemuan kali ini ditengah situasi dunia yang menghadapi banyak tantangan saat ini.
Kedua Menlu sepandangan pentingnya penguatan suara negaraberkembang.
Baca Juga
Advertisement
Sudah saatnya suara negara berkembang untuk didengarkan dalam berbagai isu internasional.
Mereka juga sepakat untuk menyuarakan pentingnya perang untuk dihentikan dan pentingnya reintegrasi ekspor produk pertanian dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia dalam rantai pasok global.
Sebagai informasi, India akan menjadi Presiden G20 pada tahun 2023, setelah Indonesia.
Agenda pertemuan para menlu G20 di Bali, akan berlangsung pada 7-8 Juli 2022. Dengan mengusung tema “Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama”, pertemuan ini akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global.
G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan 20 ekonomi utama dunia.
G20 memainkan peran strategis dalam mengamankan masa depan pertumbuhan ekonomi global dan kemakmuran. Indonesia memegang Kepresidenan G20 2022 dan memprioritaskan kerja sama dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dengan situasi baru di Ukraina, isu terkait ketahanan pangan juga akan dibahas secara luas pada pertemuan G20.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Deretan Isu yang Akan Dibahas dalam FMM G20 2022
FMM G20 akan memiliki dua sesi. Sesi pertama Penguatan Multilateralisme akan membahas langkah-langkah bersama untuk memperkuat kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar negara, yang akan menjadi lingkungan pendukung bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia.
Dua pembicara khusus akan berbagi ide dalam sesi ini, yaitu Sekjen PBB Antonio Guterres dan Prof. Jeffrey Sachs (Columbia University). Mereka akan berbagi pandangan tentang pemberdayaan prinsip dan forum multilateral di tengah situasi geopolitik saat ini, demikian dikutip dari laman Kemlu.go.id, Kamis (7/7/2022).
Sesi kedua tentang Ketahanan Pangan dan Energi akan membahas langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis pangan, kelangkaan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global.
Naiknya harga komoditas dan terganggunya rantai pasokan global berdampak besar pada negara-negara berkembang. Untuk itu, G20, sebagai forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan di dunia, memiliki kekuatan untuk membahas isu-isu tersebut secara komprehensif untuk menemukan solusi sosial ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk sesi ini, Indonesia mengundang tiga pembicara khusus, yaitu David Beasley (Executive Director World Food Programme), Damilola Ogunbiyi (Special Representative of the UN Secretary-General for Sustainable Energy for All and Co-Chair of UN-Energy), dan Mari Elka Pangestu (Direktur Pelaksana Bank Dunia).
Mereka akan memberikan wawasan tentang dampak konflik saat ini terhadap ekonomi dan pembangunan dunia.
Selain itu, di sela-sela Pertemuan Menlu G20, Menlu RI juga akan melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan Menlu baik dari negara anggota G20 maupun negara undangan lainnya.
Advertisement
Menlu Ukraina Bakal Ikut Pertemuan Menlu G20 di Bali, Tapi...
Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 bakal digelar dalam hitungan hari di Nusa Dua, Bali, pada Kamis dan Jumat, 7-8 Juli 2022. Seluruh Menteri Luar Negeri (Menlu) anggota G20 dikonfirmasi akan hadir di pertemuan tersebut, seperti disampaikan Menlu Retno Marsudi pada konferensi pers secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden Jumat 1 Juli 2022 lalu.
Termasuk di antaranya Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba. Hal itu dipastikan kembali oleh Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.
"Menlu Dmytro Kuleba akan bergabung bersama, akan ambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri di Bali secara online," ungkap Dubes Vasyl dalam konferensi pers online pada Selasa (5/7/2022).
"Dan dia akan menyampaikan pidato online, mungkin tidak akan direkam tetapi akan secara live. Jadi mudah-mudahan kita akan melihat apa yang akan dia sampaikan tentang satu isu yang sangat menarik," imbuhnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Dubes Vasyl juga mengatakan ada hal yang jadi perhatian adalah terkait pesan dari Presiden Ukraina kepada Jokowi untuk Vladimir Putin. "itu adalah kejutan besar bagi kami, dan kemudian saya mencoba menjelaskannya kepada semua orang."
"Pesan dari Ukraina ke Rusia, disampaikan oleh Presiden."
Menurutnya, pesan tersebut bisa memiliki tiga arti.
"Salah satu artinya adalah sesuatu yang tertulis di atas kertas seperti pesan tertulis yang diambil di suatu tempat. Kedua adalah sesuatu yang diucapkan seperti dibentuk secara verbal dan disampaikan kepada pihak lain," jelasnya.
"Dan pemahaman ketiga adalah setelah data cukup berbicara, dengan pembicaraan lain antara presiden setelah bertukar pandangan dan setelah kedua belah pihak saling memahami," tambahnya.
Undangan Indonesia
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab pada Jumat 1 Juli 2022 lalu memastikan bahwa seluruh menteri luar negeri negara-negara anggota G20 akan menghadiri forum Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 2022 yang bakal berlangsung di Bali pada 7-8 Juli.
"Alhamdulillah hari ini kita dapat konfirmasi melalui saluran diplomatik bahwa semua menteri luar negeri anggota G20 akan hadir pada pertemuan itu," kata Menlu Retno dalam keterangan persnya yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Pada kesempatan tersebut Menlu Retno mengatakan bahwa pihaknya terus menjalin konsultasi dan komunikasi intensif dengan semua negara-negara anggota G20 di tengah situasi kompleks yang sedang dihadapi dunia. Upaya konsultasi dan komunikasi intensif itu membuahkan hasil positif dengan konfirmasi kehadiran dari seluruh menlu negara anggota G20 dalam FMM G20 2022 nanti.
Menlu Retno juga menyampaikan apresiasi atas komitmen yang disampaikan oleh kolega-koleganya tersebut. "Saya sampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua kolega saya yang telah nyatakan komitmen untuk hadir," katanya.
Menurut Menlu, komitmen tersebut mengembangkan optimisme bahwa para pemimpin negara G20 bisa memperlihatkan kepemimpinannya dalam menciptakan perdamaian dan kemanusiaan.
"Situasi dunia memang sangat sulit, kita perlu kerja sama menjalankan komitmen untuk perdamaian dan kemanusiaan. Dunia menunggu pemimpin G20 untuk menunjukkan kepemimpinannya bagi perdamaian, kemanusiaan, dan kemakmuran," ucapnya.
Advertisement