Liputan6.com, Jakarta - Kurikulum Merdeka saat ini diterapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) di tingkat sekolah SD, SMP, maupun SMA.
Kurikulum tersebut diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yag melanda.
Baca Juga
Advertisement
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam. Kurikulum Merdeka berfokus pada kontenkonten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Hal tersebut seperti diungkap Kemendikburistek melansir laman resminya https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/.
Lalu, seperti apakah Kurikulum Merdeka SD, pengertian, serta bagaimana penerapannya? Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam.
"Kurikulum Merdeka berfokus pada kontenkonten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi," tulis Buku Saku Serba Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar melansir laman resminya https://ditpsd.kemdikbud.go.id/, Jumat (8/7/2022).
Dijelaskan, berrbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran yang cukup lama.
Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
"Maka, untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami," terang Buku Saku tersebut.
Berikut penjelasan singkat soal Kurikulum Merdeka Sekolah Dasar atau SD dilansir Liputan6.com dari Buku Saku Serba Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar melalui laman resminya https://ditpsd.kemdikbud.go.id/:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dasar-Dasar Hukum Implementasi Kurikulum Merdeka SD
Berikut dasar-dasar hukum implementasi Kurikulum Merdeka SD:
1. Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022: Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
2. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022: Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
3. Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022: Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
4. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 Tahun 2022: Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka.
5. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Tahun 2022: Dimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
Advertisement
Keunggulan dan Alasan Penerapan Kurikulum Merdeka SD
Berikut sederet keunggulan Kurikulum Merdeka:
1. Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
2. Lebih Merdeka
Guru dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Alasan penerapan Kurikulum Merdeka SD menjadi opsi dan bukan langsung diterapkan di seluruh sekolah karena Kemendikbudristek ingin menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.
Selain itu, dengan kebijakan opsi kurikulum ini, proses perubahan kurikulum nasional harapannya dapat terjadi secara lancar dan bertahap.
Kriteria Sekolah dan Bentuk Penerapan Kurikulum Merdeka SD
Kriteria sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka SD hanya ada satu, yaitu berminat menerapkan Kurikulum Merdeka untukmemperbaiki pembelajaran.
Kemudian, kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka.
Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat.
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:
1. FASE A untuk Kelas I dan Kelas II
2 .FASE B untuk Kelas III dan Kelas IV
3. FASE C untuk Kelas V dan Kelas VI
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atautematik.
Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Pembelajaran intrakurikuler,
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila, dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per-tahun.
Advertisement
Hal-Hal Esensial Kurikulum Merdeka di Jenjang SD
Berikut hal-hal penting dalam Kurikulum Merdeka SD:
1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik
- Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
- Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar - 13Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS.
- Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan.
2. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.
Kemudian, alasan pelajaran IPA dan IPS dijadikan satu pada jenjang SD karena anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu.
Penggabungan pelajaran IPA dan IPS ini diharapkan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.
IPAS mulai diajarkan di Fase B (kelas III) untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial.