Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 136 jemaah calon haji akan disafariwukufkan. Sedangkan jemaah yang akan dibadalhajikan adalah 51 orang berdasarkan data per Jumat (8/7/2022).
Data yang bersumber dari Kesehatan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan Kabid Bimbad menyebutkan, dari 136 jemaah yang disafariwukufkan, ada 104 safari wukuf dengan duduk dan 31 jemaah safari wukuf baring. Mereka adalah pasien yang berasal dari KKHI.
Advertisement
Sedangkan 1 jemaah lainnya merupakan jemaah safari wukuf yang dirawat di Rumah Sakit pemerintah Arab Saudi.
Sementara itu, dilaporkan ada 51 jemaah yang dibadalhajikan. Terdiri dari 29 jemaah yang wafat di Saudi, kemudian ada 10 jemaah badal haji karena sakit berat. Pasien ini dirawat di KKHI.
Selain itu, ada 12 jemaah yang badal haji karena sakit berat dan dirawat di RSAS.
Lantas, apa yang dilakukan jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina?
Jemaah dari Indonesia sudah bergerak ke Arafah untuk melaksanakan rangkaian puncak ibadah haji. Mereka diberangkatkan pada Kamis pagi, 7 Juli kemarin.
Sejumlah jemaah pun mengaku gembira dan siap menjalani prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Kumandang talbiyah mengalun ketika jemaah berangkat dari hotel di Makkah hingga tiba di Arafah.
Lalu seperti apa rangkaian prosesi ibadah puncak haji? Apa yang harus dilakukan jemaah saat berada di Armuzna?
Kementerian Agama menyebutkan, jemaah mulai diberangkatkan ke Arafah dari hotel pada 8 Zulhijah 1443 Hijriah atau 7 Juli 2022 pukul 07-17 Waktu Arab Saudi.
Di Arafah, jemaah menempati tenda masing-masing dan bermalam di Arafah. Pada tanggal 9 Zulhijah atau 8 Juli, wukuf dimulai dengan khutbah wukuf, lalu dilanjutkan salat zuhur dan ashar di jamak dan diqosor.
Jemaah lalu didorong ke Muzdalifah dan bermalam untuk mengambil batu minimal 49 untuk nafar awal dan 70 untuk nafar tsani. Jemaah lalu diberangkatkan secara bertahap ke Mina untuk menginap atau mabit, dimana jadwalnya disesuaikan jadwal Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Jadwal Jemaah Haji Lempar Jumrah
Lalu pada 10 Zulhijah atau 9 Juli, jemaah istirahat di Mina dan berangkat ke jamarat untuk lempar jumrah aqobah, jadwalnya sesuai yang diberikan oleh PPIH. Setelah itu tahalul dan kembali ke tenda.
Pada 11 Zulhijah atau 10 Juli, jemaah kembali ke jamarat untuk lontar jumrah, yaitu ula, wustha, aqobah masing masing 7 batu krikil. Pada 12 Zulhijah atau 11 Juli, jemaah ke jamarat lagi untuk lontar jumrah, yaitu ula, wustha, aqobah, masing masing 7 batu krikil.
Jemaah nafar awal bersiap kembali ke Makkah sebelum matahari terbenam. Sedangkan bagi jemaah nafar tsani, menginap satu malam lagi di Mina. Kemudian pada 13 Juli atau 12 Zulhijah, jemaah nafar tsani ke jumarat untuk lempar jumrah dan kembali ke Makkah.
Jadwal lempar jumrah, untuk 50 persen jemaah pertama antara pukul 00.00 hingga 06.00 pagi, lalu 50 persen berikutnya dimulai sore hari pada pukul 16.00 sampai pukul 22.00 waktu Arab Saudi.
Lalu, hal apa yang sebaiknya dilakukan jemaah?
Konsultan Pembimbing Ibadah Daker Makkah Aswadi Suhada mengatakan, ketika jemaah bermalam di Arafah, jemaah sebaiknya memperbanyak zikir, membaca Alquran, istigasah, manaqiban atau silaturahmi.
Kemudian ketika masuk tanggal 9 Zulhijah sekitar pukul jam 11, jemaah bersiap mengambil wudu karena ada prosesi wukuf di Arafah.
Wukuf dimulai azan kemudian ada khutbah wukuf, lalu salat jamak takdim zuhur ashar di jamak qashar dengan masing masing 2 rakaat. Jemaah pun disarankan berdoa, dimana bisa dilakukan berjemaah dan yang lainnya mengamini.
Advertisement
Cerita Jemaah Calon Haji Indonesia soal Tenda di Arafah
Di sisi lain, jemaah calon haji Indonesia mengaku merasa nyaman menempati tenda di Arafah. Jemaah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Agus Subagio (52), jemaah asal Pamekasan, Madura mengaku nyaman tinggal di tenda.
"Nyaman di sini ada kasur baru bantal baru AC dingin. Selimut disediakan, masih dibungkus plastik semua," kata Agus yang berasal dari Kloter 23 SUB ini, Jumat (8/7/2022).
Agus yang mengaku tiba di Arafah selepas Zuhur ini pun mengaku tidak ada kendala dalam penggunaan fasilitas toilet.
"Tidak seberapa antre, air lancar," kata dia.
Menurut Agus, makanan pun enak. Lauknya bervariasi dari daging hingga ayam.
"Makanan disini enak bervariasi, ayam, daging," jelas Agus.
Hal yang sama juga dirasakan oleh jemaah calon haji kakak beradik dari Gresik, Jawa Timur. Keduanya merasa nyaman berada di tenda.
"Makanan lumayan alhamdulillah. Saya doyan tidur," kata Nisa Faqih Hairani (53) di tenda Maktab 6, Tenda 1, Kloter 21 SUB.