Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha media penyiaran NET, PT Net Visi Media Tbk (NETV), resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdana pada Jumat, 8 Juli 2022.
Dalam RUPST perdana tersebut, NETV siap merealisasikan strategi usahanya melalui perluasan segmentasi media penyiaran, pengembangan konten kreatif dan talent management, serta inovasi platform digitalnya.
Advertisement
Strategi tersebut menjadi kunci penting perseroan menangkap peluang baru beradaptasi dalam dinamika perkembangan pada setiap lini usahanya.
CEO NETV Deddy Haryanto menuturkan, perseroan melalui entitas anak usahanya melaksanakan langkah-langkah strategis mengadaptasi perubahan dan membuka peluang baru pertumbuhan perseroan.
Hal ini dengan menerapkan strategi perluasan pasar dengan menargetkan pertumbuhan dari berbagai segmen pemirsa, termasuk segmen pemirsa muda, pemirsa wanita dan pemirsa keluarga. NET juga melakukan pengembangan dalam aspek programming dan variasi konten agar sejalan dengan kebutuhan perluasan segmentasi kepemirsaannya tersebut.
Deddy menuturkan, pihaknya berkomitmen terus menghadirkan ragam konten kreatif yang berkualitas, menghibur, edukatif dan menginspirasi melalui berbagai platform medianya, baik televisi dan platform digital.
"Dalam setiap usaha, disrupsi dan perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Setiap usaha perlu membangun kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, karena setiap perubahan pastinya juga membuka peluang dan kesempatan baru. NETV melalui anak usahanya siap mengembangkan inovasi guna beradaptasi dan memanfaatkan peluang untuk terus tumbuh ke depan,” kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022).
Pengembangan Net Media Digital
Begitu juga dengan PT Net Media Digital (NMD) yang melakukan inovasi dengan menghadirkan konten-konten baru yang hadir secara eksklusif melalui platform digital.
Media digital memiliki potensi pengembangan jangka panjang yang sangat positif sejalan dengan makin tingginya penetrasi dan adaptasi teknologi digital di masyarakat.
Untuk itu, NMD akan terus mengembangkan berbagai konten eksklusif untuk media digital serta mengembangkan platform aplikasi video OTT NET Verse sebagai platform terbaru untuk pemirsanya di ranah digital.
Selain melalui media televisi dan media digital, NETV juga akan membangun kerja sama strategis untuk dapat terus mengembangkan potensi dari seluruh Intellectual Property (IP) dari berbagai variasi genre konten informasi dan hiburan yang kini dimiliki Perseroan.
Deddy menuturkan, berbagai upaya ini akan dilakukan dengan membangun kapabilitas internal lebih baik lagi, serta melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak untuk mendukung usaha Perseroan dalam mengadaptasi perubahan dan membuka peluang baru pertumbuhan.
Advertisement
Kinerja 2021
Pada 2021, kinerja NETV mencatatkan pertumbuhan dengan total pendapatan sebesar Rp 490,20 miliar atau meningkat 9,79 persen dari total pendapatan 2020 sebesar Rp 446,49 miliar.
Di sisi pengelolaan biaya, Perseroan melakukan efisiensi beban usaha mencapai 34,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pada akhir 2021, Perseroan mengurangi nilai rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 171,51 miliar. Hal ini mengalami perbaikan sebesar 72,16 persen dari 2020 yang mencatat rugi bersih sebesar Rp 616,06 miliar.
Dari sisi pencapaian EBITDA, Perseroan mencatat perbaikan dari sebelumnya nilai EBITDA di tahun 2020 sebesar negatif Rp. 58 miliar menjadi EBITDA positif sebesar Rp. 4 miliar di tahun 2021.
Pandemi COVID-19 dan disrupsi teknologi media, serta perubahan iklim industri penyiaran turut menghadirkan tantangan baru yang menuntut kemampuan Perseroan beradaptasi secara lincah.
Adaptasi di lini penyiaran televisi dilakukan dengan melebarkan segmen pemirsa melalui strategi programming timebelt yang terfokus. Sedangkan, adaptasi pada lini usaha media digital dilakukan dengan mengembangkan berbagai konten eksklusif digital yang seluruhnya dilakukan secara terintegrasi. Seluruh upaya adaptasi ini membuka berbagai peluang baru untuk bertumbuh.
Potensi Bisnis Media
Di balik tantangan tersebut, potensi bisnis media di Indonesia sesungguhnya memberikan peluang besar Perseroan untuk tumbuh positif.
Dengan jumlah penduduk usia produktif 15-65 tahun yang mencapai 177 juta orang (68 persen dari total penduduk), serta potensi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus membaik setelah pandemi COVID-19, peluang kebutuhan layanan media bagi masyarakat sangat menjanjikan.
Dalam hal ini, media penyiaran televisi menurut data Nielsen merupakan media pilihan utama pengiklan mengingat tingkat penetrasi televisi mencapai 96,7 persen dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Porsi belanja iklan di televisi pada 2021 mencapai 78,2 persen dari total pengeluaran biaya iklan di Indonesia.
Di luar media penyiaran televisi, perkembangan dalam media digital juga menawarkan potensi pertumbuhan baru bagi Perseroan. Selama masa pandemi, data Nielsen menunjukkan peningkatan konsumsi konten informasi dan hiburan melalui media digital.
"Usaha media penyiaran televisi sangat menjanjikan didukung oleh fundamental yang positif berdasarkan penetrasi jangkauan ke masyarakat yang sangat luas, serta potensi monetisasi yang telah teruji," kata Deddy.
Advertisement