Tekan Angka Stunting, Jokowi: Kalau Anak-Anak Pintar, Bersaing dengan Negara Lain Mudah

Bila angka stunting bisa ditekan maka jumlah anak Indonesia yang tumbuh dan berkembang optimal tentu makin banyak. Hal ini bisa mewujudkan generasi penerus bangsa yang merupakan penentu Indonesia di masa mendatang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Jul 2022, 17:00 WIB
Anak-anak dengan latar gedung bertingkat bermain di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Medan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh elemen masyarakat bersama-sama dalam mengatasi stunting dengan mengetahui akar permasalahanya. Stunting yang merupakan kondisi kekurangan gizi kronis bukan hanya berdampak gagal tumbuh tapi juga berimbas pada kecerdasan anak yang merupakan masa depan suatu bangsa.

"Saya mengajak kepada seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak bersama-sama, bekerja bersama-sama, bersinergi bersama-sama untuk menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia generasi penerus kita yang berkualitas,” kata Jokowi.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam Puncak Peringatan ke-29 Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 di Lapangan Merdeka, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara pada Kamis, 7 Juli 2022.

Bila angka stunting bisa ditekan maka jumlah anak Indonesia yang tumbuh dan berkembang optimal tentu makin banyak. Hal ini bisa mewujudkan generasi penerus bangsa yang merupakan penentu Indonesia di masa mendatang.

"Kalau anak-anak kita pintar, pintar-pintar, cerdas, kita bersaing dengan negara lain itu mudah. Tapi kalau anak-anak kita stunting, gizinya enggak baik, nutrisinya enggak tercukupi, ah sudah, nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain ini akan sangat kesulitan kita. Ini yang selalu saya ingatkan,” kata Jokowi mengutip laman Sekretariat Kabinet.


Manfaatkan Lahan Kosong di Rumah

Presiden Joko Widodo dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan. Upaya penekanan stunting yang diupayakan agar kasus bisa terus turun. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Di kesempatan yang sama Jokowi juka mengajak keluarga Indonesia memaksimalkan lahan yang ada di rumah sebagai sumber pangan. Misalnya dengan menanam tanaman yang bisa dikonsumsi. Selain bisa mencukupi kebutuhan gizi juga mengantisipasi krisis pangan global.

“Saya mengajak kepada seluruh bupati, utamanya wali kota untuk memanfaatkan lahan-lahan yang sekecil apa pun untuk menanam, untuk berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari,” ujarnya.

Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting hingga menjadi 14 persen di tahun 2024. Presiden pun mengingatkan jajarannya untuk bekerja keras untuk mencapai target tersebut.

“Saya masuk di 2014 angka stunting 37 persen, 37 persen. Hari ini, di 2021 angka terakhir di 24,4 persen, penurunannya sangat drastis sekali. Tapi target kita di 2024 harus mencapai 14 persen,” kata Jokowi.


Perlu Kolaborasi Lintas Sektor

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (Dok Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN)

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa dalam upaya mengatasi stunting perlu kerja sama lintas sektor. Lalu, perlu pendekatan dari hulu ke hilir untuk mengatasi stunting.

"Selain faktor nutrisi dan imunisasi, perlu juga sanitas dan lingkungan yang bersih," kata Hasto di kesempatan yang sama.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada tim pendamping keluarga yang terdiri dari ibu-ibu PKK, bidan, dan penyuluh KB dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang upaya mencegah stunting. Hasto berharap paling tidak di satu desa terdapat satu tim pendamping keluarga guna mewujudkan keluarga Indonesia sehat yang bebas stunting.

 

 

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya