Liputan6.com, Nara - Polisi yang menyelidiki pembunuhan mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan tersangka menyimpan dendam terhadap "organisasi tertentu".
Shinzo Abe meninggal di rumah sakit pada Jumat pagi setelah ditembak saat berbicara di sebuah acara kampanye politik di Nara.
Advertisement
Terduga pria bersenjata yang diidentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, meyakini Abe adalah bagian dari kelompok itu dan menembaknya karena alasan tersebut, kata mereka, tanpa menyebut nama kelompok itu.
Mengutip laporan BBC, Sabtu (9/7/2022), polisi masih menyelidiki mengapa Shinzo Abe ditembak dan secara khusus menjadi sasaran serta apakah pembunuhnya bertindak sendiri. Dia sedang memberikan pidato atas nama seorang kandidat politik di sebuah persimpangan jalan di kota selatan Nara ketika penyerang menembaknya dari belakang.
Foto-foto dari acara tersebut menunjukkan tersangka berdiri di dekat Abe beberapa saat sebelum dia ditembak.
Saksi mata menggambarkan melihat seorang pria membawa senjata besar bergerak dalam jarak beberapa meter dari Abe dan menembak dua kali. Mantan perdana menteri itu jatuh ke tanah ketika orang-orang berteriak kaget dan tidak percaya.
Petugas keamanan kemudian menyergap pria bersenjata yang terlihat tidak berusaha melarikan diri. Kemudian menyita senjata yang digunakan.
"Yamagami telah mengakui menembaknya dengan senjata rakitan," kata polisi.
Senjata yang membunuh Abe dibuat menggunakan logam dan kayu, kata petugas, dan tampaknya dibungkus dengan lakban.
Beberapa senjata handmade atau rakitan dan bahan peledak kemudian ditemukan di rumah tersangka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menderita Dua Luka Tembak
Menurut laporan BBC, Abe menderita dua luka tembak di leher -- sejumlah media menyebut ada luka tembak di dada -- dan jantungnya rusak selama serangan itu.
Dia dikatakan sadar dan responsif dalam beberapa menit setelah serangan, tetapi dokter mengatakan tidak ada tanda-tanda vital yang terdeteksi pada saat dia dipindahkan untuk perawatan.
Petugas medis bekerja berjam-jam untuk menyelamatkannya sebelum dia dinyatakan meninggal pada pukul 17.03 waktu setempat (08.03 GMT) pada hari Jumat 8 Juli.
Sekitar pukul 06.00 waktu setempat pada hari Sabtu, sebuah mobil jenazah yang membawa jenazah Abe terlihat meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke rumahnya di Tokyo.
Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan kematiannya pada usia 67 tahun telah sangat mengejutkan negara di mana kejahatan senjata sangat jarang terjadi.
Dia ditembak saat berkampanye untuk mantan partainya, Partai Demokrat Liberal (LDP), menjelang pemilihan parlemen majelis tinggi pada hari Minggu.
Perdana Menteri Fumio Kishida, juga anggota LDP, mengatakan dia "tidak bisa berkata-kata" mendengar berita kematian Abe, bersumpah bahwa demokrasi Jepang "tidak akan pernah menyerah pada kekerasan".
Dia mengatakan kampanye pemilihan akan berlanjut pada hari Sabtu dengan keamanan yang diperketat, dengan pemilihan hari Minggu masih akan dilanjutkan.
Advertisement
UU Senjata Ketat
Di media sosial Jepang, tagar "We want democracy, not violence" ("Kami menginginkan demokrasi, bukan kekerasan") menjadi trending sepanjang hari Jumat, dengan banyak pengguna mengungkapkan kengerian dan rasa jijik mereka atas insiden tersebut.
Kekerasan senjata sangat jarang terjadi di Jepang, di mana senjata api dilarang dan insiden kekerasan politik hampir tidak pernah terdengar.
Pada tahun 2014, hanya ada enam insiden kematian senjata di Jepang, dibandingkan dengan 33.599 di AS. Orang harus menjalani pemeriksaan ketat dan tes kesehatan mental untuk membeli senjata. Meski begitu, hanya senapan dan senapan angin yang diperbolehkan.
Jepang, negara berpenduduk 127 juta orang dengan kematian tahunan akibat senjata api jarang berjumlah lebih dari 10.
"Sejak senjata masuk ke negara itu, Jepang selalu memiliki undang-undang senjata yang ketat," Iain Overton, direktur eksekutif Action on Armed Violence, sebuah kelompok advokasi Inggris, mengatakan kepada BBC.
"Mereka adalah negara pertama yang memberlakukan undang-undang senjata di seluruh dunia, dan saya pikir itu meletakkan dasar yang mengatakan bahwa senjata benar-benar tidak berperan dalam masyarakat sipil."
Namun kemudian, insiden penembakan justru menimpa mantan PM Shinzo Abe hingga menyebabkan ia tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia.
Shinzo Abe Meninggal, Menlu Retno Ucap Belasungkawa Mendalam di FMM G20
Menlu Retno Marsudi turut menyampaikan ucapan duka yang mendalam atas meninggalnya mantan PM Shinzo Abe. Ucapan tersebut ia sampaikan usai pertemuan antar Menlu di Foreign Minister's Meeting (FMM) G20.
"Saya baru saja menerima kabar duka dari Tokyo atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Jepang, Yang Mulia Shinzo Abe. Saya ingin menyampaikan simpati dan belasungkawa yang terdalam dari pemerintah dan rakyat Republik Indonesia, kepada pemerintah, dan rakyat Jepang saat ini berduka," ujarnya.
Ia juga memuji dedikasi mendiang mantan PM Abe atas jasanya dalam melayani rakyat yang akan selalu dikenang.
Warga Jepang berduka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Jumat (8/7) saat menyampaikan kampanye politik di Nara.
"Ini adalah berita yang ditakuti orang-orang di sini, di Jepang selama enam jam," tulis Jurnalis BBC di Jepang Yuko Kato.
"Ini adalah hasil terburuk yang mungkin terjadi," katanya, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7/2022).
Kini, adalah sentimen di mana-mana, soal penggunaan senjata api.
"Apa pun yang dipikirkan orang tentang Abe, Jepang kini bersatu dalam kesedihan, kemarahan, dan keterkejutan," kata Kato.
Shinzo Abe meninggal di rumah sakit. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat partai Shinzo Abe saat sedang menerima perawatan medis, dekat dengan serangan di Nara, kata seorang pejabat senior Partai Demokrat Liberal, lapor lembaga penyiaran publik NHK.
Advertisement