Liputan6.com, Wonosobo - Selain fungsinya sebagai tempat ibadah, sejatinya masjid adalah tempat strategis untuk aktivitas sosial dan kegiatan positif lainnya.
Di Wonosobo, Pemerintah Kabupaten menggandeng Dewan Masjid indonesia (DMI) untuk berkolaborasi program pengentasan kemiskinan dan menekan prevelensi bocah kerdil atau stunting.
Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar mengatakan permasalahan stunting dan kemiskinan di Wonosobo sudah menjadi pekerjaan rumah serius yang harus diselesaikan oleh semua pihak termasuk DMI.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo 2023 yang berfokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Menurut dia, melalui program DMI berbasis kemasjidan, diharap mampu berpartisipasi meningkatkan martabat masyarakat Wonosobo. Karena itu, perlu kerja sama dan komitmen kuat semua elemen masyarakat, terutama dalam mengedukasi pengentasan dua permasalahan tersebut secara tuntas.
Pemkab menarget, setidaknya pada 2024, status rangking kemiskinan dan stunting di Wonosobo menurun.
“Pembangunan Wonosobo saya minta terus disinergikan antar elemen masyarakat, DMI harus mampu mengedukasi masyarakat bagaimana Wonosobo masih dikategorikan daerah stunting dan miskin,” kata Albar, dalam rakor pengurus DMI Kabupaten Wonosobo bersama unsur pemerintah dan kelembagaan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kolaborasi Lintas Sektor
Albar juga berharap, para dai, penyuluh keagamaan, camat se-Wonosobo, dan KUA mampu menjalin kerja sama untuk mewujudkan masyarakat Wonosobo yang bermartabat.
Kabag Kesra Setda Wonosobo, Muhammad Said mengatakan, rakor tersebut untuk mengevaluasi kinerja DMI Wonosobo yang sudah direalisasikan serta mencari solusi terbaik guna meningkatkan kapasitas Pengurus DMI.
“Rakor DMI ini untuk mengevaluasi kinerja yang sudah dilakukan, selain itu juga mencari solusi alternatif guna meningkatkan kapasitas Pengurus DMI,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo H Ahmad Farid menekankan pentingnya nilai keagamaan dalam mewujudkan masyarakat yang religius dan toleran. Hal itu, dinilainya mendukung proses pelaksanaan RPJMD 2021-2026.
Guna mewujudkan masyarakat yang agamis dibutuhkan upaya masif yang terstruktur dan terprogram sepenuh hati, mendorong tercapainya tujuan dunia akhirat yang kekal.
Ia menilai, saat ini kondisi masyarakat sebagian besar dipengaruhi pola hidup materialistik, sehingga peran masjid sebagai filter dan mengembalikan nilai-nilai ajaran agama dinilainya sangat tepat dan efektif.
“Saya melihat kondisi masyarakat Wonosobo sudah dipengaruhi dengan pola hidup materialistik, melalui wadah masjid saya berharap DMI dapat membantu masyarakat lebih memahami ajarannya dengan baik,” ucap Farid.
Tim Rembulan
Advertisement