APLI Ajak Korban PHK Jadikan Direct Selling Sebagai Alternatif Usaha

Para korban PHK, akibat dampak Pandemi bisa menjadi enterpreneur melalui industri direct selling ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2022, 23:50 WIB
APLI Ajak Korban PHK Jadikan Direct Selling Sebagai Alternatif Usaha. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis penjualan langsung atau lebih dikenal dengan sebutan MLM (Multi Level Marketing) memberikan kontribusi besar bagi perekonomian di Indonesia. Para korban PHK, akibat dampak Pandemi Covid-19 bisa menjadi enterpreneur melalui industri direct selling ini.

Hal itu disampaikan Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI yang sekaligus Penasehat Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) usai membuka secara resmi acara APLI Exhibition 2022 yang diselenggarakan di Pasaraya Blok M, Jakarta pada Minggu, 24 Juli 2022.Acara yang digelar selama tiga hari, mulai 24 – 26 Juli itu diikuti 43 perusahaan anggota APLI itu diisi kegiatan Talk Show, Product Knowledge, Business Motivation dan Hiburan.

Acara yang menampilkan seluruh produk perusahaan anggota APLI ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap kepada masyakarat tentang produk dan seluk beluk industri direct selling. Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet ini mengaku bangga terhadap kiprah APLI yang tetap tumbuh dan eksis serta mampu membantu masyarakat yang selama dua tahun lalu terpuruk akibat Pandemi Covid-19.

“Saya berharap, para karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja bisa beralih ke bisnis direct selling dibawah naungan APLI. Ini adalah bisnis yang menjanjikan, yang bisa dilakukan kapan saja, dan dimana saja,” ujar Bamsoet.  Selama 38 tahun berkiprah, APLI dipercaya sebagai satu-satunya asosiasi penjualan langsung Indonesia yang diakui oleh federasi asosiasi penjualan langsung dunia atau world federation of direct Selling Asosiastion . (World Federation of Direct Selling Assosiation/WFDSA).

Menurut Bamsoet keberadaan APLI yang mewadahi perusahaan penjualan langsung dan menjadi satu satunya asosiasi penjualan langsung Indonesia yang diakui oleh asosiasi penjualan langsung dunia World Federation of Direct Selling Assosiation (WFDSA) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, apalgi dalam dua tahun terakhir ini.

“Berbagai catatan positif dan kontribusi sektor penjualan langsung terhadap perkonomian nasional ini dapat kita rujuk dari berbagai perspektif. Pertama dari besarnya transaksi penjualan yang pada tahun 2019 sudah mencapai angka 16,3 triliun rupiah. Ini angka yang fantastis,” ungkap Bamsoet.Lebih lanjut dia mengatakan, nilai itu bermakna besar bagi petumbuhan ekonomi nasional, apalagi sektor industri penjualan langsung juga melibatkan jutaan mitra usaha yang mayoritas para UMKM dan para pengusaha-pengusaha pemula.

Perspektif kedua menurut Bamsoet, industri direct selling memiliki karakter binsis yang tangguh dan adaptif. “Ketika era distrupsi teknologi dan berkembangnya paradigma digitalisasi ekonomi, telah menyebabkan, banyak sektor bisnis yang terdampak. Sektor industri penjualan langsung ternyata masih tetap eksis dan sangat efektif dengan memanfaatkan teknologi informasi,” ungkapnya.

Perspektif ketiga, bisnis yang lazim disebut MLM ini memiliki fleksibilitas yang bisa menjangkau dan dijalankan oleh banyak kalangan dan kelompok profesi, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa dan pelajar.Perspektif keempat, industri direct selling ini memiliki kemampuan menampung ribuan pelaku usaha, termasuk para korban PHK yang terus meningkat cukup signifikan sebagai dampak dari Pandemi Covid-19.

 


Kemajuan Teknologi

APLI Ajak Korban PHK Jadikan Direct Selling Sebagai Alternatif Usaha. foto: istimewa

“Bisnis penjualan langsung memberikan peluang bagi mereka untuk bangkit menjalankan bisnis serta membangun kemandirian ekonomi. Ini tentu bermakna penting, mengingat hingga Agustus 2021 lalu Kementerian Tenaga Kerja mencatat lebih dari 538 ribu pekerja telah mengalami PHK,” tutur Bamsoet.

Bamsoet yakin, APLI akan terus memberikan nilai kemanfaatan dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya, menyumbangkan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan tetap konsisten mewujudkan visi organisasi untuk memajukan sektor industri penjualan langsung secara sehat dan berkelanjutan, terus melakukan adaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemajuan kita bersama.

Hal senada disampaikan Direktur Pemberdayaan Usaha, Kementerian Investasi (BPKM), Anna Nurbani yang menyebut, di saat banyak perusahaan terpuruk akibat Pandemi Covid-19, justru industri direct selling semakin berkibar.

“Penjualan secara online yang dilakukan oleh perusahaan dan para membernya mampu menekan angka pengangguran di Indonesia dan mampu menggerakkan roda perekonomian di masa Pandemi ini. Kementerian Perdagangan sendiri telah mencatat industri direct selling mampu memberikan income ke negara sebesar 16,3 triliun dengan melibatkan sekita 5,3 juta mitra usaha,” papar Anna Nurbani.

Menurut Anna Nurbani, tahun ini BKPM diarahkan untuk berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5 persen, yaitu melalui peningkatan target investasi sebesar 1.200 triliun pada tahun 2022 atau naik 33,3 persen dibanding tahun sebelumnya.


Jadi Enterpreneur

APLI Ajak Korban PHK Jadikan Direct Selling Sebagai Alternatif Usaha.  foto: istimewa

“Kami harapkan dengan tumbuhnya industri direct selling ini tentunya juga pemerintah terus bekerja sama dan berkolaborasi dengan dunia usaha, termasuk APLI. Bekerja sama dalam memfasilitasi pelayanan perijinan berusaha ataupun untuk memfasilitasi kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha agar ke depan iklim investasi akan semakin kondusif,” terangnya.

Sementara itu, menurut Ketua UmumKtua Umum APLI Kanny V Soemantoro, event dengan tajuk “APLI Membangun Indonesia” ini seharusnya dilakukan tiga tahun lalu sebelum pandemi.

“Ini adalah exhibisi perdana APLI selama 38 tahun berkiprah. Harusnya sudah dibuat sejak 3 tahun lalu, tetapi terhalang Pandemi Covid-19. Kami yakin bahwa model bisnis ini, platform kami dan produk kami sudah banyak memberikan kontribusi luar biasa baik karena produknya eksklusif dan platformnya yang mengajak banyak orang menjadi enterpreneur,” papar CEO Nuskin ini.

Sekjen APLI Ina Rachman berharap tahun depan bisa mengelar acara serupa dengan lebih besar dan lebih menarik lagi. Selain ingin mendekatkan bisnis direct selling ini kepada masyarakat, acara exhibisi ini juga menjadi sumber informasi lengkap tentang bisnis yang dengan sebutan MLM ini.

“Kami menyadari masih ada stigma negatif tentang MLM. Melalui acara kami ingin memperkenalkan bahwa kami menjual produk luar biasa dan memiliki kriteria khusus. Produk MLM memang bagus-bagus berdasarkan dari inovasi dan penelitian bertahun-tahun sehingga menjadi produk unggulan dari 106 perusahaan anggota APLI,” pungkas Ina Rachman.

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya