Liputan6.com, Jakarta Bagi kebanyakan orang, musik adalah bagian dari hidup. Begitu terapi musik memiliki banyak manfaat untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan dan belajar seperti penyandang autisme.
Dilansir dari Tunisiesoir, terapi musik merupakan suatu proses dimana terapis menggunakan musik untuk membantu klien meningkatkan kesehatannya, baik dalam aspek sehat secara fisik, emosional, mental, sosial, estetika, bahkan spiritual.
Advertisement
Menurut Suzanne Hanser, Ed.D., ketua di Departemen Terapi Musik Berklee, ada bukti ilmiah bahwa terapi musik telah mempengaruhi anak-anak dengan spektrum autisme secara positif dalam banyak hal. Diantaranya meningkatkan keterampilan dalam komunikasi, hubungan interpersonal, pengaturan diri, strategi mengatasi, manajemen stres dan memusatkan perhatian.
Asosiasi Terapi Musik Amerika, percaya bahwa Terapi Musik meningkatkan kualitas hidup seseorang, yang melibatkan hubungan antara terapis musik yang berkualitas dan individu; antara satu individu dengan individu lainnya; antara individu dan keluarganya; dan antara musik dan peserta.
Hubungan ini terstruktur dan diadaptasi melalui elemen musik untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mengatur kesempatan untuk pertumbuhan yang sukses. Selain itu, intervensi terapi musik dapat:
– Meningkatkan Kesehatan
– Mengelola Stres
– Mengurangi Rasa Sakit
– Mengungkapkan Perasaan
– Meningkatkan Memori
– Meningkatkan Komunikasi
– Mempromosikan Rehabilitasi Fisik
Pelopor terapi musik, Nordoff dan Robbins, menggambarkan keberhasilan mereka dalam bekerja dengan beberapa anak muda yang didiagnosis dengan Autisme. Pencapaian tersebut meliputi:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pencapaian terapi musik
- Peningkatan komunikasi dua arah,
- Peningkatan perhatian,
- Peningkatan kepatuhan mengikuti arahan yang kompleks,
- Penurunan perilaku pencarian indera (mencubit, menggigit, memasukkan benda ke dalam mulut dan memanjat furnitur), peningkatan penggunaan bahasa, menampilkan lebih maju permainan instrumen, kemampuan lanjutan untuk memainkan instrumen (khususnya piano dan drum) dan menggunakan kode warna/huruf serta bermain dengan kedua tangan/kaki.
Terapi Musik ini sering digunakan bersama dengan model lain, dan sering digabungkan dengan pendekatan terapi seperti Analisis Perilaku Terapan (ABA) dan DIR/Floortime.
Advertisement
Penyandang ASD merespons positif
Literatur melaporkan bahwa sebagian besar individu dengan ASD merespons musik secara positif. Frekuensi orang dengan ASD menunjukkan minat dan respons yang tinggi terhadap musik menjadikannya alat terapi yang sangat baik untuk bekerja dengan mereka. Karena musik diproses di kedua belahan otak, musik dapat merangsang fungsi kognitif dan dapat digunakan untuk memperbaiki beberapa keterampilan bicara/bahasa.
Anak-anak yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme sering kewalahan oleh input sensorik, jadi sangat masuk akal bahwa musik akan membantu mereka mengatur pengalaman mereka dan terlibat dengan dunia di sekitar mereka.
Program kolaboratif
Program kolaboratif yang sangat sukses dibuat pada tahun 2011 di antara American Music Therapy Association (AMTA), Program Terapi Musik Berklee College of Music, dan Autism Speaks di wilayah Boston, "Autism Speaks and Sings," "Autism Speaks and Sings" tidak hanya interaktif melibatkan anak-anak dan keluarga mereka, tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang kemungkinan masa depan terapi alternatif yang tersedia untuk anak-anak dengan ASD.
Autisme Berbicara dan Bernyanyi, dirancang untuk menawarkan kepada keluarga dan profesional sekilas beberapa teknik kreatif dan hasil yang diharapkan dari intervensi terapi musik.
Advertisement