Liputan6.com, Cilegon - Bagi wisatawan yang biasa pelesiran ke Pantai Anyer dan sekitarnya, tentu tak asing melewati Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon, Banten. Namun, di jalan yang beroperasi sejak 2011 itu kerap terjadi kecelakaan. Berdasarkan data dari Unit Laka Satlantas Polres Cilegon, JLS menyumbang 40 persen angka kecelakaan di Kota Baja.
"Kalau di jalan kota padat, cenderung pelan. Cenderung yang fatalitas itu jalan sepi, karena itu pengemudi mengebut. Kalau di jalan kota ini paling kerusakan saja. Kalau kecelakaan di Kota Cilegon JLS itu (menyumbang) sekitar 40 persen," kata Kanit Laka Satlantas Polres Cilegon, Ipda Muhyidin, Jumat (8/7/2022).
Advertisement
Ipda Muhyidin menerangkan, penyebab kecelakaan di JLS Cilegon karena berbagai faktor, salah satunya kondisi jalan yang rusak, kontur jalan, penerangan, tumpahan tanah hingga pasir dari truk pengangkut muatan.
Diketahui, ada tambang pasir maupun tanah di kanan kiri Jalan Lingkar Selatan Cilegon. Para pengusaha tambang memaksakan muatan berlebih ke dalam truk, tanah maupun pasir pun berceceran di jalan.
Tanah yang tumpah dan terkena air hujan menyebabkan jalanan licin. Kemudian pasir yang jatuh dan tertiup angin, menyebabkan pandangan pengemudi terganggu, sehingga menyebabkan kecelakaan. Selain itu, karena muatan terlalu banyak, kerap kali truk tidak kuat menanjak di jalanan yang curam.
"Apalagi di jalan lingkar ada tanjakan itu, di situ sering terjadi. Selain kontur jalan juga muatan. Makanya kita imbau muatan jangan sampai berlebih, karena selain itu mudah mogok, terus orang juga enggak tahu malam-malam ketabrak dari kendaraan itu, truk itu kebanyakan overload. Jalan lingkar itu ya jalannya seperti itu lah," dia menerangkan.
Ratusan Kecelakaan Terjadi
Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas dari Salantas Polres Cilegon, sepanjang tahun 2021 kendaraan yang terlibat kecelakaan ada 145 sepeda motor, 18 minibus, 2 bus, dan 19 truk. Kemudian sejak Januari hingga Juni 2022, ada 74 sepeda motor, 8 minibus, 1 bus, dan 13 truk.
Kemudian penyebab kecelakaan pada 2021 ada 13 kasus karena ceroboh berbelok, tertidur 1 kasus, mendahului 36 kasus, tidak jaga jarak aman 7 kasus, kecepatan tinggi 20 kasus, menabrak pejalan kaki 4 kasus, tidak tertib berkendara sebanyak 29 kasus.
Kemudian sejak Januari hingga Juni 2022, ceroboh saat berbelok berjumlah 4 kejadian, tidak jaga jarak aman 8 kasus, mendahului 17 kasus, kecepatan tinggi 2 kasus, tabrak pejalan kaki 2 kasus dan tidak tertib 21 kasus.
"Kecelakaan sekarang itu di usia-usia produktif dan sepeda motor. Mungkin cara mendapatkannya mudah, ditambah gaya hidup, dengan cara tanpa DP atau DP murah itu orang sudah dapat motor. Sedangkan, cara dia mengendarai sepeda motor itu belum terampil, akhirnya gaya hidupnya begitu, ya sudah," dia menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement