Liputan6.com, Jakarta Harga-harga pangan di tingkat konsumen terus merangkak naik. Tak hanya beras, aneka cabai, bawang, sayuran hingga sumber protein mengalami kenaikan signifikan sejak Ramadan dan lebaran.
Naiknya harga pangan di seluruh wilayah Indonesia ini, menjadi sorotan tajam anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Andi Akmal Pasluddin. Ia menyebut bahwa persoalan naiknya harga pangan ini bukan saja persoalan kementerian pertanian semata, tapi semua pihak dari berbagai elemen harus memberikan perhatian serius.
Advertisement
“Persoalan harga pangan ini sudah menjadi persoalan multidimensi yang mesti melibatkan seluruh elemen pemerintah dalam menyelesaikannya. Tidak saja persoalan produksi, hampir seluruh faktor eksternal dan internal negara kita telah memberi kontribusi kenaikan harga pangan. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan mengguncang kondisi ekonomi masyarakat karena daya beli mereka semakin menurun,” tutur Akmal kepada wartawan, Jumat (8/7/2022).
Legislator asal daerah pemiilihan (dapil) Sulawesi Selatan II ini mengingatkan, bahwa harga pangan yang tinggi terus menerus bila dibiarkan akan berdampak efek domino yang beruntut mempengaruhi sektor lain. Bahkan kementerian keuangan pun sudah memahami bahwa ada ancaman inflasi akibat meningkatnya harga pangan.
“Karena sensitifnya harga pangan terhadap inflasi, stok cadangan pangan mesti menjadi kebijakan pemerintah dalam mengelola manajemen krisis. Jangan sampai salah langkah mengelola stok, karena mengelola produksi kita masih kewalahan,” ingat Akmal.
"Manajemen stok mesti baik, dan peningkatan produksi beras, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng masih dapat dilakukan karena komoditas ini potensial untuk meningkat jumlah produksinya," tambahnya.
Tingkatkan Kemampuan Petani
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan, walau pasokan pangan di Indonesia relatif aman dan selama tiga tahun terakhir produksi beras sesuai harapan. Namun, dalam kenyataannya, hampir semua harga komoditas naik, terutama sembilan bahan pokok, seperti daging sapi, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng.
“Di masa yang akan datang, pemerintah mesti dapat meningkatkan kemampuan petani kita dengan alat, modal hingga produk bibit, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing baik secara harga maupun kualitas. Produksi pangan di mana di dalamnya ada pertanian, perikanan, peternakan mesti menjadi leading sektor terhadap pengendalian pangan termasuk tata niaganya. Selama ini sering bertabrakan antara kementerian teknis dan regulator sehingga tidak ada titik temu dalam menangani persoalan pangan,” tutup Akmal.
Merangkak Naik
Harga di beberapa komoditi pagan mulai merangkak naik jelang Iduladha. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, Selasa (5/7), semua kelompok cabai mengalami kenaikan harga dibandingkan hari sebelumnya. Harga cabai merah keriting naik dari Rp 81.100 per kg menjadi Rp 82.450 per kg. Harga cabai merah besar naik dari Rp 75.250 per kg menjadi Rp 76.400 per kg.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional juga mencatat, rata-rata harga daging sapi (per kg) harian di pasar modern di beberapa provinsi telah menyentuh angka Rp 169,15 ribu per kg. Secara keseluruhan, rata-rata di minggu ini naik dibandingkan rata-rata pekan lalu yang tercatat Rp 162,54 ribu per kg.
(*)
Advertisement