Wijaya Karya Raup Pendapatan Rp 3,16 Triliun, Turun 19,39 Persen pada Kuartal I 2022

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) alami penurunan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Jul 2022, 12:12 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih selama kuartal I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (9/7/2022), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih pendapatan Rp 3,16 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Pendapatan itu turun 19,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun.

Beban pokok pendapatan turun 23,27 persen menjadi Rp 2,80 triliun pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,65 triliun. Dengan melihat kondisi itu, laba bruto perseroan naik 33,4 persen menjadi Rp 358,12 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 268,45 miliar.

Perseroan mencatat beban penjualan naik 99,9 persen menjadi Rp 3 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 1,5 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat Rp 202,19 miliar selama tiga bulan pertama 2022. Beban umum dan administrasi itu bertambah 19,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168,83 miliar.

Dengan demikian, PT Wijaya Karya Tbk mencatat laba usaha susut 15,79 persen menajdi Rp 279,30 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 331,69 miliar. Beban keuangan turun 14,9 persen menjadi Rp 283,32 miliar selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 333,29 miliar.

PT Wijaya Karya Tbk pun mencatat laba bersih Rp 9,47 miliar pada kuartal I 2022. Laba bersih tersebut turun 90,98 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 105,1 miliar. Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham dasar turun menjadi Rp 0,15 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,71.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Aset Perseroan

Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Total liabilitas perseroan tercatat Rp 51,72 triliun hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,95 triliun.  Total ekuitas perseroan tercatat Rp 17,44 triliun selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,43 triliun.

Total aset tercatat Rp 69,17 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,38 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,33 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,98 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham WIKA turun 0,54 persen ke posisi Rp 920 per saham. Saham WIKA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 935 per saham.

Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 940 dan terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.408 kali dengan volume perdagangan 78.917 saham. Nilai transaksi Rp 7,3 miliar.


Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 12,45 Triliun hingga Mei 2022

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan SUN Energy membangun PLTS di Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak, Kalimantan Barat. (Foto: PT Wijaya Karya Tbk)

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru Rp 12,45 triliun hingga Mei 2022. Kontrak baru itu naik 57,54 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Salah satu perolehan kontrak baru PT Wijaya Karya Tbk datang dari pembangunan dan  revitalisasi Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dan Preservasi Jalan dan Jembatan Bali sebagai infrastruktur penunjang perhelatan internasional G20 pada Oktober 2022.

"Pekerjaan Terminal VVIP yang ditargetkan selesai pada Agustus 2022 tersebut akan menjadi wajah baru Indonesia di Bali untuk menyambut para kepala negara, delegasi G20 dan tamu kenegaraan,” ujar Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi, Jumat (8/7/2022).

Adapun ruang lingkup WIKA pada proyek tersebut meliputi pekerjaan bangunan VVIP, bangunan pos jaga, bangunan ruang tunggu, bangunan GWT hingga pekerjaan lansekap.

Selain bandara, dukungan WIKA terhadap kesiapan perhelatan G20 juga dibuktikan dengan pekerjaan preservasi jalan dan jembatan Bali.

Meliputi ruas Simpang Pesanggaran – Nusa Dua, Jimbaran – Uluwatu dan Penataan Lansekap Bundaran, Pedestrian, dan Median Ruas Jalan Bandara Ngurah Rai. Lingkup pekerjaan WIKA meliputi beautifikasi taman dan jalan berupa pekerjaan lansekap, perapihan trotoar dan kelengkapan guiding block atau jalan pemandu bagi penyandang disabilitas, hingga pekerjaan pengaspalan dan penyiapan lahan parkir untuk area Garuda Wisnu Kencana.


Investasi Anak Usaha

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Perusahaan konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) siap melakukan investasi sebesar Rp 1.686.129.840.000 atau Rp 1,68 triliun di anak usaha PT Jasa Marga Gedebage Cilacap.

Hal tersebut disampaikan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/3/2022).

PT Jasa Marga Gedebage Cilacap (JGC) merupakan perusahaan patungangan Wijaya Karya dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), PT Dayamulia Turangga (DMT), PT Jasa Sarana, PT Gama Group, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Perusahaan patungan tersebut dibentuk setelah pemenang Pelelangan Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap diumumkan pada 10 Desember 2021. Kemudian pada 28 Januari 2022, perusahaan patungan ini resmi dibentuk.

PT Wijaya Karya merupakan pemegang 10 persen saham PT JGC, sehingga sesuai porsinya, WIKA akan melakukan investasi sebesar Rp 1,69 triliun, dengan setoran modal awal sebesar Rp 609.600.000 dan berikutnya setoran akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan PT JGC.

Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/POJK.04/2020 tanggal 2 Juli 2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (POJK 42/2020) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (POJK 17/2020), Perseroan berpendapat bahwa Transaksi ini :

 


Selanjutnya

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

1. Berdasarkan POJK 42/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan,Rencana Transaksi tersebut merupakan Transaksi Afiliasi karena ada Pemegang Saham PT JGC dan Perseroan mempunyai kepemilikan Pemegang Saham yang sama yaitu dimiliki oleh Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara. Selain itu salah satu Anggota Direksi Perseroan menjabat sebagai anggota Dewan Komisarid di PT JGC.

2. Berdasarkan POJK 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, Rencana Transaksi tidak termasuk Transaksi Material. Nilai Transaksi tersebut adalah sebesar Rp 1.686.129.840.000 dan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk per 30 September 2021 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan rekan nilai ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 17.980.009.548.000.

Perbandingan antara nilai rencana transaksi dengan nilai ekuitas Perseroan adalah sebesar 9,38 persen dimana nilai Rencana Transaksi tersebut tidak lebih dari 20 persen ekuitas Perseroan, sehingga Rencana Transaksi bukan merupakan transaksi material.

Dengan dilakukannya rencana transaksi, Perseroan dapat mendukung kebutuhan dana PT Jasa Marga Gedebage, yang merupakan salah satu entitas asosiasi Perseroan, dalam menunjang kegiatannya agar dapat melakukan kegiatan operasional ke depan dan diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap Perseroan nantinya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya