Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan kedua forum Trade, Investment and Industry Working Group atau TIIWG G20 telah selesai dilaksanakan. Rangkaian acara ini digelar pada 5-7 Juli 2022 di Kota Solo, Jawa Tengah.
"Alhamdulilah acara berjalan sangat lancar, sangat baik. Bagi sebagian besar orang di luar ekspektasi, artinya sangat luar biasa," ujar Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko B Witjaksono dalam sesi teleconference, Jumat (8/7/2022).
Advertisement
Djatmiko mengatakan, untuk pertemuan kedua di Solo ini, pembicaraan menuntaskan tiga agenda lainnya yang jadi lanjutan dari bahasan kelompok kerja TIIWG pertama pada Maret 2022.
Agenda pertama yakni membahas soal reformasi organisasi perdagangan dunia atau WTO. Dalam sesi ini, dibahas mengenai negosiasi, transparansi dan nota penyelesaian sengketa, hingga perlakuan khusus untuk negara berkembang.
Kedua, terkait peran sektor perdagangan, investasi dan industri dalam merespon kondisi darurat seperti situasi pandemi, sekaligus dalam rangka mendukung arsitektur kesehatan global.
"Sebagaimana kita tahu, hal tersebut merupakan salah satu pilar utama dalam Presidensi Indonesia 2022," imbuh Djatmiko.
Terakhir, soal bagaimana memacu investasi berkelanjutan dan pemulihan ekonomi global.
"Investasi berkelanjutan memiliki peran vital dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," terangnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi Berkelanjutan jadi Kunci Akselerasi Pemulihan Ekonomi Global
Rangkaian pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 2nd Meeting TIIWG G20 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, telah selesai pada (7/7/2022).
Dalam sesi persidangan terakhir tersebut, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengajak negara anggota G20 agar mengambil peran dalam mendorong investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global.
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno selaku Co-chair TIIWG G20 dan pimpinan sidang, mengatakan investasi berkelanjutan sangat penting untuk menunjang pemulihan ekonomi global dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketidaksetaraan.
Namun, diakui Riyatno saat ini masih terdapat ketimpangan investasi yang cukup besar di seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
“Kita tidak hanya perlu menutup ketimpangan ini dengan cara mendorong investasi yang lebih berkelanjutan, khususnya di bidang energi terbarukan. Namun, kita juga harus menyadari bahwa investasi berkelanjutan itu sama pentingnya dengan perlindungan lingkungan yang mencakup untuk berdampak pada sosial dan pembangunan,” ujar Riyatno, kepada media, Jumat (8/6/2022).
Selain itu, Riyanto menekankan pentingnya untuk mendorong investasi berkelanjutan yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan berdampak terhadap ekonomi lokal.
Advertisement
Kolaborasi
Oleh karena itu, negara-negara G20 diharapkan dapat berkolaborasi memimpin upaya global dalam mempromosikan investasi berkelanjutan dan energi terbarukan dengan menerapkan perangkat kebijakan (toolkit) untuk mendukung pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.
“Seperti apa yang telah disampaikan oleh Menteri Investasi di pertemuan sebelumnya, beliau menekankan supaya ada kesepakatan mengenai perangkat kebijakan, best practices, dan lesson learned. Selain itu, mengenai pentingnya kolaborasi dan kerja sama antar semua negara anggota yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi global," ujarnya.
Adapun beberapa inisiatif yang bisa dikolaborasikan bersama menurut UNCTAD (The United Nations Conference on Trade and Development) seperti skema promosi outward investment (investasi ke luar negeri), mendorong diseminasi teknologi energi terbarukan, kerja sama melalui pasar karbon, instrumen fasilitasi investasi, dan bantuan teknis.