Menlu Ukraina Minta AS dan Jerman Tekan Rusia di G20

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba telah menelepon negara-negara sekutunya untuk menekan Rusia di forum Menteri Luar Negeri di G20 Bali.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jul 2022, 07:09 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat menggigit bibirnya pada misa tengah malam di Moskow. (AFP)

Liputan6.com, Kyiv - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berkoordinasi dengan para menteri luar negeri agar Rusia ditekan di acara G20. Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memang akan menghadiri forum tersebut. 

Melalui Twitter, Kuleba berkata telah berbicara kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang juga menghadiri forum tersebut. 

"Berbicara dengan @SecBlinken sebelum pertemuan menteri G20 di mana kita akan sama-sama menyodorkan agresi Rusia di lampu sorot dan mencegah Rusia menyebar kebohongan," tulis Kuleba melalui Twitter, Kamis (7/7/2022).

Menlu Ukraina pun turut menyampaikan apresiasi atas bantuan militer berupa senjata berat dari AS dan mitra-mitra Ukraina yang lain.

Melalu Twitter, Menlu AS Antony Blinken berjanji terus mendukung masa depan Ukraina yang demokratis. 

Kuleba juga mengaku telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Mereka mengaku sepakat untuk melakukan tekanan pada Rusia.

"Kami berdua setuju untuk menekan Rusia," Menlu Ukraina.

Selain itu, Kuleba meminta agar ada tambahan sistem persenjataan Jerman ke Ukraina berupa self-propelled howitzer dan Multiple Launch Rocket System (MLRS). Ukraina dan Jerman juga berkoordinasi untuk melepas blokir ekspor makanan Ukraina.

Menteri lain yang siap membahas Rusia adalah Melanie Joly dari Kanada, meski pihak Rusia sendiri berharap agar G20 fokus pada masalah ekonomi saja.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Menlu Kanada Siap Lawan Propaganda Rusia di G20 Bali

Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali (dok: Ilyas)

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly akan datang ke acara G20 di Bali untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri. Kehadiran Menlu Joly menandakan kehadiran dua perwakilan negara Amerika Utara, sebab Amerika Serikat juga sudah konfirmasi hadir. 

Berdasarkan siaran pers Kedutaan Besar Kanada, Menlu Joly akan datang ke Bali pada 6-9 Juli 2022. Masalah pangan dan invasi Rusia turut menjadi sorotan pemerintah Kanada.

Menlu Joly disebut akan menegaskan kembali dukungan tegas Kanada kepada kedaulatan Ukraina. Ia pun akan mengajak negara-negara sahabat untuk menjunjung aturan-aturan dan institusi-institusi internasional.

"Pertemuan G20 ini terjadi saat titik kritis dalam sejarah dan tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa. Dengan invasi ilegal Rusia ke Ukraina, Kanada harus hadir untuk menegur Rusia atas kebohongan-kebohongannya," ujar Menlu Joly.

Kehadiran Menlu Joly disebut akan digunakan untuk membalas misinformasi dari para perwakilan Rusia terkait invasi ke Ukraina.

Di hadapan para delegasi internasional, Kanada berjanji tidak akan memberikan panggung ke propaganda Rusia yang berusaha merasionalisasikan invasi ilegal yang terjadi ke negara berdaulat, atau memberi informasi sesat terkait konsekuensi global dari perang Ukraina.

Beberapa konsekuensi dari invasi Rusia yang disorot oleh Kanada adalah inflasi, keamanan ekonomi, energi internasional, perdamaian, dan keamanan.

Selain isu Rusia, Kanada juga akan membahas masalah perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Masalah keseteraan perempuan turut menjadi fokus Kanada.


Vladimir Putin Belum Tentu Hadir di G20 Bali

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. Vladimir Putin dan Emmanuel Macron berupaya menemukan titik temu atas Ukraina dan NATO di tengah kekhawatiran Rusia sedang mempersiapkan invasi ke Ukraina. (SPUTNIK/AFP)

Pihak Rusia masih belum memberikan kepastian apakah Presiden Vladimir Putin akan hadir ke Bali untuk pertemuan G20. Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan dua alasan yang bisa menghalangi kehadiran Presiden Vladimir Putin ke Bali.

Rusia mengaku akan melihat situasi global terlebih dahulu. Alasan selanjutnya adalah terkait kesehatan. 

"Terkait G20 summit pada bulan November, sebuah undangan resmi dari Presiden Indonesia Joko Widodo kepada pemimpin Rusia telah diterima. Jakarta secara tentatif diinformasikan niat Presiden Vladimir Putin untuk mengambil bagian," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip media pemerintah Rusia, TASS, Kamis (7/7).

"Format partisipasinya masih di bawah klarifikasi tergantung perkembangan situasi di dunia dan menimbang situasi sanitasi dan epidemiologi di Asia Tenggara," lanjut pihak Kemlu Rusia.

Pada pertemuan Menteri Luar Negeri G20 Bali, Menlu Sergey Lavrov dipastikan akan hadir pada 7-8 Juli 2022. Pihak Rusia berharap G20 bisa mencapai keputusan yang menguntungkan bersama.

"Rusia menilai G20 sebagai forum terdepan untuk kerja sama ekonomi internasional dan sebagai mekanisme efektif untuk pemerintahan multilateral pada basis di mana keputusan-keputusan yang dipertimbangkan dengan baik perlu menjadi kepentingan seluruh dunia," ujar pihak Kemlu Rusia.

Pihak Rusia turut memuji Indonesia sebagai tuan ramah dan mendukung tema-tema yang dibahas seperti pelayanan kesehatan, keamanan energi, dan digitalisasi.


India dan Indonesia Suarakan Pentingnya Hentikan Perang di Dunia pada Pertemuan Menlu G20

Severodonetsk di wilayah Donbas timur Ukraina pada Senin 13 Juni 2022, menjadi sasaran pasukan Rusia, daerah terakhir yang masih di bawah kendali Ukraina di wilayah Luhansk. (Aris Messinis/AFP)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri India, Dr. S. Jaishankar, pada 7 Juli 2022, yang berada di Bali dalam rangka menghadiri Pertemuan Menlu G20.

Pada kesempatan tersebut, Menlu Jaishankar menyampaikan kembali dukungan India terhadap Presiden G20 Indonesia. Menlu India juga sampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia yang dapat menghadirkan semua Menlu G20 dalam pertemuan kali ini ditengah situasi dunia yang menghadapi banyak tantangan saat ini. 

Kedua Menlu sepandangan pentingnya penguatan suara negaraberkembang.

 

Sudah saatnya suara negara berkembang untuk didengarkan dalam berbagai isu internasional.

Mereka juga sepakat untuk menyuarakan pentingnya perang untuk dihentikan dan pentingnya reintegrasi ekspor produk pertanian dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia dalam rantai pasok global.

Sebagai informasi, India akan menjadi Presiden G20 pada tahun 2023, setelah Indonesia.

Agenda pertemuan para menlu G20 di Bali, akan berlangsung pada 7-8 Juli 2022. Dengan mengusung tema “Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama”, pertemuan ini akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global.​

G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan 20 ekonomi utama dunia.

G20 memainkan peran strategis dalam mengamankan masa depan pertumbuhan ekonomi global dan kemakmuran. Indonesia memegang Kepresidenan G20 2022 dan memprioritaskan kerja sama dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Dengan situasi baru di Ukraina, isu terkait ketahanan pangan juga akan dibahas secara luas pada pertemuan G20.

Infografis Dukungan & Harapan Rencana Kunjungan Jokowi ke Ukraina-Rusia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya